Demi Sang Legenda, Arena Basket di Filipina Berubah Jadi Monumen Peringatan Kematian Kobe Bryant

oleh Marco Tampubolon diperbarui 27 Jan 2020, 21:10 WIB
Arena basket The House of Kobe di Filipina diresmikan hanya 12 jam sebelum kematian Kobe Bryant (AFP/Maria Tan)

Jakarta - Kabar meninggalnya Kobe Bryant benar-benar mengguncang dunia. Kesedihan tidak hanya terasa di tanah kelahirannya, Amerika Serikat, tapi juga menjalar hingga ke negara lain, termasuk Filipina. 

Sebagai negara yang juga populer dengan olahraga basket, nama Kobe Bryant sangat terkenal di Filipina. Apalagi semasa hidupnya, mantan pemain LA Lakers itu pernah tujuh kali ke sana. 

Advertisement

Banyak warga Filipina yang mengidolakan Kobe Bryant. Karena itu, tidak aneh bila kematian pemain kelahiran Philadelphia itu terasa sangat mengejutkan mereka. Terlebih kabar itu hanya 12 jam berselang setelah peresmian arena basket yang dibangun untuk menghormatinya.

Seperti dilansir dari BBC, gedung bernama The House of Kobe itu terletak di Valenzuela City. "Saya tidak mengerti. Hanya berjarak 12 jam dari acara gunting pita dan kejadian itu," kata anggota kongres Filipina, Eric Martinez yang juga sosok penting di balik pembangunan arena basket tersebut. 

"Semua orang larut dalam kesedihan hari ini. Negara ini mencintai bola basket," bebernya. 

Eric Martinez bercerita, proyek pembangunan The House of Kobe dimulai tahun lalu. Namun keputusan untuk menyematkan Kobe Bryant untuk nama gedung tersebut baru tercetus pekan lalu. 

 

Saksikan juga video di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Coretan Dinding

Berbagai ungkapan duka dituliskan warga di dinding arena basket The House of Kobe yang baru diresmikan di Filipina (AFP/Maria Tan)

Kobe Bryant mengalami kecelakaan helikopter di Calabasas, California, Amerika Serikat, Minggu (26/1/2020) atau Senin dini hari WIB. Dalam insiden ini, sembilan orang dinyatakan tewas termasuk mantan pemain LA Lakers itu dan putri keduanya, Gianna Bryant yang berusia 13 tahun. 

Kabar duka ini ikut memuluk para pecinta basket di Filipina. Mereka kemudian menumpahkan rasa tersebut lewat coretan berbagai pesan di dinding The House of Kobe yang baru diresmikan. 

"Selamat beristirahat di surga pahlawanku," bunyi salah satu pesan yang tertulis di sana. 

"Ini kabar yang menyedihkan. Rasanya seperti kehilangan saudara sendiri,"kata Marti Dadia, fans Kobe dari Laguna. "Saya menamai anak saya Kobe bukan karena kemampuannya di lapangan tapi lebih kepada bagaimana dia menginspirasi orang-orang untuk mengarahkan sisi terbaik dalam diri mereka apapun bidang yang mereka kuasai," ujar wanita berusia 33 tahun tersebut menambahkan.

 

3 dari 3 halaman

Sosok Ideal

Dinding arena basket The House of Kobe di Filipina yang diresmikan hanya 12 jam sebelum kematian Kobe Bryant menjadi monumen untuk menyampaikan pesan duka warga. (AFP/Maria Tan)

Sementara itu, basket selama ini memang menjadi olahraga paling populer di Filipina. Asosiasi Bola Basket Filipina (PBA) yang dimulai 1975 merupakan kompetisi bola basket profesional pertama di Asia yang formatnya mendekati NBA.   

Setiap pekan stasiun televisi di Filipina menyiarkan hingga 10 pertandingan bola basket. Ini membuat popularitas olahraga ini semakin besar dan banyak warga yang bermimpi jadi pemain profesional. 

Bagi sebagian warga Filipina, kehidupan Kobe Bryant dianggap banyak mewakili nilai-nilai kehidupan mereka. Selain presitasi di lapangan, Kobe dianggap sosok yang rendah hati, pekerja keras, dan sayang keluarga. Kobe Bryant juga dianggap sosok yang setia lewat 20 tahun berkarier di LA Lakers.

 

Sumber asli: BBC

Disadur dari: Liputan6.com (Marco Tampubolon/Edu Krisnadefa, Published 27/1/2020)