Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-19 lolos ke putaran final Piala AFC U-19 2020. Indonesia menjadi juara Grup K, setelah menuntaskan tiga pertandingan babak kualifikasi tanpa kekalahan.
Kiprah Timnas Indonesia U-19 juga diwarnai dengan fenomena kakak beradik yang bahu-membahu dalam satu lapangan, yakni Amiruddin Bagas Kaffa dan Amiruddin Bagus Kahfi.
Mereka tampil dengan ciri khas yang unik. Bagas dan Bagus, yang sudah bersama sejak di Timnas Indonesia U-16, kerap kali menjadi kunci kemenangan timnya. Mereka mengangkat trofi bersama-sama pada Piala AFF U-16 2018.
Tak terkecuali pada laga di Kualifikasi Piala AFC, Bagas dan Bagus juga menjadi kunci kemenangan tim Garuda Muda asuhan Fakhri Husaini.
Bagas dan Bagus juga kompak mencetak gol saat Indonesia menghajar Hong Kong 4-0. Bagus juga membantu Indonesia mematikan tiket ke Piala AFC U-19 2020, setelah menyamakan skor ketika melawan Korea Utara, Minggu (10/11/2019).
Si kembar kelahiran Magelang, 16 Januari 2002 ini juga paling gampang dikenali, dengan penampilan mereka. Belum lama ini, Bagus memanjangkan rambut. Rambutnya yang keriting, membuat penampilan kribo itu menjadi ciri khas.
Selain bakal tampil di Piala AFC U-19 2020, generasi Bagas dan Bagus juga diproyeksikan menjadi skuat Timnas Indonesia yang akan bertarung di Piala Dunia U-20 2021.
PSSI memastikan, Timnas Indonesia U-19 racikan Fakhri Husaini yang diproyeksikan untuk tampil pada kejuaraan yang digelar di Indonesia itu.
Selain itu, pemain Timnas Indonesia U-19 juga dipersiapkan untuk pra-Olimpiade 2024 di Paris, Prancis. Nantinya, para pemain akan dipromosikan ke Timnas Indonesia U-23.
Sebelum ada Bagas dan Bagus, sepak bola Indonesia sudah lebih dulu diwarnai oleh kiprah kakak beradik. Ada yang pernah bermain di klub yang sama, ada juga yang pernah membela Timnas Indonesia secara bersamaan.
Berikut ini rangkuman Bola.com, 11 kakak beradik di sepak bola Indonesia.
Si Kembar Zulham dan Zulvin
Zulham dan Zulvin Zamrun, adalah saudara kembar yang lahir di Ternate pada 19 Februari 1988. Zulham lahir terlebih dahulu. Mereka pernah memperkuat klub yang sama, yakni Mitra Kukar, pada ISL 2015.
Namun, kompetisi terhenti. Zulvin dan Zulham pun berpisah. Hingga saat ini, keduanya tidak pernah berada di satu klub yang sama.
Zulham masih bertahan di PSM Makassar sejak dua musim lalu. Sementara, Zulvin memperkuat PSGC Ciamis pada Liga 2 2019.
Kurnia Meiga dan Achmad Kurniawan
Dua nama ini adalah legenda bagi Arema FC. Tak lain adalah Kurnia Meiga Hermanysah dan almarhum Achmad Kurniawan.
Sang kakak, Achmad Kurniawan, meninggal dunia pada Januari 2017. Sebelum tutup usia, Achmad Kurniawan memperlihatkan performa brilian di bawah mistar gawang Arema. Ia banyak melakukan penyelamatan gemilang.
Tak jauh beda, Kurnia Meiga adalah satu di antara kiper langka yang dimiliki Indonesia. Ia sudah memperkuat Timnas Indonesia sejak usia muda. Bahkan, hingga saat ini, belum ada kiper yang menjadi suksesornya di bawah mistar gawang Garuda.
Andritany Ardhiyasa dan Indra Kahfi
Andritany adalah satu di antara kiper apik yang dimiliki klub Indonesia. Sementara, kakaknya, Indra Kahfi, baru terkenal setelah ia bergabung dengan Bhayangkara FC pada 2016.
Nama Andritany memang lebih dulu dikenal oleh masyarakat Indonesia. Sebab, karier sang adik lebih mengilap ketimbang sang kakak. Seperti diketahui, Andritany adalah salah satu kiper terbaik yang dimiliki Timnas Indonesia. Ia juga menjadi kiper utama Persija Jakata dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara karier sang kakak lebih lambat. Indra yang menjadi anggota polisi, lebih lama bersama PS POP hingga ia akhirnya memulai debutnya bersama klub profesional bersama Persita Tangerang musim 2009, sebelum akhirnya hijrah ke PSPS Pekanbaru.
Andri dan Indra pernah sama-sama dalam satu pemusatan latihan Timnas Indonesia, yakni pada Piala AFF 2016.
Fandi Eko Utomo dan Wahyu Subo Seto
Fandi Eko Utomo dan Wahyu Subo Seto merupakan kakak beradik anak kandung legenda Persebaya Surabaya, Yusuf Ekodono.
Yusuf merupakan sosok yang sangat legendaris sebagai mantan pemain Persebaya. Dia pernah membawa Bajul Ijo menjuarai Perserikatan 1987-1988 dan Liga Indonesia 1996-1997.
Fandi masih memperkuat Persebaya, sementara sang kakak, Subo, bergabung dengan Bhayangkara FC. Pada awal musim ini, sempat ada rumor Subo hijrah ke Persebaya. Kebetulan, Fandi dan Subo merupakan pemain asli Surabaya dan jebolan kompetisi internal Persebaya.
Boaz Solossa, Ortizans Solossa, dan Nehemia Solossa
Boaz, Ortizans, dan Nehemia merupakan tiga bersaudara yang ikut mewarnai ingar-bingar sepak bola Indonesia.
Ortizans menjadi keluarga Solossa pertama yang terjun di sepak bola. Pria yang akrab disapa Sajojo ini mencuat namanya saat memperkuat PSM Makasar (1999-2004).
Ortizans merupakan kakak dari Nehemia dan Boaz. Ia merasakan tiga gelar juara Liga Indonesia bersama PSM dan Persipura. Ia juga kerap mengisi skuat Timnas Indonesia.
Namun, nama sang adik, Boaz yang paling moncer. Boas adalah ajaib dari tanah Papua yang menjadi pemain kunci Persipura dan Timnas Indonesia.
Sedangkan Nehemia kerap berpindah klub mulai dari Persiss Sorong, Persekabpas Pasuruan, Persibo Bojonegoro, hingga Barito Putera.
Zaenal Arif dan Yandi Sofyan
Zaenal Arif dan Yandi Sofyan berkarier di timeline yang berbeda. Zaenal Arif populer pada era 2000-an ketika berkostum Persita Tangerang.
Sedangkan sang adik, Yandi, baru memulai petualangannya di Arema tahun 2013. Sebelum itu, striker yang memiliki gaya main berbeda dengan sang kakak ini menimba ilmu di SAD Indonesia, CS Vise, dan Brisbane Roar.
Zaenal Arif telah pensiun dan menjadi PNS di Pemkot Bandung.
Maman dan Egi Melgiansyah
Maman dan Egi Melgiansyah merupakan pesepak bola kakak beradik asal Tangerang. Keduanya pun lekat dengan Persita.
Egi pernah menjadi gelandang andalan Timnas Indonesia pada SEA Games 2011. Ia juga memperkuat Pesija Jakarta dan Arema. Cedera membuat kariernya terhambat.
Sementara Maman merupakan pemain yang identik dengan Persita Tangerang dan dipercaya menjadi kapten pada beberapa musim.
Yustinus Pae dan Victor Pae
Yustinus Pae dan Victor Pae merupakan kakak beradik yang punya posisi sama, yakni bek kanan. Tinus Pae masih setia di Persipura Jayapura hingga sekarang.
Sementara sang adik, Victor, kini memperkuat Persewar Waropen yang sedang berkompetisi di Liga 2 2019 di bawah arahan legenda Timnas Indonesia, Elie Aiboy.
3 Keluarga dari Era 1990-an
Selain delapan kakak beradik di atas, pada era 1990-an, sepak bola Indonesia juga diwarnai anggota keluarga yang berkecimpung di bidang sama.
Di antaranya, Alex dan dan Herman Pulalo. Duo Pulalo ini merupakan jebolan PSSI Primavera, proyek PSSI yang kesohor tahun 1990-an. Setelah menimba ilmu di Negeri Pizza, keduanya bergabung dengan Semen Padang dan berhasil menembus pintu timnas senior berkat performa impresif di tim berjulukan Kabau Sirah itu.
Indriyanto Nugroho bersaudara dengan Hariyanto Prasetyo, juga kakak beradik yang mengenyam TC di Italia. Indriyanto merupakan jebolan Primavera dan Hariyanto Prasetyo atau yang akrab dipanggil Tommy, bergabung dengan Barreti.
Tiga kakak-beradik asal Kalasan, Sleman, juga terlahir dari keluarga pesepak bola. Mereka adalah Seto Nurdiyantara, Yohanes Yuni Yantara, dan Fajar Listiyantara.
Seto lahir pada 14 April 1974, Yohanes pada 26 Juni 1979, dan Fajar pada 26 Juni 1981.
Dari ketiganya, karier Seto terlihat lebih menyolok ketimbang kedua adiknya. Seto sukses membawa PSS Sleman manggung di Liga 1 musim ini dan menjadikan tim Super Elja masuk daftar papan atas sejauh ini.