Jakarta - Mau ke mana atlet setelah pensiun? Jawabannya bisa banyak. Ada yang tetap melanjutkan karier di dunia olahraga, entah itu sebagai pelatih atau pengurus federasi. Ada juga yang justru memilih banting setir dan terjun menggeluti profesi yang malah tidak berkaitan.
Tidak jarang juga atlet yang justru terjun ke dunia politik setelah pensiun. Sebagian bahkan berhasil menempati jabatan penting dalam sebuah partai politik maupun pemerintahan.
Siapa saja? Pele salah satunya. Legenda hidup sepak bola asal Brasil ini pernah menjabat sebagai menteri olahraga Negeri Samba pada tahun 1995 hingga 2001. Mantan pemain Santos tersebut ditunjuk oleh Presiden Brasil kala itu, Fernando Henrique Cardoso.
Sebagai mantan pesepak bola, nama Pele sangat harum di negaranya Brasil. Sebab pria kelahiran 23 Oktober 1940 itu merupakan satu-satunya pemain yang pernah merasakan tiga gelar Piala Dunia saat masih memperkuat Timnas Brasil, yakni 1958, 1962, dan 1970.
Sepak terjangnya sebagai striker belum tertandingi. Di liga domestik, belum ada yang mampu melewati catatan rekornya yang mencapai 650 gol dalam 694 pertandingan liga dan total 1281 gol dari 1363 laga yang pernah diikutinya sepanjang karier sebagai pemain.
Setelah pensiun Pele menyibukkan diri dengan kegiatan sosial. Dia kemudian diangkat sebagai duta UNESCO pada tahun 1994 sebelum menjabat menteri setahun kemudian.
Di masa jabatannya, Pele fokus memerangi korupsi di sepak bola Brasil. Dia kemudian gencar mengusulkan undang-undang anti-korupsi dan dikenal sebagai 'Pele Law'.
Sayang Pele justru tersandung kasus korupsi di akhir masa jabatannya. Dia dituduh menggelapkan dana UNICEF sebesar 700 ribu USD. Uang sebanyak itu merupakan dana yang diberikan untuk menggelar pertandingan yang akhirnya batal dilaksanakan.
Pele kabarnya tidak mengembalikan uang tersebut meski tuduhan itu tidak bisa dibuktikan. Dan belakangan UNICEF juga membantah tudingan tersebut. Pele akhirnya mundur 2001.
Pele bukanlah satu-satunya atlet yang melanjutkan karier di pemerintahan. Sejumlah nama lainnya juga pernah berada di posisi yang sama. Siapa saja?
Nawal El Moutawakel
Wanita kelahiran Casablanca, 15 April 1962 ini merupakan pelari wanita pertama yang merebut emas Olimpiade untuk nomor lari gawang 400 meter. Prestasi ini diraihnya saat nomor ini untuk kali pertama dilombakan pada Olimpiade Los Angeles, AS, 1986 lalu.
Saat masih aktif sebagai atlet, El Moutawakel sudah terlibat di pemerintahan dan bekerja di kantor kementerian pemuda dan olahraga Maroko. Dia pernah menjabat sebagai Inspektur Pemuda dan Olahraga Maroko (1989-1997). Dia kemudian masuk dalam kabinet Abbas El Fassi (2007-2012) dan ditunjuk sebagai menteri pemuda dan olahraga pada tahun 2007-2008.
Witold Bańka
Kariernya di dunia atletik sempat cemerlang. Semasa aktif sebagai alet, Banka merupakan sprinter yang mewakili Polandia dalam sejumlah kejuaraan. Dia pernah memenangkan Kejuaraan Eropa U-23 di Jerman pada tahun 2005 untuk nomor lari estafet 4 x 400 meter.
Namun prestasi terbaiknya adalah ketika tampil pada kejuaraan dunia tahun 2007. Saat itu, menjadi bagian dari tim lari estafet Polandia yang merebut perunggu 4x400 meter.
Setelah pensiun, Banka terjun ke dunia politik. Kariernya melejit dan sejak 2015 lalu, pria kelahiran 3 Oktober 1984 tersebut masuk dalam kabinet Mateusz Morawiecki dan dipercaya menempati posisi Menteri Olahraga dan Pariwisata Polandia hingga saat ini.
Kakha Kaladze
Para penggemar AC Milan tentu familiar dengan nama Kakha Kaladze. Pria asal Gerogia ini mendarat di San Siro pada tahun 2001. Saat itu, Rossoneri menjadikan Kaladze sebagai pemain Gerogia termahal setelah menebusnya dari Dynamo Kiyv dengan harga 16 juta euro.
Pemain bertahan kelahiran Gerogia, 27 Februari 1978 itu memperkuat AC Milan hingga 2010. Selama memperkuat Rossoneri, Kaladze bergelimang gelar, termasuk satu gelar Serie A, satu gelar Copa Italia, dua gelar Liga Champions, dan dua gelar UEFA Super Cup.
Setelah pensiun, Kaladze di dunia politik. Semasa pemerintahan Bidzina Ivanishvili, Kaladze ditunjuk sebagai menteri energi pada 25 Oktoner 2012. Setelah lima tahun menjabat, dia mundur untuk maju dalam pemilihan walikota Tbilisi dan berhasil memenangkannya.
Sumber asli: Liputan6.com
Disadur dari: Liputan6.com (Marco Tampubolon/Edu Krisnadefa, Published 21/10/2019)