Bola.com, Sidoarjo - Tekanan dari masyarakat terhadap pemain Timnas Indonesia masih sangat besar. Khususnya, setelah melihat jebloknya performa Tim Garuda saat ini di kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia.
Timnas Indonesia tercatat belum pernah menang dalam empat pertandingan penyisihan Grup G, dan berada di dasar klasemen, di bawah sesama negara di kawasan ASEAN lainnya, yakni Vietnam, Thailand, Malaysia, serta tim Timur-Tengah, Uni Emirat Arab.
Timnas Indonesia dijadwalkan berjumpa Malaysia dalam laga kelima di Stadion Nasional, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Selasa (19/11/2019). Tuntutan untuk memenangi laga itu makin kencang disuarakan di berbagai platform media sosial. Beberapa yang lain, pesimistis timnas kesayangan menuai hasil positif dalam lawatan kali ini.
Dua mantan pemain Timnas Indonesia, Arif Suyuno dan Zulkifli Syukur, mengungkapkan pendapatnya perihal tekanan dari publik. Keduanya merupakan bagian Timnas Indonesia di Piala AFF 2010.
Arif membeberkan tekanan yang dialaminya sangat berbeda dengan pemain Timnas Indonesia dalam 2-3 tahun terakhir. Penyebabnya, media sosial makin mudah diakses dan menjadi senjata mematikan untuk melempar ujaran kebencian.
Gelandang kelahiran Batu tersebut berpendapat keberadaan media sosial cukup memengaruhi performa pemain Timnas Indonesia, yang dalam kondisi tertekan.
"Mungkin salah satu faktor memang itu (media sosial). Tapi, dulu saat saya masih main di Timnas Indonesia, itu zaman masih musim BBM," kata Arif Suyono kepada Bola.com.
"Jadi, tekanan mungkin dari pengurus dan suporter di stadion. Mungkin sekarang tekanan itu juga muncul dari luar stadion. Kadang-kadang, ada serangan ke keluarga juga," imbuh pemain yang kini berseragam Mitra Kukar itu.
Tak Bisa Menyalahkan Netizen
Tekanan begitu hebat itu tidak dialami kalangan pemain saja. Tak jarang netizen alias warganet ikut menyerang akun media sosial milik keluarga pemain, mulai istri atau anak, sehingga kerap melahirkan trauma.
Zulkifli memandang kehadiran warganet itu tidak bisa dihilangkan begitu saja. Dia memahami tekanan besar terhadap Skuat Garuda. Namun, kata Zulkifli, pemain tetap harus fokus pada pekerjaannya tanpa memedulikan ujaran negatif warganet.
"Saya pikir perbandingan dengan dulu, sekarang mungkin penuh dengan tekanan di media sosial. Kalau memikirkan apa kata netizen, itu tidak berguna buat mereka ke depan. Kita tidak bisa menyalahkan netizen, itu hak mereka," ucap bek kiri Sriwijaya FC berusia 35 tahun itu.
"Sekarang kembali ke pemain bagaimana menyikapi kritik yang sampai pada mereka. Sekarang lebih baik fokus ke pertandingan yang akan dihadapi. Komentar-komentar itu jadikan motivasi saja buat kalian," tutur lanjut kapten Timnas Indonesia itu.