Bola.com, Surabaya - Pelatih Bhayangkara FC, Paul Munster, menjadi korban pelemparan oknum suporter Persebaya. Insiden itu terjadi saat Bhayangkara FC dan Persebaya berjumpa dalam laga kedua Grup A Piala Gubernur Jatim 2020 di Stadion Gelora Bangkalan, Bangkalan, Rabu (12/2/2020).
Momen itu berlangsung saat Persebaya mendapat penalti dari wasit Yudi Nurcahya pada menit ke-68. Terjadi pelemparan botol dari tribune yang dihuni Bonek, suporter Persebaya, ke arah bangku cadangan Bhayangkara FC.
Tak beberapa lama, Paul Munster terlihat mengambil sebuah benda dari tanah. Rupanya, itu bongkahan batu bata yang hampir mengenai kepalanya. Dia memegangnya sambil melihat ke arah tribune, memasang gesture mempertanyakan pelemparan itu.
Sekilas, pelatih asal Irlandia Utara itu terlihat memprovokasi suporter. Sebab, penghuni tribune bersorak ramai menghujani Paul Munster dengan makian dan pelemparan botol. Paul Munster mengaku ingin menenangkan suporter berwarna kebesaran hijau itu.
"Saya tidak memprovokasi. Karakter saya di lapangan memang seperti itu. Mungkin suporter Persebaya tidak menyukai karakter saya yang seperti ini. Saya dilempari (bongkahan) batu bata yang hampir mengenai kepala," ucap pelatih berusia 37 tahun itu.
"Saya hanya berusaha menenangkan. Mungkin karena saya yang melakukannya, mereka merasa terprovokasi. Kalau lemparan botol mungkin tidak masalah, tapi (bongkahan) batu bata, itu tidak respek. Ini memalukan," imbuhnya.
Tindakan Merugikan
Saat tim asuhannya dihukum penalti, Paul Munster dan ofisial Bhayangkara FC terlihat melakukan protes keras kepada wasit. Bisa jadi, situasi itu yang membuat suporter Persebaya melakukan pelemparan benda ke lapangan.
Makan Konate yang maju sebagai eksekutor gagal menjalankan tugasnya. Bola tendangan melambung tinggi. Dua menit kemudian, Bhayangkara mencetak gol lewat Dendy Sulistyawan dan mengunci kemenangan 1-0 di laga ini.
Terlepas dari kemenangan yang diraih tim besutannya, Paul Munster mengkritik perilaku suporter Persebaya. Sebab, Bonek kerap melakukan tindakan kurang pantas dan merugikan diri sendiri.
"Seharusnya ada edukasi kepada suporter soal ini. Mereka sudah mengalami itu tahun lalu dan akhirnya dihukum. Mereka tidak bisa mendukung Persebaya dan itu merugikan mereka sendiri," imbuh mantan pelatih Timnas Vanuatu tersebut.
Musim lalu, Bonek tidak bisa menonton langsung sembilan laga tersisa Persebaya dalam Liga 1 2019. Mereka mendapat sanksi akibat kerusuhan yang terjadi setelah tim kebanggaannya menjamu PSS Sleman di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya (31/10/2019).
Baca Juga