Jakarta - Island Express Helicopters, perusahaan yang memiliki helikopter Sikorsky S-76B, yang menewaskan Kobe Bryant di Calabasas, California, Amerika Serikat pada Minggu (26/1/2020), berhenti beroperasi.
Seperti dikutip dari CNN, Island Express Helicopters menghentikan layanan mereka dengan alasan operasional. Mereka memberhentikan layanan hingga waktu yang tidak ditentukan untuk menyelidiki penyebab kecelakaan yang menimpa Kobe Bryant.
Perusahaan helikopters yang juga melayani penerbangan reguler ke Pulau Catlina itu ingin membantu penyelidikan. Island Express Helicopters cukup percaya diri karena catatan FAA menyebut mereka sudah disertifikasi untuk penerbangan menggunakan aturan visual.
Penyelidikan ini juga memeriksa apakah sistem keamanan sudah direkomendasikan oleh otoritas penerbangan internasional hingga sistem yang memperingatkan pilot untuk menghadapi medan.
Akibat kecelakaan tersebut, Kobe Bryant harus menghembuskan napas terakhirnya di usia 41 tahun. Selain Kobe Bryant, ada delapan penumpang lain yang dinyatakan tewas.
Anak Kobe Bryant, Gianna Bryant juga tewas. Korban meninggal lainnya yang dikenali dari sidik jari, yakni Payton Chester (13); Alyssa Altobelli (14); Keri Altobelli (46); dan Christina Mauser (38); John Altobelli (56); Sarah Chester (45); dan pilot, Ara Zobayan (50).
Saksikan video pilihan berikut ini:
Fakta Sang Pilot
Mengutip dari Daily Mail, Ara Zobayan bukanlah pilot biasa. Hal itu dikatakan oleh sahabat Zobayan, yakni Jared Yochim.
"Dia adalah pilot yang luar biasa, seorang instruktur, pilot charter, dan pria yang hebat. Dia bukan pilot helikopter yang egois dan sangat jujur," ucap Yochim.
"Zobayan mampu mempengaruhi banyak orang dengan cara yang positif. Hampir dari pekerjaannya, dia tidak membuat kesalahan," katanya menambahkan.
Pilot Takut Dipecat
Seorang pensiunan Angkatan Udara AS Jerry Kidrick, yang menerbangkan helikopter di Irak, berspekulasi Zobayan khawatir bakal diganti jika tidak mengudara. Pasalnya, dia pernah dalam posisi sama ketika diminta membawa petinggi militer dalam cuaca buruk.
"Bisa saja dia berpikiran bakal kehilangan pekerjaan jika tidak terbang. Sebab, Bryant bisa mencari pilot lain yang mau melakukannya," ujar Kidrick.
Sumber: Daily Mail, USA Today
Disadur dari: Liputan.com (Cakrayuri Nuralam/Edu Krisnadefa, published 31/1/2020)