Positif dan Negatif Tim Putra Indonesia Hanya Bermain lawan Korea di BATC 2020

oleh Hendry Wibowo diperbarui 10 Feb 2020, 16:45 WIB
Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, saat melawan wakil Denmark, Anders Antonsen, pada laga final Daihatsu Indonesia Masters 2020 di Istora, Jakarta, Minggu (19/1). Anthony Ginting menang 17-21, 21-15, dan 21-9. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Manila - Hanya satu hari jelang bergulirnya ajang Badminton Asia Team Championship (BATC) 2020, Selasa (11/02), dua tim China dan Hong Kong memutuskan mundur.

Kedua negara ini urung tampil lantaran aturan pemerintah Filipina mengenai pendatang dari kedua negara tersebut di tengah wabah virus Corona.

Advertisement

Oleh karena itulah, hari Senin (10/2/2020), undian harus diulang. Tim putra Indonesia yang awalnya berada di grup A dengan India dan Filipina, kini hanya satu grup dengan Korea.

Sedangkan tim putri tetap di grup Y bersama Thailand dan Filipina. Menurut Susy Susanti selaku Manajer Tim Indonesia fakta tim putra hanya melawan Korea di penyisihan grup memiliki aspek positif maupun negatif.

"Memang perubahan draw ini bisa menguntungkan, bisa juga merugikan," kata Manajer Tim Indonesia, Susy Susanti dalam rilis yang diterima Bola.com.

"Tapi dari awal kami sudah siap kalau ada perubahan seperti ini, yang penting dari tim dan individu masing-masing siap," lanjutnya.

Video:

2 dari 2 halaman

Tim Putra Hanya Bermain Sekali

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Susy Susanti dengan sejumlah pebulu tangkis Indonesia pada acara jumpa pers Indonesia Masters 2020 di Jakarta, Kamis (21/11/2019). (foto: Liputan6.com/Bogi Triyadi)

Tim putra Indonesia yang awalnya mesti melewati dua laga di fase penyisihan grup, kini hanya akan menjalani satu pertandingan saja.

Susy menyebutkan bahwa hal ini ada dampak positif maupun negatifnya. "Di satu sisi kami bisa lebih irit tenaga," Susy menerangkan.

"Tapi di pertandingan pertama, langsung dapat lawan yang lumayan kuat (Korea). Kami tidak boleh lengah," tambahnya.

Panitia penyelenggara juga memberi kelonggaran kepada para para atlet untuk tidak bersalaman dengan lawan, wasit serta hakim servis, sebelum dan sesudah pertandingan.

Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kondisi para peserta selama turnamen berlangsung, terkait penyebaran virus Corona.