Bola.com, Jakarta - Kejuaraan Dunia Mobile Legends alias M1 sedang berlangsung di Axiata Arena, Bukit Jalil, Malaysia. Ada 16 tim yang tengah berjibaku merebut status sang jawara.
Indonesia mengirimkan dua wakil, yakni EVOS dan RRQ. Duo tersebut menjadi andalan setelah mengamankan posisi dua besar di pentas Mobile Legends Bang Bang Professional League (MPL) Indonesia Season 4.
Proses kualifikasi di Indonesia, MY/SG, Myanmar, dan Filipina berasal dari para juara di MPL masing-masing regional. Myanmar memiliki wakil sang juara, yaitu Burmese Ghouls. Sedangkan regional MY/SG mengirim 3 wakil, yaitu sang juara EVOS SG, Todak, dan AXIS Esports Club.
Selanjutnya, pada masing-masing grup diacak 2 tim dari jalur kualifikasi yang sudah diselenggarakan di Kamboja, Thailand/Laos, Brazil, Rusia, Vietnam, Amerika Serikat, Turki, dan Jepang.
M1 World Championship menjadi kejutan mengingat tidak banyak rekam jejak dan hasil pertandingan yang beredar untuk proses analisa tim. Walhasil, meski sedang berlangsung, menarik untuk melihat tim-tim yang sebenarnya layak berada di papan atas.
Shoutcaster MPL Indonesia Season 4, Ryan “KB” Batistuta, ikut memberikan prediksi mengenai tim-tim yang berpotensi menjuarai gelaran perdana M1 World Championship 2019. “Tim Filipina dan Indonesia akan selalu kuat karena mereka selalu punya jagoan-jagoan yang berbeda-beda,” kata KB.
Berikut ini penilaian KB terkait 5 tim Mobile Legends yang sebenarnya layak menjadi jawara M1 2019.
1. Todak (Malaysia)
Status tuan rumah menjadi modal berharga bagi Todak. "Apalagi Cikkuuu selaku carry punya karakter permainan yang sangat bagus," kata KB. Kelompok ini menjadi satu di antara tim Mobile Legends terbaik di Malaysia.
Permainan yang kuat di segi tim, koordinasi yang tepat serta kemampuan individu yang mumpuni membuat Todak menjadi tim potensial. Selain itu ada sosok Marksman yang patut diwaspadai, yaitu Cikkuu.
Pemuda berusia 18 tahun tersebut merupakan bintang muda Mobile Legends Malaysia. Permainannya yang sangat luwes dengan hero pool yang luas membuat dia patut disegani lawan.
Todak juga menjadi juara 2 di gelaran MPL MY/SG Season 4 setelah kalah lewat pertarungan sengit melawan EVOS SG dengan skor 3-2.
2. Sunsparks (Filipina)
Sang juara MPL Filipina, yaitu Sunsparks, sukses membungkam ONIC PH dengan comeback indah setelah tertinggal 2-1. Sunsparks adalah tim yang dibentuk para pemain serta tim urutan 5-6 pada gelaran MPL PH Season 3, dikepalai Kielvj.
Dominasi Sunsparks di MPL PH Season 4 semakin terasa setelah merekrut Renzio dan Fuzaken dari tim Ownage. Meski memulai babak Regular Season di posisi 4 besar, akhirnya Sunsparks mampu memuncaki gelaran klasemen Regular Season dengan Jaypee sebagai ujung tombak tim.
Sunsparks memiliki kelebihan dari segi kerja sama tim yang teratur meski berada di bawah tekanan. Terbukti dari kemenangan dramatis pada pertandingan ke-4 melawan ONIC PH di babak Grand Final MPL PH Season 4.
3. ONIC Philippines
Kompetitor kuat sekaligus runner-up di ajang MPL PH Season 4 ini memiliki rentetan pertandingan yang sangat konsisten. Meskipun sang saudara, ONIC Esports tampil mengecewakan selama gelaran MPL ID Season 4, kehadiran ONIC PH tampil seperti obat kangen mengingat absennya sang juara MSC 2019 di gelaran kelas dunia, M1 World Championship.
“ONIC PH sama Sunsparks di Grand Final MPL PH Season 4 bermain sangat all-out dan hal ini bakal membuat penampilan mereka kuat di ajang M1 World Championship,” ujar KB.
Tim yang memiliki nama Dream High Gaming sebelum diakuisisi ONIC ini menyongsong gelaran MPL PH Season 4 dengan sangat optimis. Permainan gemilang setiap individu membawa fleksibilitas rotasi dan gank bagi keseluruhan tim. Ly4knu dan Wise masih menjadi tonggak utama permainan ONIC PH.
4. EVOS Legends (Indonesia)
Armada harimau putih siap mewakili Indonesia di ajang dunia. Mereka berusaha melanjutkan dominasi dari MPL Indonesia Season 4 ke M1 World Championship 2019.
Bukan tanpa alasan, EVOS Esports menjadi tim paling dominan dari gelaran MPL Indonesia Season 4. Secara keseluruhan, formasi tim sangat dinamis, kuat saat menyerang dan disiplin saat bertahan. Perubahan laning juga menjadi nilai lebih, apalagi sosok Luminaire yang mampu mengisi kekosongan tim.
Pusat perhatian tertuju pada sosok Rekt dan Donkey. Dua pilar penting EVOS dengan inisiasi yang sempurna serta kemampuan farming yang sangat cepat. Rasanya membiarkan Rekt mengambil Claude merupakan keputusan yang salah buat semua lawannya, mengingat kemampuannya dalam memanfaatkan space farming dengan sangat efisien.
5. VEC Fantasy Main (Vietnam)
Satu-satunya tim favorit juara oleh Ryan “KB” Batistuta yang berpartisipasi di M1 World Championship melalui proses kualifikasi. Fantasy Main merupakan tim asal Vietnam yang sudah berpartisipasi di ajang tingkat dunia Mobile Legends pada gelaran MSC 2018.
Tim ini juga sempat melawan EVOS Esports dan RRQ pada ajang MSC 2018, namun berakhir dengan dua kekalahan berturut-turut. Meski demikian, Fantasy Main yang dulu berbeda dengan yang sekarang.
“Fantasy Main dari Vietnam selalu menjadi SEA Slayer di event-event esports Mobile Legends mana pun,” ucap KB. VEC Fantasy Main kini mengandalkan sosok Hide dan Broly sebagai ujung tombaknya.
Penampilan luar biasa Hide dan Broly sukses mengalahkan para tim-tim Vietnam lain, seperti Oldboys Esport dan Cerberus pada babak kualifikasi dengan torehan sempurna tanpa kekalahan. Tentu para peserta di gelaran M1 World Championship bukan nama-nama yang patut diremehkan. Meskipun demikian, beberapa tim memang layak difavoritkan terkait rentetan prestasi positif, kompetisi ketat di masing-masing regional serta pengalaman para roster yang berbeda.