Bola.com, Jakarta - Sepak bola adalah olahraga yang seharusnya dirayakan dengan suka cita dengan segala drama dan keindahannya. Namun, tidak jarang sebuah pertandingan harus ditunda justru karena alasan keamanan.
Terkadang sepak bola lebih dari sekadar olahraga. Ditundanya partai El Clasico antara Barcelona kontra Real Madrid merupakan salah satu contoh betapa sepak bola situasi politik yang memanas bisa sangat berpengaruh.
Laga tersebut awalnya dijadwalkan terselenggara pada 26 Oktober mendatang. Operator kompetisi La Liga tidak memberikan ijin karena dianggap terlalu berisiko jika tetap dihelat.
Demonstrasi di Catalunya menjadi alasan mengapa pertandingan dua musuh bebuyutan tersebut ditunda. Masyarakat setempat berencana menggelar demonstrasi besar-besaran pada 26 Oktober, yakni tepat saat El Clasico jilid pertama musim 2019/2020.
Baik Barcelona dan Real Madrid sepakat untuk memindah jadwal pertandingan itu pada bulan Desember mendatang. Meski disayangkan oleh sejumlah tim La Liga, faktor keamanan bukan sesuatu yang bisa ditolerir.
Kasus itu bukan yang pertama melanda kompetisi atau pertandingan sepak bola. Berikut lima pertandingan sepak bola yang ditunda karena alasan keamanan.
Kisruh Negara Balkan
Berbeda dengan El Clasico, duel antara Serbia dan Albania dalam tajuk Kualifikasi Euro 2016 sebenarnya sedang berlangsung. Namun, akibat sebuah drone yang provokatif, wasit asal Inggris, Martin Atkinson mau tak mau menghentikan pertandingan dan menundanya.
Tensi panas hubungan politik dua negara tersebut memang selalu panas hingga beerlanjut di lapangan sepak bola. Saat laga tengah berlangsung, ada sebuah drone yang membawa bendera Albania yang kemudian ditangkap oleh pemain Serbia, Stefan Mitrovic.
Apa yang dilakukan Mitrovic memicu kericuhan suporter, ofisial, bahkan pemain kedua belah tim. Pemain Serbia harus mendapatkan pengamanan ekstra ketika digiring ke luar lapangan pertandingan.
London Membara
Pada tahun 2011 silam, terjadi penembakan di Tottenham yang dilakukan oleh polisi ketika aksi damai di London. Hal itu membuat London memanas selama sepekan. Penjarahan toko dan pembakaran gedung terjadi di beberapa lokasi.
Akibat kondisi keamanan yang kacau, dua pertandingan yang melibatkan tim-tim London, yakni Charlton Athletic dan West Ham United ditunda atas perintah pihak kepolisian setempat.
Tak cuma pertandingan sepak bola saja, sejumlah kegiatan atau acara publik lainnya di London juga batal terlaksana karena alasan keamanan.
Final Copa Libertadores
Jaminan keamanan yang lemah akibat beringasnya suporter pernah terjadi di final Copa Libertadores, atau Liga Champions-nya Amerika Selatan. Tak cuma sekali, final yang mempertemukan dua rival kuat, Boca Juniors dan River Plate, ditunda hingga dua kali.
Saat itu, Minggu (25/11/2018), bus pemain Boca dihajar oleh lautan fans River saat tengah menuju Stadion Monumental Antonio Vespucio Liberti di Buenos Aires, ibu kota Argentina.
CONMEBOL selaku otoritas sepak bola Amerika Selatan memutuskan untuk menunda pertandingan di esok harinya. Beberapa jam sebelum kick-off, pihak Boca menyatakan keberatan karena minimnya jaminan keamanan.
Papua Memanas
Kerusuhan yang terjadi di Papua berdampak pada ditundanya pertandingan Shopee Liga 1 2019 pekan ke-17 antara Persipura Jayapura kontra Bali United. Penundaan itu disampaikan langsung manajer PT LIB, Asep Saputra.
"Laga harus ditnda karena situasi keamanan tidak ideal. Mengenai hal ini, sudah kami koordinasikan dengan Persipura dan Bali United," kata Asep.
Sampai saat ini, situasi politik dan keamanan di Papua masih mencekam. Markas Persipura pun harus dipindah ke sejumlah lokasi, seperti Sidoarjo dan Tenggarong.
Protes Pajak BBM
Akhir tahun 2018, Paris yang dikenal dengan kota romatis berubah menjadi kota yang mencekam. Kerusuhan terjadi dan mengakibatkan pertandingan sepak bola antara PSG dan Montpellier ditunda.
Kerusuhan tersebut terjadi setelah pendemo memprotes keputusan naiknya pajak BBM. Pihak kepolisian kemudian meminta duel PSG dan Montpellier tidak dihelat.
"Kami menerima keputusan ini. Kami harus mengatasi. Tentu saja keamanan tetap hal paling penting," kata pelatih kepala PSG saat itu, Thomas Tuchel.
Sumber: Berbagai sumber
Baca Juga
Drama Timnas Indonesia dalam Sejarah Piala AFF: Juara Tanpa Mahkota, Sang Spesialis Runner-up
Mengulas Ranking FIFA Negara-negara yang Bersaing di Piala AFF 2024: Thailand Masih Tertinggi, Timor Leste Paling Buncit
4 Fakta Menarik Laga PSIS vs Semen Padang: Adi Satryo Makin Superior, Kabau Sirah Dibanjiri Catatan Merah!