Jakarta - Tim Panahan Indonesia menjadi salah satu harapan untuk mendulang banyak medali emas dalam SEA Games 2019. Itu sebabnya latihan pun terus digeber menghadapi ajang bergengsi tersebut.
Tim Panahan Indonesia telah menggelar pemusatan latihan (pelatnas) sejak Maret lalu di Jakarta. Pelatnas ini diikuti oleh 16 atlet putra putri terbaik dari seluruh Indonesia.
Pada SEA Games dua tahun lalu di Malaysia, sumbangan medali Tim Panahan Indonesia memang signifikan, Yakni empat emas, satu perak, dan satu perunggu.
"Kami memahami besarnya harapan perolehan medali kepada Tim Panahan di SEA Games tahun ini. Untuk itu kami sudah melakukan berbagai persiapan dan uji coba di Korea Selatan," ujar Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Panahan Indonesia (PP Perpani) Kelik Wirawan Widodo, Jumat (25/10/2019) di Lapangan Panahan Senayan.
"Kami harapkan dengan saya hari ini hadir dan melihat langsung latihan akan menambah semangat para atlet dan menghasilkan tambahan medali di SEA Games 2019," katanya menambahkan.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Harapan Ketua KOI
Di sisi lain Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari juga berharap Tim Panahan Indonesia kembali meraih prestasi bagus di SEA Games Manila.
"Prestasi Panahan Indonesia merupakan salah satu prestasi terbaik di dunia, terutama di Asia Tenggara. Sea Games tahun ini juga akan sekaligus menjadi catatan penting bagi para atlet, menjelang Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang," ujar Raja Sapta.
"Semoga para atlet memiliki semangat tangguh dan mental baja demi meraih medali dan membanggakan Indonesia," ujarnya menambahkan.
Mitra Perpani
Dalam membina olah raga panahan, PP Perpani bermitra dengan berbagai pihak, termasuk pihak Swasta Nasional dengan pola Bapak Asuh. Saat ini PP Perpani bermitra dengan Indika Energy, Yayasan Bakti Barito dari Barito Pacific Group, dan Gemarang Terapanindo Argayasa (GTA) Group.
Sumber asli: Liputan6.com
Disadur dari: Liputan6.com (penulis Adyaksa Vidi, editor Edu Krisnadefa, published 25/10/2019)