Seto Nurdiyantoro Belum Mencapai Kesepakatan Baru dengan PSS

oleh Vincentius Atmaja diperbarui 12 Jan 2020, 14:15 WIB
Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro, memberikan instruksi saat melawan Semen Padang pada laga Liga 2 di Stadion Pakansari, Jawa Barat, Selasa (4/12). PSS menang 2-0 atas Semen Padang. (Bola.com/M. Iqbal Ichsan)

Bola.com, Sleman - Manajemen PSS Sleman telah menggelar pertemuan dengan Seto Nurdiyantoro untuk membahas kelanjutan kebersamaan kedua pihak. Hanya, pertemuan itu masih belum membuahkan kesepakatan.

Seto Nurdiyantoro, yang belum lama ini melaksanakan ibadah umrah, bertemu manajemen klub pada Sabtu (11/1/2020). Seto mengungkap belum ada kesepakatan apa pun, dan menyerahkan keputusan kepada manajemen PSS Sleman.

Advertisement

Ia memang tidak memberikan garansi bisa bertahan di PSS, terutama lantaran beberapa syarat yang diajukannya, yang belum juga dipenuhi, di antaranya mempertahankan pemain sesuai rekomendasinya dan pembentukan manajemen yang terstruktur.

"Kemarin sudah ada pertemuan, dan memang ada negosiasi. Tapi, sekarang saya ibaratkan bola ada di tangan manajemen," ungkap Seto, Minggu (12/1/2020).

"Intinya, saya menyampaikan evaluasi hasil musim lalu. Ada sejumlah hal yang perlu perbaikan di tim ini. Seperti mes yang representatif dan lapangan latihan, karena itu adalah kebutuhan tim," beber Seto.

2 dari 2 halaman

Membangun dari Awal

Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro dengan miniatur bus pemberian suporter cilik setelah laga melawan Tira Persikabo di Stadion Maguwoharjo, Minggu (22/12/2019). (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Seandainya Seto kembali menakhodai PSS Sleman, hal lain yang juga menjadi kendala adalah proses pembentukan tim, yang harus dari awal. Hal tersebut mengacu pada cukup banyaknya pemain musim lalu yang memilih hengkang ke tim lain.

Beberapa pemain dipastikan hengkang, padahal masuk daftar pemain yang direkomendasikan untuk dipertahankan, sperti Sidik Saimima, Dave Mustaine, Haris Tuharea, dan Kushedya Hari Yudo.

PSS juga hanya hanya memiliki kendala waktu mepet jika Liga 1 musim 2020 digelar mulai Maret mendatang.

"Berarti hanya punya waktu 1,5 bulan jika kompetisi dimulai pada Maret. Semua tergantung manajemen cepat atau lambat dalam mengambil keputusan," jelas Seto.