Persebaya Tak Gentar Hadapi Persija yang Baru Saja Pesta Gol

oleh Aditya Wany diperbarui 16 Des 2019, 09:15 WIB
Striker Persebaya, David da Silva, dan rekan satu tim merayakan gol ke gawang Arema di Stadion Batakan, Balikpapan (12/12/2019). (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Surabaya - Persebaya akan menghadapi adangan sulit di pekan ke-33 Shopee Liga 1 2019. Setelah melewati tujuh laga sebelumnya tanpa kekalahan, Bajul Ijo akan berjumpa Persija Jakarta di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (17/12/2019).

Persija sedang dalam euforia kemenangan besar setelah membantai Madura United 4-0 pekan lalu, Jumat (13/12/2019). Akan tetapi, pelatih Persebaya, Aji Santoso, tidak khawatir dengan penampilan apik yang diperagakan oleh Macan Kemayoran.

Advertisement

Sebaliknya, Aji justru menunjukkan kepercayaan dirinya saat bertanding di Jakarta Selasa besok. Ia merasa laga nanti bakal berjalan berbeda dan sengit.

“Ya, lawannya di pertandingan itu bukan Persebaya,” kata pelatih asli Malang itu.

Persebaya sendiri memiliki modal yang sangat cukup untuk meladeni Persebaya. Dalam dua pertandingan terakhir, David da Silva dkk. menang dengan skor meyakinkan, masing-masing 4-0 kontra Bhayangkara (8/12/2019) dan 4-1 melawan Arema FC (12/12/2019).

"Artinya, tentu pertandingan nanti berjalan seru. Kita semua tahu, kedua tim ini sama-sama merupakan tim dengan sejarah panjang di sepak bola Indonesia," imbuh Aji.

Dari pesta gol kedua tim itu, pertemuan Persija dan Persebaya ini diprediksi akan menjadi duel sengit. Kondisi terkini kedua tim akan membuat pertandingan ini berjalan ketat untuk saling mengungguli.

2 dari 2 halaman

Duel Klasik

Pertandingan Persebaya Surabaya melawan Persija Jakarta berkesudahan 1-1 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (24/8/2019). (Bola.com/Aditya Wany)

Laga ini bisa dibilang adalah pertemuan klasik dua tim eks Perserikatan. Persija berdiri pada 1928, sedangkan Persebaya lahir setahun sebelumnya pada 1927. Sejak era Perserikatan, keduanya bersaing memperebutkan yang terbaik.

Kedua tim ini juga kolektor terbanyak kompetisi kasta tertinggi. Mereka juga berasal dari dua kota terbesar di Indonesia. Maka, tidak heran bahwa aroma gengsi akan terlibat dalam pertandingan di dalam lapangan.

"Tetapi, sekali lagi, kami ingin rival dalam persaingan hanya selama 90 menit. Setelah itu, kami semua bersaudara. Saya ingin kalau menang dengan cara terhormat, begitu halnya kalau kalah," tutur Aji Santoso.

Berita Terkait