Bola.com, Manila - Pelatih Timnas Indonesia U-22, Indra Sjafri, punya alasan khusus menerapkan skema permainan terbuka pada final SEA Games 2019. Menurut Indra, dirinya tak punya pilihan lain karena laga final SEA Games menggunakan format single match atau gugur.
Timnas Indonesia U-22 sedari awal langsung menyerang lini pertahanan Vietnam. Namun, setelah kehilangan Evan Dimas pada menit ke-23, arah permainan pasukan Merah Putih berubah.
Situasi itu lantas dimanfaatkan Vietnam untuk balik menekan. Hasilnya, pasukan Park Hang-seo berhasil mencetak tiga gol melalui Doan Van Hau (39', 73') dan Do Huang Dung (59').
Timnas Indonesia U-22 yang berusaha memperkecil skor terlihat kesulitan membongkar pertahanan Vietnam. Skor 0-3 akhirnya bertahan hingga peluit akhir.
"Kami memulai pertandingan dengan permainan terbuka karena ini memang single match. Tidak ada lagi pertandingan setelah ini, ya kalau tidak menang ya kalah," kata Indra Sjafri.
"Atas dasar itu kami melakukan permainan terbuka. Namun, secara keseluruhan tim ini lebih baik dari pertandingan sebelumnya," ujar pelatih asal Sumatra Barat itu.
Kekalahan ini membuat Timnas Indonesia U-22 kembali harus melanjutkan puasa medali emas SEA Games. Terakhir kali, cabang olahraga menyumbang medali emas pada SEA Games 1991.
Sudah Memprediksi Permainan Vietnam
Pelatih Indra Sjafri mengaku sudah memprediksi gaya permainan Vietnam untuk laga final SEA Games 2019. Namun, pada akhirnya Timnas Indonesia U-22 tetap tak bisa membendung gaya permainan pasukan Park Hang-seo.
"Gol-gol dari set piece menjadi PR kami dan saya sudah sejak awal memberi tahu pemain kalau Vietnam unggul bola-bola atas. Bersama Pelatih Park mereka juga unggul penguasaan bola dan punya pergerakan pemain lebih baik. Pemain Vietnam bermain dengan semangat luar biasa," ujar Indra Sjafri.