Bola.com, Guangzhou - BWF World Tour Finals 2019 berakhir pada Minggu (15/12/2019). Lima juara dari lima sektor yang dipertandingkan telah dipastikan, di mana pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan telah mewakili Indonesia untuk menjadi juara di ajang tersebut.
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan menjadi juara di sektor ganda putra. Perjalanan yang harus mereka tempuh pun terbilang tidak begitu mudah.
Ahsan/Hendra bukan tidak terkalahkan dalam perjalanan mereka melewati fase grup hingga pertandingan final. Namun, kegigihan mereka telah berbuah manis dengan gelar juara yang tidak bisa diraih oleh rekan-rekannya yang lain.
Ya, dalam BWF World Tour Finals kali ini, Indonesia mengirimkan 7 wakil yang terdiri dari 12 pebulutangkis untuk tampil di sektor tunggal putra, ganda putra, ganda campuran, dan ganda putri.
Namun, empat wakil Indonesia harus tersingkir di fase grup, antara lain tunggal putra Jonatan Christie, ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu, dan dua ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti serta Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja.
Hanya Anthony Ginting, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, serta Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, yang berhasil lolos dari fase grup ke semifinal. Beruntung Indonesia punya dua wakil di partai puncak, tapi sayangnya hanya Ahsan/Hendra yang berhasil menjadi juara.
Kali ini Bola.com merangkum perjalanan wakil Indonesia itu hingga berhasil menjadi juara BWF World Tour Finals 2019.
Meyakinkan Sejak Awal
Ahsan/Hendra tergabung di Grup B BWF World Tour Finals 2019 bersama ganda putra Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, dan dua ganda putra Chinese Taipei, Lee Yang/Wang Chi-lin dan Lu Ching-yao/Yang Po-han. Pasangan Malaysia menjadi lawan yang harus dihadapi Ahsan/Hendra.
The Daddies, julukan bagi Ahsan/Hendra, mampu tampil meyakinkan dalam laga pertama. Pasangan Malaysia mampu memberikan perlawanan tapi tetap kalah dua gim langsung. Ahsan/Hendra melewati gim pertama dengan kemenangan 21-19 dan 21-16.
Perjuangan Ahsan/Hendra pun mulai berat di pertandingan kedua. Menghadapi pasangan Chinese Taipei, Lu Ching-yao/Yang Po-han, The Daddies tetap berhasil menang lewat rubber gim. Ahsan/Hendra memastikan keunggulan 21-10 di gim pertama tapi kehilangan gim kedua dengan skor 15-21.
Lewat perjuangan yang cukup ketat, Ahsan/Hendra pun memastikan diri lolos ke semifinal dengan kemenangan 21-19 di gim penentuan. The Daddies bisa sedikit bernafas lega karena tak perlu mengencangkan otot saat menjalani laga ketiga.
Hal tersebut tampaknya memang mereka lakukan di pertandingan terakhir. Ahsan/Hendra kalah 18-21 dan 18-21 dari pasangan Chinese Taipei, Lee Yang/Wang Chi-lin, yang juga lolos ke semifinal sebagai juara grup. Bagi Ahsan/Hendra, kekalahan ini tentu tak berarti apapun, justru mereka bisa lebih bugar di semifinal karena tidak terlalu memaksakan diri di laga terakhir fase grup.
Satu hal yang menarik, Ahsan/Hendra justru harus kembali bertemu dengan pasangan Chinese Taipei tersebut di semifinal. Berbekal pengalaman sudah bertemu di laga terakhir fase grup, Ahsan/Hendra justru tampil meyakinkan dan membalas kekalahan tersebut dengan kemenangan mutlak 21-14 dan 21-9.
Sayang, All Indonesian Final tak bisa diwujudkan karena ganda putra Indonesia lainnya, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, takluk dari pasangan Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe, di semifinal. Endo/Watanabe menyingkirkan Marcus/Kevin lewat rubber gim, 21-11, 15-21, dan 21-10.
Kerja keras Endo/Watanabe untuk melewati adangan Marcus/Kevin di semifinal tampaknya membuat pasangan Jepang itu cukup kelelahan. Meski memberikan perlawanan sengit kepada Ahsan/Hendra, mereka tak mampu mencuri satu gim pun. Ahsan/Hendra menang dua gim langsung 24-22 dan 21-19, untuk memastikan diri menjadi juara.