Gagal Happy Ending, Banur Tetap Bangga dengan Perjuangan PSIS

oleh Vincentius Atmaja diperbarui 21 Des 2019, 23:10 WIB
Gelandang PSIS semarang, Jonathan Cantillana (kiri), merayakan gol ke gawang Bhayangkara FC pada laga pekan ke-34 Shopee Liga 1 2019, di Stadion Moch Subroto, Magelang, Sabtu (21/12/2019). (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Bola.com, Magelang - PSIS Semarang gagal memenuhi ambisinya untuk mengakhiri Shopee Liga 1 2019 dengan happy ending. Tim Mahesa Jenar takluk 2-3 dari Bhayangkara FC di Stadion Moch Soebroto, Sabtu (21/12/2019).

PSIS berhasil unggul lebih dulu berkat gol yang disarangkan gelandang berpaspor Palestina, Jonathan Cantillana, pada menit ke-13 dan 16'. Akan tetapi, Bhayangkara mampu bangkit dan berbalik unggul lewat gol Anderson Salles (8'), Sani Rizky (41'), dan Bruno Matos (48').

Advertisement

Hasil minor ini sekaligus menjadi kekalahan kedua secara beruntun yang didapat PSIS. Pada pekan sebelumnya, Tim Mahesa Jenar juga dipermalukan tamunya Madura United dengan skor 2-3.

Target PSIS yang bisa masuk 10 besar di klasemen Liga 1 2019 harus kandas. Kini, mereka turun ke peringkat 13 dengan nilai 43. Prestasi musim ini bisa dibilang menurun, mengingat Hari Nur Yulianto dkk. sukses finis di posisi 10 pada musim 2018.

Meski demikian, pelatih PSIS Semarang, Bambang Nurdiansyah, tetap mengapresiasi kerja keras anak asuhnya. Ia menyebut timnya sebenarnya bisa menang jika mampu memanfaatkan peluang yang didapat.

"Pastinya saya tetap bangga dan respek dengan anak-anak. Walau kalah, tetapi permainan kami justru lebih bagus," ujar Bambang Nurdiansyah.

"Lebih banyak punya peluang ketimbang Bhayangkara FC, mereka ada peluang dan gol. Sementara itu, kami punya banyak peluang tetapi minim gol. Belum beruntung saja saya kira," ungkap pelatih yang akrab disapa Banur itu.

 

Video:

2 dari 2 halaman

Jadi Pembelajaran

Bhayangkara FC berhasil mengalahkan PSIS Semarang di Stadion Moch. Soebroto, Magelang dengan skor 3-2 pada lanjutan Shopee Liga 1 2019. (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Ia meminta para pemainnya untuk tidak larut dalam kekecewaan meski gagal memenuhi target khusus, yakni prestasi yang lebih baik. Bertahan di Liga 1 untuk musim depan dengan perjuangan yang luar biasa, diharapkan jadi pembelajaran PSIS Semarang dalam menghadapi persaingan musim 2020.

"Kesimpulannya anak-anak ini sebenarnya punya potensi besar, hanya perlu dipersiapkan dengan lebih baik lagi. Tetap bermain dengan hati, kemudian sadar akan profesi, saya yakin mereka akan berkembang," jelas sang pelatih.

Berita Terkait