Bola.com, Surabaya - Gelandang asing Persebaya, Aryn Williams, merayakan ulang tahun yang ke-26 pada hari ini, Senin (28/10/2019). Kebetulan, pemain asal Australia itu memiliki tanggal lahir sama dengan perayaan Sumpah Pemuda di Indonesia.
Aryn Williams cukup terkejut saat tanggal lahirnya bersamaan dengan hari nasional yang bersejarah bagi Indonesia. Saat dijelaskan mengenai makna Sumpah Pemuda, semangat dalam dirinya berkobar untuk ikut merayakan.
"Suatu kebetulan tentu saja. Saya akan ikut merayakannya. Selain usia saya bertambah, saya sekarang bagian dari negeri ini karena berkarier di sini. Saya harus punya semangat Sumpah Pemuda di hari spesial ini," ucap Williams kepada Bola.com.
Pemain bernama lengkap Aryn Glen Williams itu memiliki latar belakang yang unik. Orang tuanya berasal dari Inggris. Sang ayah, Eric, lahir dan besar di Inggris dan latar berkarier sebagai pelatih di Indonesia bersama PSMS Medan dan Perseman Manokwari.
Lalu, ibunya, Audrey, juga berdarah Inggris, meski lahir dan besar di Mumbai, India. Aryn Williams lahir dan besar di Perth, Australia, dan membuatnya memiliki dua paspor sekaligus karena tanah kelahiran dan darah keturunan orang tuanya.
Tahun ini, merupakan musim pertama buat Aryn Williams berkarier sekaligus merayakan ulang tahun di Indonesia. Kebetulan, dia juga mengajak sang istri, Kate Andrewartha, untuk tinggal di Surabaya bersamanya.
"Hari yang sangat spesial buat saya. Usia saya sudah 26 tahun, dan Indonesia merayakan Sumpah Pemuda. Saya tidak tahu apakah ada perayaan kecil dengan istri. Yang pasti, semangat anak muda harus saya tunjukkan," imbuh Aryn Williams.
Harus Bersatu
Di sisi lain, Persebaya akan bertanding melawan PSS Sleman dalam laga pekan ke-25 Shopee Liga 1 2019 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Selasa (29/10/2019). Bajul Ijo butuh kemenangan untuk menghentikan hasil buruk di lima laga terakhir.
Aryn Williams mungkin belum banyak tahu mengenai Sumpah Pemuda yang menjadi momen menyatukan berbagai putra daerah di Indonesia itu. Tekad dalam satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa, menjadi pemersatu pada 28 Oktober 1928.
"Berarti kami di Persebaya harus bersatu. Itu akan jadi kado yang sangat spesial dan tak terlupakan buat saya, kalau Persebaya mendapat tiga poin melawan PSS," tutur pemain berpostur 176 cm tersebut.