Bola.com, Sleman - Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro mengungkap rahasia sukses timnya bisa bersaing di Liga 1. Menurutnya, ada banyak faktor yang membuat PSS menjadi tim yang cukup kompetitif.
"Pertama karena beruntung, kemudian karena kemauan dari pemain meski banyak materi pemain kami Liga 2 bahkan ada yang Liga 3. Kekompakan menjadi dasar tim ini," kata Seto Nurdiyantoro, Senin (16/12/2019).
"Kemudian kinerja tim pelatih yang terus bekerja keras dalam latihan. Intinya semua dari kami banyak belajar setelah dari Liga 2 ke Liga 1. Terus belajar tidak hanya sampai di sini," tegas pelatih berlisensi AFC Pro ini.
PSS yang berstatus sebagai tim promosi, ternyata mampu bersaing dengan tim-tim mapan di kasta tertinggi. Dengan materi yang terbilang biasa-biasa saja, juara Liga 2 2018 ini sempat menembus papan atas.
Tim berjulukan Super Elang Jawa ini memastikan bertahan di Liga 1 musim depan pada pekan ke-30.
PSS Sleman mendahului tim-tim mapan seperti Persib Bandung, PSIS Semarang, hingga juara bertahan Persija Jakarta. Tim promosi lainnya, yakni Semen Padang dan Kalteng Putra kembali turun ke Liga 2 karena gagal bersaing.
Skuat Biasa
Melihat komposisi PSS Sleman, mereka tidak punya pemain berlabel bintang. Empat pemain asing PSS tercatat baru pertama kali bermain di Indonesia. Brian Ferreira juga harus mengakhiri musim lebih cepat karena cedera di pekan ke-24.
Skuat PSS mayoritas adalah pemain musim lalu yang dipertahankan. Mulai Ega Rizky, Bagus Nirwanto, Asyraq Gufron, Ikhwan Ciptady, Dave Mustaine, Rangga Muslim, Wahyu Sukarta, hingga Irkham Zahrul Mila.
PSS mendatangkan pemain pada jeda kompetiis, tapi juga bukan bintang. Mereka adalah Haris Tuharea, Ricky Kambuaya, dan Kushedya Hari Yudo, yang merupakan jebolan tim Liga 2 lainnya. PSS juga mendatangkan pemain muda dari kasta Liga 3, yakni Ocvian Chanigio dan Arif Satya Yudha Alkanza.