Pelatih Singapura Akui Timnas Indonesia U-22 Berbahaya dan Bikin Persaingan Grup B Memanas

oleh Aning Jati diperbarui 27 Nov 2019, 15:45 WIB
Pelatih Singapura U-22, Fandi Ahmad, memberikan keterangan pers di Hotel Century Park, Manila, Minggu (24/11). Cabang sepak bola SEA Games 2019 akan mulai bertanding Senin (25/11). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Manila - Persaingan di Grup B cabang olahraga sepak bola putra SEA Games 2019 sudah memanas, meski baru satu pertandingan yang dilewati tim peserta. Bukti Grup B merupakan grup "maut" terlihat sejak matchday pertama. Hal itu ditegaskan pelatih Timnas Singapura U-22, Fandi Ahmad.

Berbicara setelah kegagalan tim asuhannya mengalahkan Timnas Laos U-22 pada laga pertama Grup B di Stadion Rizal Memorial, Manila, Selasa malam (26/11/2019), Fandi Ahmad mengakui Grup B merupakan grup yang sangat berat.

Advertisement

"Ini pertandingan yang ingin kami menangi supaya memudahkan dalam perjalanan kami berikutnya untuk lolos. Kami melihat Indonesia mengalahkan juara bertahan Thailand 2-0 sebelum kami main, dan ini memang sebuah grup yang berat," kata Fandi Ahmad setelah duel kontra Laos.

Di atas kertas, Timnas Singapura U-22 semestinya bisa menekuk Laos. Apalagi mereka turun dengan komposisi terbaik dengan Faris Ramli, Hami Syahin, dan Zulqarnaen Suzliman mendukung Ikhsan Fandi yang jadi ujung tombak dalam skema 4-2-3-1.

Namun, prediksi itu meleset. Laos, yang juga dilatih nakhoda tim asal Singapura, V. Sundramoorthy, tampil mengejutkan hingga memaksakan hasil imbang tanpa gol.

"Tentu saja kami kecewa karena semestinya kami bisa mendulang tiga poin. Ini bukan permainan terbaik kami. Kami bisa membuat beberapa peluang, yang semestinya bisa dikonversi jadi gol," ujar Fandi, dikutip dari Straits Times.

"Hari ini bukan hari baik kami. Bola kami kena mistar, kiper mereka mampu membuat beberapa penyelamatan yang baik, dan terkadang, kami salah waktu dan melewatkan banyak peluang," lanjutnya.

Meski kecewa, Ikhsan Fandi dkk. harus segera mengubur kekecewaan itu karena laga berat lainnya sudah menanti. Timnas Singapura U-22 akan berjumpa Timnas Indonesia U-22. Laga ini dimainkan di Stadion Rizal Memorial, Kamis (28/11/2019).

2 dari 2 halaman

Analisis Kekuatan-Kelemahan Indonesia

Asisten pelatih Singapura U-22, Noh Alam Shah, memimpin latihan timnya di Stadion Rizal Memorial, Manila, Rabu (27/11/2019) pagi. Singapura hanya mengajak para pemain cadangan yang belum bermain di laga pertama dalam latihan ini. (Bola.com/Muhammad Iqbal Ichsan)

Jika di masa persiapan lalu, Fandi Ahmad tak banyak menyinggung perihal Timnas Indonesia U-22 lantaran lebih membahas perihal Vietnam dan Thailand, yang dinilai lawan terberat di Grup B, kini mau tak mau pendapat itu berubah menyusul kemenangan 2-0 Tim Garuda atas the War Elephants.

Mantan pemain NIAC Mitra itu sekarang mengakui Indonesia bakal jadi lawan berat. Itulah mengapa, ia meminta skuatnya untuk tetap yakin dan memandang ke depan, meski dalam partai sebelumnya gagal memenuhi target kemenangan, dan langsung dinanti lawan berat pada laga selanjutnya.

"Anak-anak harus tetap melihat ke depan, tak boleh terus terpuruk. Indonesia merupakan lawan berbahaya, tapi kami akan menganalisis kekuatan dan kelemahan mereka, yang mana akan coba kami manfaatkan. Mudah-mudahan, semua pemain akan tampil bagus dari menit pertama pertandingan berikutnya," tutur Fandi.

Kemenangan Vietnam dan Indonesia, serta hasil imbang Laos dan Singapura diprediksi membuat peta persaingan di Grup B bakal ketat hingga matchday terakhir.

Saat ini Vietnam dan Indonesia sama-sama mengoleksi poin tiga, namun Vietnam berhak berada di peringkat pertama lantaran unggul selisih gol, disusul Laos dan Timnas Singapura U-22 di peringkat ketiga dan keempat dengan poin satu, dan Thailand sebagai juru kunci dengan nirpoin.

Sumber: Straits Times

 

Pembaca Bola.com bisa menikmati sajian liputan eksklusif SEA Games 2019 Filipina dengan mengklik tautan ini.

Berita Terkait