Tunjuk RD sebagai Manajer, Madura United Ingin Jadi Inisiator

oleh Aditya Wany diperbarui 08 Jan 2020, 05:30 WIB
Rahmad Darmawan resmi menjadi pelatih Madura United. (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Bangkalan - Rahmad Darmawan bakal rangkap jabatan di Madura United pada musim 2020. Pelatih berusia 53 tahun itu menjabat sebagai manajer sekaligus pelatih kepala.

Penunjukan ini terbilang belum lazim di sepak bola Indonesia. Sebab, jabatan manajer dan pelatih kepala biasanya dihuni orang yang berbeda. Direktur Madura United, Haruna Soemitro, mengungkap alasannya memilih pelatih berusia 53 tahun itu.

Advertisement

"Selama ini tugas manajer itu apa sebenarnya? Manajer di klub Indonesia tidak punya lisensi kepelatihan, tapi malah punya kuasa atas tim. Malah biasanya mereka bisa mengatur tim karena juga bisa duduk di bangku cadangan," kata Haruna kepada Bola.com.

“Makanya, saya mengusulkan manajer tim di Liga 1 itu harus memiliki sertifikat. Bagi Madura United, tugas manajer musim ini harus diemban juga oleh pelatih kepala," imbuh Haruna.

Tugas manajer dan pelatih memang berbeda. Manajer wajib memenuhi keperluan non-teknis tim. Sementara pelatih kepala mengurus teknis pertandingan sekaligus membimbing pemain dalam skuatnya.

"Aneh sekali melihat orang yang tidak berlisensi manajer bisa memarahi orang berlisensi pelatih. Pelatih itu sudah capek-capek kursus kepelatihan, tapi berada di bawah manajer," ucap Haruna.

2 dari 2 halaman

Bekerja Sesuai Porsi

Madura United (bola.com/Rudi Riana)

Di sisi lain, fenomena ini menjadi hal yang lumrah di sepak bola Eropa.

Haruna memandang klub Indonesia harus mengikuti langkah itu. Sebab, jabatan manajer di klub Indonesia ini sebenarnya serupa dengan tugas yang diemban oleh direktur olahraga.

"Sudah saatnya sepak bola Indonesia juga seperti itu. Apa yang ditata oleh klub Eropa itu sudah betul. Jadi, tidak ada jabatan yang mubazir dan setiap orang bisa bekerja sesuai porsinya," tutur Haruna.

"Madura United ingin menginisiasi peleburan jabatan manajer dan pelatih kepala. Mungkin langkah ini ke depan bisa ditiru oleh klub lainnya," ujarnya.

Sebelumnya, sebenarnya sudah ada beberapa klub Indonesia yang menerapkan hak serupa. Indra Sjafri pernah melakoni tugas itu di Bali United pada 2016. Hal yang sama terjadi pada Robert Alberts bersama PSM Makassar.

Berita Terkait