Persebaya Mengkritik Kebijakan TC Timnas Indonesia U-22

oleh Aditya Wany diperbarui 26 Okt 2019, 06:30 WIB
Pemain Timnas Indonesia, Hansamu Yama, melakukan pemanasan saat latihan di Lapangan ABC Senayan, Jakarta, Jumat (7/6). Latihan ini persiapan jelang laga persahabatan melawan Yordania. (Bola.com/Yoppy Renato)

Bola.com, Surabaya - Persebaya merasa dirugikan dengan agenda training center (TC) atau pemusatan latihan Timnas Indonesia U-22. Sebab, ada dua pemain andalan Persebaya yang masuk tim proyeksi SEA Games 2019.

Keduanya adalah Hansamu Yama dan Rachmat Irianto. Hansamu rencananya bakal mengisi slot pemain senior. Tetapi, dia hanya ikut berlatih pada 24-27 Oktober 2019. Setelah itu, dia kembali ke Persebaya.

Advertisement

Sedangkan Rachmat Irianto, yang masih berusia 20 tahun, telah mengikuti TC sejak 1 Oktober 2019 dalam rentetan panjang hingga menjelang kick-off cabor sepak bola SEA Games 2019 yang dimulai 26 November 2019.

Di sisi lain, Persebaya membutuhkan tenaga kedua pemain itu untuk melawan PSS Sleman dalam laga pekan ke-25 Shopee Liga 1 2019 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Selasa (29/10/2019).

"Soal Rachmat Irianto, kami sudah meminta izin untuk memulangkan, tapi tidak boleh oleh Indra Sjafri (pelatih Timnas Indonesia U-22)," kata Ram Surahman, sekretaris Persebaya, kepada jurnalis di Sidoarjo, Jumat (25/10/2019).

Ram mengkritik kebijakan Timnas Indonesia U-22 dalam mengadakan TC yang menggangu agenda klub kontestan Liga 1 2019. Sebab, klub tersebut tidak bisa menggunakan jasa pemain yang dipanggil pelatih Indra Sjafri.

"Masukan saja untuk PSSI, tahun depan, sekalian pemain timnas itu dikontrak setahun saja. Klub, mumpung awal musim, sekalian saja kalau ada pemain timnas jadi tidak kami ambil," tutur pria asal Gresik itu.

"Atau kalau tidak begitu, pola TC timnas harus diubah. Kalau begini, semua klub pasti sama keluhannya, tidak hanya Persebaya. Nanti kalau pemain ditarik kembali, ancamannya sanksi. Kan kasihan juga pemain," imbuh Ram.

2 dari 2 halaman

Sinkronisasi Jadwal

Bek Timnas Indonesia, Rachmat Irianto, saat melawan Thailand pada laga PSSI 88th U-19 di Stadion Pakansari, Jawa Barat, Minggu (23/9/2018). Kedua negara bermain imbang 2-2. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Keputusan Indra Sjafri dalam menggelar TC jangka panjang ini melahirkan polemik. Sebab, tidak sedikit pemain yang harus meninggalkan klub dan memenuhi panggilan gabung ke Timnas Indonesia U-22. Jadwal TC yang bentrokan dengan pertandingan Liga 1 kerap melahirkan protes.

Pada awal musim ini, PSSI sempat mengirim kalender tahun 2019 yang membagi antara kompetisi Liga 1, Piala Indonesia, hingga pekan internasional. Hal itu dimaksudkan untuk memperjelas jadwal agar tidak terjadi benturan.

Namun, dalam kalender itu tidak tertuang agenda TC Timnas Indonesia di level senior maupun kelompok. Alhasil, tidak ada kesepakatan mengenai kesesuaian jadwal yang membuat bentrokan kerap terjadi.

"Kami tidak bisa apa-apa. Di sisi lain, suporter tidak mau tahu, yang penting hasil akhir. Entah pemain seperti apa. SEA Games saja terus. Ini bukan mencari alasan. Tahun depan, kalau ada TC jangka panjang, sekalian saja setahun, itu rasional" ucap Ram.

"Ini kritik untuk pengurus PSSI ke depan. Yang utama sinkronisasi TC timnas dan agenda kompetisi. Ini masalah lama, yang tidak ketemu solusinya. Dulu awal kompetisi katanya sinkronisasi, ternyata tidak,” cetusnya.

Di sisi lain, Persebaya sedang berjuang bangkit dari keterpurukan setelah melewati lima laga terakhir di Liga 1 2019 tanpa kemenangan. Situasi absennya pemain ke Timnas Indonesia itu menjadi alasan hasil buruk yang didapat tim Bajul Ijo.

Berita Terkait