Bola.com, Jakarta - Fase penyisihan Grup B Piala Gubernur Jatim 2020 sudah bergulir sejak Selasa (11/2/2020). Laga pertama telah dimainkan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Empat tim peserta, Arema, Persija Jakarta, Persela Lamongan dan klub Malaysia, Sabah FA, sudah memberikan tontonan menarik.
Sebagai tuan rumah, Arema mampu memenuhi keinginan pendukung untuk mengalahkan lawan. Sabah FA, yang jadi lawan pertama, digulung dengan skor 2-0. Sementara Persija mengalahkan sesama tim Liga 1, Persela, dengan skor telak 4-1.
Meski Piala Gubernur Jatim 2020 dijadikan ajang pemanasan jelang Liga 1 2020, ribuan suporter yang datang di Stadion Kanjuruhan tetap antusias menyambut kehadiran empat tim tersebut.
Dari pantauan Bola.com, ada empat sosok yang mendapat sambutan meriah ketika berada lapangan.
Alasannnya beragam. Ada yang dianggap legenda sepak bola Indonesia, pemain bintang, hingga mantan pujaan publik Malang yang sedang memperkuat tim lain.
Siapa saja pemain itu? Berikut empat nama yang mendapat sambutan hangat di Piala Gubernur Jatim 2020 saat tampil di hadapan suporter di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Ahmad Bustomi
Gelandang gaek ini membela Persela Lamongan di tahun 2020. Dia baru kembali ke kasta teringgi Liga 1, setelah musim lalu berkiprah di kasta kedua bersama Mitra Kukar.
Di pertandingan pertama Piala Gubernur Jatim 2020, pemain yang akrab disapa Cimot ini turun sebagai pengganti saat Persela kalah dari Persija 1-4 (12/1/2020).
Tepuk tangan suporter mengiringi langkahnya ketika masuk di pertengahan babak kedua. Bukan hanya dari LA Mania, fans Persela yang hadir langsung, melainkan juga Aremania yang sedang menantikan laga kedua, Arema melawan Sabah FA.
Sambutan hangat itu tak lain karena Bustomi pernah jadi bagian Arema dalam dua periode, musim 2008-2011 dan 2014-2017.
Bustomi juga tercatat dalam skuat Arema saat menjuarai ISL 2010. Meski dia sempat dicaci Aremania saat hengkang ke Mitra Kukar di masa keemasannya, Bustomi bisa menarik simpati suporter yang pernah memujanya.
"Saya titip salam kepada Aremania," kata Bustomi setelah pertandingan pertama di Stadion Kanjuruhan.
Evan Dimas Darmono
Evan Dimas Darmono mengalami cedera saat membela Timnas Indonesia U-22 di final SEA Games 2019. Laga kontra Persela menjadi debut pertamanya setelah cedera sekaligus dengan klub barunya, Persija.
Evan masuk ke lapangan sebagai pengganti, hanya selang beberapa menit setelah Ahmad Bustomi juga menjalani debutnya untuk Persela.
Evan masuk dan mendapat tepuk tangan dari Jakmania yang ada di tribune sebelah selatan Stadion Kanjuruhan.
Setelah pertandingan, Evan mengaku senang bisa bermain lagi. Apalagi kini Persija kini dihuni banyak pemain berkualitas.
"Senang rasanya akhirnya bisa main kembali. Apalagi kami menang di pertandingan ini," jelas gelandang yang musim lalu memperkuat Barito Putera ini.
Sebenarnya Evan merupakan pemain yang dimunculkan oleh internal Persebaya Surabaya, yang notabene selalu mendapat teror jika bermain di Stadion Kanjuruhan. Namun, karena membela Persija, dia memperoleh sambutan hangat.
Kushedya Hari Yudo
Arema boleh saja mendatangkan pemain asing yang digadang-gadang jadi idola baru musim ini, Jonathan Bauman. Namun, nyatanya justru rekrutan baru putra daerah yang menarik simpati Aremania di laga perdana kemarin. Dia adalah penyerang agresif, Kushedya Hari Yudo.
Suasana Stadion Kanjuruhan, sering bergemuruh ketika Yudo beraksi membawa bola maupun merebutnya dari kaki lawan.
Permainannya yang tak kenal lelah mengejar bola dianggap mewarisi pemain khas Malang. Sudah lama Arema tidak punya pemain lokal bertipikal seperti itu.
Untuk sementara, penyerang berusia 26 tahun ini bisa dibilang rekrutan yang berhasil. Meski tidak mencetak gol, dia punya kontribusi besar membawa kemenangan 2-0 untuk Arema atas Sabah FA (11/2/2020).
Dua gol tersebut prosesnya bermula dari kaki eks pemain PSS Sleman tersebut. Bisa jadi ke depan dia selalu jadi pilihan utama di Arema.
Selama Piala Gubernur Jatim 2020, Yudo bisa menarik animo Aremania untuk datang memberi dukungan langsung. Permainannya mengingatkan karakter Arema masa lampau, di mana tidak hanya skill individu yang jadi andalan, tetapi lebih pada kengototan di lapangan.
Kurniawan Dwi Yulianto
Klub Malaysia, Sabah FA, sebanarnya kurang dapat sambutan bagus di laga perdana. Hal itu tidak lain karena rivalitas di level timnas antara Indonesia dengan Malaysia.
Ketika pemain Sabah melakukan pemanasan, Aremania yang berada di dekat bench Sabah FA memberikan teror dengan teriakannya.
Namun, ketika MC pertandingan memperkenalkan klub itu sebelum pertandingan, ada satu nama yang membuat suporter memberikan tepuk tangan. Adalah keberadaan sang pelatih kepala, Kurniawan Dwi Yulianto.
Maklum, Kurniawan adalah legenda sepak bola Indonesia. Dia merupakan striker tajam di era akhir 90-an.
Kurniawan masih punya karisma di mata suporter karena menjadi simbol lini depan Indonesia yang pernah menimba ilmu di Italia.
Kurniawan tidak asing dengan sepak bola Jawa Timur lantaran semasa bermain dia pernah membela Persebaya dan Persela. Selebihnya, dia berkelana membela Pelita Jaya, PSM Makassar, dan beberapa klub besar lain di Indonesia.