Bola.com, Malang - Manajemen Arema FC mengatakan bahwa pihaknya akan menentukan masa depan Makan Konate pada Januari mendatang. Diakui General Manager Ruddy Widodo, negosiasi berjalan sangat alot karena nilai kontrak Konate melejit.
Makan Konate jadi buruan banyak klub musim depan. Maklum, pemain asal Mali itu tampil dominan bersama Arema FC musim ini.
Dia memegang tiga catatan tertinggi. Seperti tampil dalam 33 laga, jumlah 16 gol, 11 assist, dan masuk nominasi pemain terbaik Liga 1 2019. Wajar jika banyak klub dari Indonesia, Malaysia dan Thailand yang menggodanya untuk hengkang.
Arema sendiri mengaku jika Konate masuk dalam kerangka tim musim depan. Pelatih baru yang masih dirahasiakan sudah memberikan tempat untuk mantan pemain Persib Bandung tersebut.
Namun hingga kini, Arema masih belum mencapai kesepakatan terkait perpanjangan kontrak dengan agen Konate. "Kami sudah melakukan negosiasi sejak beberapa pertandingan terakhir di Liga 1. Mungkin Januari ada ada keputusan," kata General Manager Arema, Ruddy Widodo.
Kabarnya, kontrak Konate naik lebih dari 50 persen. Padahal kontrak lamanya merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah pemain Singo Edan.
Arema sendiri tidak menyebutkan berapa nominal kontrak yang diinginkan agen Konate. Dari informasi yang dihimpun bola.com, sudah ada klub Indonesia yang menawarnya hampir 4 miliar rupiah.
Kontrak Konate sendiri di Arema akan berakhir pada Januari mendatang. Bisa jadi ini sinyal jika pemain bernomor punggung 10 itu akan lepas.
Video
Masih Pantas Dipertahankan?
Jika dibandingkan musim lalu, dia sudah menandatangani perpanjangan kontrak pada laga terakhir Liga 2018. Sementara sekarang negosiasi masih berjalan alot.
Beberapa waktu lalu, Konate mengaku betah tinggal di Malang dan main untuk Arema. Namun persoalan nilai kontrak baru yang meningkat drastis jadi kendala.
Fans Arema sebenarnya berharap Konate bisa dipertahankan. Tapi manajemen tentunya akan berhitung lebih cermat jika harus mengucurkan dana besar untuk satu pemain karena masih banyak pemain asing papan atas Indonesia yang nilainya masih dibawah Konate.