Kolaborasi, Petarung One Championship dan Bintang Timnas Indonesia Saling Bertukar Peran

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 25 Jan 2020, 22:50 WIB
Pemain Timnas Indonesia U-22, Firza Andika dan Zahra Musdalifa (Timnas putri), dalam acara PSSI bersama ONE Championship di Gandaria City, Jakarta, Sabtu (25/1/2020). (Bola.com/Yoppy Renato)

Jakarta - One Championship berkolaborasi dengan PSSI dan Timnas Indonesia. Gaung kerja sama itu dimulai lewat acara peluncuran di Gandaria City, Jakarta, Sabtu (25/1/2020).

Acara kerja sama itu pun dihadiri atlet dari kedua cabang olahraga. Dari Timnas Indonesia diwakili Firza Andika (timnas U-23) dan Zahra Musdalifa (timnas putri).

Advertisement

Sementara, One Championship diwakili oleh Prisila Lumbangaol dan Adrian Mattheis. 

“Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk berada disini hari ini, untuk menunjukkan keterampilan seni bela diri saya di depan para penggemar dan tamu-tamu terhormat kami dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia," kata Adrian.

Acara ini berlangsung meriah. Para atlet One Championship sempat memeragakan kemahiran bela diri mereka kepada puluhan anak-anak yang hadir di acara.

"Ini adalah bela diri yang ada aturannya. Tapi bukan untuk dilakukan di sembarang tempat," kata Priscila.

Senada dengan Priscila, Zahra juga meminta orang tua tidak perlu ragu jika anak perempuannya ingin menekuni sepak bola. Ia mengatakan, sepak bola dapat berdampak positif bagi wanita.

"Jangan anggap sepak bola hanya olahraga cowo doang. Sepak bola bukan hal yang jelek melainkan sehat dan bagus," kata kapten Timnas Indonesia Putri itu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Bertukar Cabang Olahraga

Keempat atlet itu pun sempat menjajal cabang olahraga masing-masing. Adrian dan Priscila mencoba memainkan bola, sementara Zahra dan Firza menjajal martial arts.

Bukan hanya itu, keempatnya juga bercerita singkat mengenai perjalanan karier masing-masing. Priscila misalnya, ia mengaku sempat menggeluti wushu selama 11 tahun.

"Selama saya di wushu ada pertentangan orang tua karena saya wanita. Takut kenapa-kenapa," katanya.

"Setelah 11 tahun berhenti karena faktor x. Lalu saya beralih ke MMA. Di sini sama, karena bagi mereka keras," ujar Priscila.

"Tapi saya yakinkan mereka jangan khawatir. Ini beladiri yang manusiawi. Sampai sekarang orangtua saya suport," katanya.

Pesepak bola putri Indonesia, Zahra Muzdalifah, saat acara meet and greets ONE Championship dan Timnas Indonesia di Gandaria City Mall, Jakarta, Sabtu (25/1). ONE Championship dan PSSI bersinergi untuk pengembangan atlet di Tanah Air. (Bola.com/Yoppy Renato)
3 dari 3 halaman

Bangga Berkolaborasi

Sementara itu, Zahra Musdalifa mengaku bangga, sepak bola dan One Championship dapat berkolaborasi. Menurutnya, disiplin tinggi adalah kunci penting apabila seseorang mau menjadi atlet.

"Untuk menjadi atlet bukan hal yang mudah, harus mempunyai mental dan motivasi yang tinggi serta disiplin dalam hal apapun demi lambang garuda di dada.” kata Zahra.

 

Sumber: Liputan6.com

Disadur dari: Liputan6.com (Luthfie Febrianto/Achmad Yani Yustiawan, published 25/1/2020)