Jakarta - Presiden La Liga, Javier Tebas, ikut berkomentar atas sanksi yang dijatuhkan UEFA untuk Manchester City. The Citizens mendapat sanksi larangan dua musim berlaga di kompetisi antarklub Eropa karena melanggar financial fairplay.
UEFA seperti diketahui sudah mengetuk palu hukuman untuk Manchester City pada Jumat (14/2/2020). City dianggap terlalu menggunakan kekuatan finansial untuk mengangkat prestasi.
"UEFA akhirnya mengambil keputusan berani. Memaksakan aturan Financial Fair Play dan menghukum klub yang menggunakan doping uang itu penting buat masa depan sepak bola," katanya.
"Sudah bertahun-tahun kami serukan agar UEFA menghukum Manchester City dan PSG. Lebih baik telat daripada tidak sama sekali."
Manchester City memang kerap jadi sorotan karena belanja pemain yang jor-joran. Kini, tinggal PSG yang belum mendapatkan sanksi.
Sanksi Berat
Manchester City mendapatkan sanksi berat dari UEFA. Selain sanksi larangan berkompetisi di Eropa, City juga didenda 30 juta euro karena melanggar aturan FFP.
Keputusan ini dilakukan setelah dilakukan rapat oleh Dewan Pengontrol Finansial Klub (CFCB) pada Januari.
"CFCB sudah mempertimbangkan seluruh bukti yang menunjukkan Manchester City sudah melanggar lisensi klub UEFA dan FFP, dengan cara mendongkrak angka sponsor di akun dan info break even kepada UEFA pada 2012 dan 2016," bunyi pernyataan UEFA.
Manchester City langsung bereaksi dengan melakukan banding ke badan arbitrase olahraga (CAS).
"Klub sangat kecewa tapi tidak kaget dengan pengumuman CFCB," bunyi pernyataan City.
Cari Keadilan
Manchester City memastikan bakal mencari keadilan dengan sanksi berat ini. Mereka sudah lakukan antisipasi soal ini.
"Singkatnya begini, ini kasus yang diawali, dieksekusi dan disidangkan oleh UEFA. Klub akan mencari keputusan yang tidak merugikan secepat mungkin," lanjut pernyataan City.
Sumber: Mirror, Manchester City
Disadur dari: Liputan6.com (Defri Saefullah/Adyaksa Vidi, published 15/2/2020)