Keluyuran Saat SEA Games 2019, 6 Pemain Timnas Singapura U-22 Terancam Kena Sanksi

oleh Aning Jati diperbarui 09 Des 2019, 05:45 WIB
Pemain Timnas Indonesia U-22, Andy Setyo dan Zulfiandi, meminta bola saat melawan Singapura U-22 pada laga SEA Games 2019 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Kamis (28/11). Indonesia menang 2-0 atas Singapura. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Singapura - Sudah jatuh tertimpa tangga. Mungkin pepatah itu bisa menggambarkan kondisi Timnas Singapura U-22 selama SEA Games 2019. Alih-alih memenuhi target medali emas, the Young Lions justru pulang lebih dini lantaran kalah bersaing di Grup B.

Timnas Singapura U-22 hanya menduduki peringkat keempat di klasemen akhir Grup B dengan mengumpulkan poin empat dari lima pertandingan, memasukkan tujuh gol dan kebobolan enam gol.

Advertisement

Satu-satunya kemenangan dicatatkan pada laga terakhir, melawan Brunei Darussalam, dengan skor 7-0 (5/12/2019). Namun, kemenangan besar itu sudah tak berpengaruh apa pun, mengingat Singapura sudah dipastikan tersingkir.

Sementara satu pertandingan lagi diakhiri dengan hasil imbang, 0-0, saat menghadapi Laos pada partai perdana (26/11/2019). Tiga pertandingan lain berujung kekalahan, masing-masing melawan Indonesia, Vietnam, dan Thailand.

Namun, tak hanya persoalan teknis yang membuat Singapura gagal bicara di SEA Games 2019. Tim asuhan pelatih Fandi Ahmad ini didera persoalan internal, nonteknis, berupa indisipliner yang justru dilakukan pemainnya sendiri.

Asosiasi Sepak Bola Singapura (FAS) melalui situs resmi pada Jumat (6/12/2019) mengumumkan pihaknya menemukan ada enam pemain yang melanggar aturan jam malam selama SEA Games 2019 di Manila.

Enam pemain tersebut adalah Tajeli Salamat, Joshua Pereira, Zulqarnaen Suzliman, Zharfan Rohaizad, Kenji Rusydi, dan Lionel Tan.

Keenamnya diketahui melanggar jam malam alias keluyuran dengan meninggalkan markas tim setelah pertandingan kontra Thailand (1/12/2019), dan baru kembali ke Century Park Hotel, tempat Timnas Singapura U-22 menginap di Manila, pada dini hari. Padahal dalam laga itu, Singapura kalah telak 0-3.

2 dari 3 halaman

FAS dan Fandi Ahmad Kecewa

Pelatih Singapura U-22, Fandi Ahmad, memberikan instruksi saat melawan Timnas Indonesia U-22 pada laga SEA Games 2019 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Kamis (28/11). Indonesia menang 2-0 atas Singapura. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Presiden FAS, Lim Kia Tong, yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Disiplin & Etika AFC untuk Kompetisi Sepak Bola Pria dan Wanita di SEA Games, menyatakan kekecewaannya atas pelanggaran yang dilakukan enam pemain itu.

Lim Kia Tong menjelaskan, jam malam diberlakukan, selain untuk memastikan keselamatan dan keamanan pemain, juga untuk menanamkan kedisiplinan dan memastikan pemain bisa beristirahat dengan baik dan siap untuk menjalankan misi demi negara dari cabang olahraga sepak bola.

"Melanggar jam malam itu sunggah menyedihkan dan benar-benar bertentangan dengan nilai-nilai yang sangat diharapkan dari setiap pesepak bola sebagai duta Singapura. Tindakan mereka dilakukan dengan mengabaikan Kode Etik secara terang-terangan. Pada masa kompetisi dalam turnamen, mereka seharusnya benar-benar fokus membawa kembali kebanggaan permainan Singapura, perilaku mereka memengaruhi dan merusak kemampuan serta moral tim, dan mereka telah mengecewakan seluruh bangsa," tutur Lim Kia Tong.

Pelatih Timnas Singapura U-22, Fandi Ahmad, juga tak kalah kecewa.

"Saya benar-benar kecewa dengan pemain dan saya telah memberi tahu mereka hal ini. Mereka di sini tidak hanya sebagai perwakilan Asosiasi Sepak Bola Singapura, tapi juga kontingen Singapura, dan seharusnya mereka tahu nilai bendera yang mereka kenakan. Ini sebuah kemunduran yang tidak perlu bagi tim, apalagi tim mengalami masa sulit selama berjuang di SEA Games," ujar Fandi Ahmad, dilansir dari situs resmi FAS.

FAS dengan tegas segera memanggil keenam pemain tersebut begitu rombongan Timnas Singapura U-22 tiba di negara asal. FAS bersiap menjatuhkan sanksi berat kepada enam pemain itu, andai mereka tak bisa memberikan alasan jelas di balik perilaku tersebut.

3 dari 3 halaman

Bukan Hal Asing

SEA Games 2019 di Filipina. (Bola.com/Dok. VFF)

Di sisi lain, The New Paper menulis, bukan kali ini saja atlet Singapura melanggar jam malam saat melakoni tugas negara.

Pada Asian Games 2014, perenang nasional, yakni Joseph Schooling, Teo Zhen Ren, dan Roanne Ho ketahuan meninggalkan kampung atlet tanpa izin dan berujung mendapat surat peringatan tegas dari SNOC (Komite Olimpiade Singapura).

Kemudian pada Piala AFF 2010, lima pemain Timnas Singapura dijatuhi denda 500 dolar Singapura karena begadang, asyik main kartu hingga dini hari di kamar hotel, hanya beberapa jam setelah kalah 1-2 dari Myanmar dalam penyisihan Grup B di Hanoi.

Ketika itu the Young Lions juga gagal ke semifinal Piala AFF 2010 karena hanya menduduki peringkat ketiga di klasemen Grup B.

Sumber: FAS

 

Pembaca Bola.com bisa menikmati sajian liputan eksklusif SEA Games 2019 Filipina dengan mengklik tautan ini.