Wajib Militer Bikin Timnas Singapura Pusing Cari Pemain untuk SEA Games 2019

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 27 Nov 2019, 22:00 WIB
Asisten pelatih Singapura U-22, Noh Alam Shah, memimpin latihan timnya di Stadion Rizal Memorial, Manila, Rabu (27/11/2019) pagi. Singapura hanya mengajak para pemain cadangan yang belum bermain di laga pertama dalam latihan ini. (Bola.com/Muhammad Iqbal Ichsan)

Bola.com, Manila - Timnas Singapura U-22 harus puas mengawali SEA Games 2019 dengan hasil 0-0 kontra Laos, Selasa (26/11/2019). Asisten pelatih Singapura, Noh Alam Shah, mengakui hasil tersebut membuat timnya berada dalam posisi yang tak menguntungkan.

"Pastinya kami kecewa, akan tetapi kami harus berkaca pada diri sendiri juga dan melihat bagaimana masalah yang ada," kata Noh Alam Shah kepada wartawan di Manila, Rabu (27/11/2019).

Advertisement

"Soalnya, persaingan di grup ini masih terbuka dan sulit juga, karena dalam tim ini ada pemain yang pernah diasuh oleh pelatih Laos sehingga dia mengerti kualitas pemain kami," lanjutnya.

Saat ini, Timnas Singapura U-22 berada di peringkat keempat klasemen sementara Grup B SEA Games 2019 dengan satu poin. Pada laga selanjutnya, pasukan Fandi Ahmad harus bekerja keras karena akan menghadapi Timnas Indonesia U-22.

Noh Alam Shah juga mengungkapkan sejauh ini negaranya belum mampu melahirkan pemain-pemain muda yang akan menjadi andalan pada masa depan. Penyebabnya adalah bakat para pemain yang terputus akibat mengikuti wajib militer.

"Negara saya terhambat dengan perkembangan pemain karena memiliki wajib militer. Itu menjadi salah satu hal yang sukar kami beri pengertian kepada pemerintah," ujar eks pemain Arema itu.

"Ketika sudah berada dalam usia pengembangan pada 18 atau 19 tahun, kemudian harus mengikuti wajib militer selama 2 tahun, maka harus kembali dibina dari nol," kata Noh Alam Shah.

 

Video:

2 dari 3 halaman

Tak Bisa Dihindari

Asisten pelatih Singapura U-22, Noh Alam Shah (tengah), bersama staf kepelatihan Singapura saat memimpin latihan timnya di Stadion Rizal Memorial, Manila, Rabu (27/11/2019). (Bola.com/Muhammad Iqbal Ichsan)

Masalah wajib militer tidak bisa dihindari oleh masyarakat Singapura. Berbeda dengan Korea Selatan yang memberikan dispensasi bagi atlet peraih prestasi, pemerintah Singapura tak bisa diganggu gugat terkait wajib militer.

"Tidak ada kelonggaran dan itulah kelemahan Singapura. Makanya, di timnas kami bisa terlihat perbedaan yang mencolok di kelompok umur," ucap Noh Alam Shah.

"Itu sangat disayangkan karena tidak didukung pemerintah Singapura. Soalnya bagi kami, negara yang utama melebihi olahraga, berbeda dengan Indonesia," lanjutnya.

Saat ini, Noh Alam Shah membantu pelatih Fandi Ahmad untuk menukangi Timnas Singapura U-22 di SEA Games 2019. Bahkan, pria berusia 39 tahun itu sudah dipercaya sejak tahun lalu ketika ditugasi membantu Singapura di Piala AFF 2018.

3 dari 3 halaman