Bola.com, Surabaya - Aji Santoso untuk kali pertama menggunakan Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, sebagai tempat latihan sejak ditunjuk lagi sebagai pelatih Persebaya. Dia memimpin skuatnya dalam sesi latihan pada Rabu sore (6/11/2019).
Stadion berkapasitas 50 ribu penonton itu mengalami banyak perubahanm meski pekan lalu menjadi tempat kerusuhan suporter saat Persebaya dikalahkan PSS Sleman, Selasa (29/10/2019).
Terlepas dari itu, Stadion GBT terlihat siap kembali digunakan untuk menggelar pertandingan, kendati masih ada bekas terbakar di bagian rumput lapangan.
Rencananya, Pemkot Surabaya bakal melakukan renovasi mulai tahun depan demi persiapan Piala Dunia U-20 2021. Aji sepakat karena stadion yang terletak di kawasan Surabaya Barat itu sangat layak menggelar laga internasional.
"Menurut saya, stadion ini cukup bagus. Kalau ada perubahan untuk Piala Dunia U-20, saya pikir sangat layak. Sebagai warga Surabaya, termasuk saya sekarang juga warga Surabaya, mari sama-sama menjaga stadion kebanggan warga Surabaya ini," ucap Aji.
Pelatih asal Malang itu ikut memantau beberapa sisi stadion yang mengalami kerusakan. Aji masih belum resmi menjadi pelatih saat insiden kerusuhan terjadi. Dia baru resmi diikat kontrak oleh manajemen Persebaya dua hari kemudian atau Kamis (31/10/2019).
Aji mengaku tidak mengalami kendala meski sebagian rumput di sisi timur masih menunjukkan bekas terbakar saat suporter Persebaya mengamuk.
"Lapangannya masih bagus dan semua berjalan lancar," ucap pelatih berusia 49 tahun itu.
Bau Sampah
Beberapa hari lalu, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, secara mengejutkan membuat pernyataan yang kurang menyenangkan mengenai markas Persebaya itu. Dia menyebut Stadion GBT bau sampah dan akan mengusulkan tempat lain untuk tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.
Pernyataan itu melahirkan perdebatan mengingat area Stadion GBT memang dekat dengan tempat pembuangan akhir (TPA). Tetapi, tak pernah tercium bau yang dimaksud oleh Khofifah saat Persebaya menggelar laga kandang.
Aji merupakan sosok yang tidak asing untuk stadion ini. Dia pernah melatih Persebaya 1927 dan ikut menggunakannya. Menurutnya, dulu memang tercium bau itu. Namun, kini sudah banyak perubahan.
"Kalau sedikit-sedikit memang bau. Dulu saat saya pertama ke sini malah menyengat. Sekarang semilir saja. Tapi, sebenarnya tidak menganggu. Kalau di luar stadion mungkin tercium, tapi di dalam tidak," tuturnya.
Pernyataan Khofifah itu kemudian memancing reaksi banyak pihak. Terutama, saat dia mengusulkan Stadion Kanjuruhan, Malang, sebagai pengganti, meski selama ini tidak bersuara saat Indonesia dalam proses bidding tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.
Padahal, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, yang memperjuangkan Stadion GBT untuk menjadi satu dari 10 calon venue tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Dia menyambut baik rencana tersebut, bahkan sebelum diumumkannya Indonesia jadi tuan rumah turnamen ini.