Bola.com, Sleman - PSS Sleman secara mengejutkan menjadi kekuatan baru di kancah Liga 1. Pertama kali mencicipi Liga 1 2019, langsung dilalui dengan sukses.
Tim Elang Jawa di luar prediksi mampu bersaing dengan finis di posisi delapan klasemen akhir Liga 1 2019. Bahkan PSS Sleman mampu finis di posisi yang lebih baik ketimbang tim-tim dengan tradisi kuat, seperti Persija Jakarta atau Arema FC, dan PSM Makassar.
Beberapa torehan memukau didapat saat PSS masih dibesut pelatih Seto Nurdiyantoro musim lalu. Seperti pernah mempermalukan tiga tim kuat, yakni Persebaya Surabaya, Madura United, dan Bhayangkara FC.
Selain itu, PSS menjadi satu-satunya tim promosi yang bisa bertahan di Liga 1. Dua tim lainnya harus kembali turun kasta ke Liga 2, yakni Semen Padang dan Kalteng Putra.
Setelah merasakan persaingan di Liga 1, tim kebanggaan Bumi Sembada lantas punya target yang lebih tinggi pada musim keduanya. Peringkat yang lebih baik dari tahun sebelumnya menjadi tujuan utama pada musim 2020.
Meski berasal dari kota kecil bukan berarti PSS dapat disepelekan begitu saja. Mereka berambisi menjadi klub besar yang mampu bersaing secara prestasi maupun finansial. Target masuk lima besar di kompetisi Liga 1 2020 menjadi langkah awal PSS.
"PSS memang berasal dari kota kecil. Tetapi bukan berarti kami hanya merupakan tim kecil. Kami ingin menjadi besar karena punya potensi untuk melakukannya," terang CEO PSS Sleman, Fatih Chabanto.
Perombakan besar pun dilakukan manajemen klub demi memenuhi target tersebut, diawali dengan keberanian PSS Sleman mengganti Seto Nurdiyantoro dengan pelatih asal Spanyol, Eduardo Perez Moran. Langkah tersebut cukup mengundang kontroversi dan berujung aksi protes dari suporter sampai saat ini.
Video
Perubahan Materi Pemain
Materi pemain PSS Sleman juga mengalami perubahan yang cukup signifikan ketimbang musim lalu. Nama pemain andalan seperti Brian Ferreira, Ricky Kambuaya, Haris Tuharea, hingga Kushedya Hari Yudo memilih hengkang ke klub lain.
Namun, mayoritas penghuni skuat utama masih bertahan, termasuk trio pemain asing, Alfonso De La Cruz, Guilherme Batata, dan Yevhen Bokhasvili. Sementara deretan pemain baru PSS datang diantaranya adalah Samsul Arifin, Arthur Irawan, Aaron Evans, dan Irfan Bachdim.
Nama terakhir paling mendapatkan sorotan sebagai superstar baru PSS. Irfan Bachdim didatangkan dari Bali United dan bakal menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat Sleman.
Perekrutan yang dilakukan PSS karena kualitas dan pengalaman yang dimiliki Irfan Bachdim. Namun, juga segi komersial sang emain berdarah Belanda yang masih memiliki nilai tinggi secara bisnis.
"Tidak hanya pelatih Eduardo Perez yang menginginkannya, tapi juga segi bisnis. Kalau dari sisi permainan, jelas coach Eduardo sudah paham dengan kualitas Irfan Bachdim," katanya.
"Banyak pertimbangan yang diambil saat kami mendatangkan Irfan Bachdim. PSS memang berambisi terbang tinggi menjadi klub besar meski berada di kota kecil," timpal sang CEO.
Profil Pemain Bintang: Irfan Bachdim
PSS Sleman resmi menjadi klub Indonesia ketiga yang dibela Irfan Bachdim dalam kariernya. Suami dari Jennifer Kurniawan ini cukup malang melintang di sejumlah klub, termasuk di kompetisi luar negeri.
Mengawali karier di Persema Malang, kemudian dirinya hijrah ke Liga Thailand bersama Chonburi. Kemudian sempat bermain di Liga Jepang bersama Ventforet Kofu dan Consadole Sapporo.
Pemain kelahiran Amsterdam, Belanda, ini menghabiskan tiga musim terakhir untuk Bali United. Bermain sebanyak 66 kali, Irfan Bachdim sukses mencetak 13 gol, sekaligus sukses mengantarkan Serdadu Tridatu juara Liga 1 musim 2019.
Irfan Bachdim juga sempat menjadi bintang di Timnas Indonesia sejak debutnya pada 2010. Dari 39 kali tampil bersama skuat Merah-putih, suami dari Jennifer Kurniawan ini mampu mencatatkan 12 gol.
Dengan pengalaman yang dimilikinya, Irfan Bachdim bakal menjadi tulang punggung tim PSS. Terutama perannya sebagai pemain depan, yang masuk dalam skema permainan Eduardo Perez.
Dalam rancangan permainan PSS, Irfan Bachdim diprediksi akan menempati pos playmaker dengan berdiri di belakang para striker. Opsi lain adalah menempatkannya sebagai striker untuk berduet dengan barisan penyerang yang dimiliki PSS, termasuk bomber Yevhen Bokhasvili.
Profil Pelatih: Eduardo Perez
Menjadi kabar yang cukup mengejutkan saat PSS Sleman tidak memperpanjang kontrak Seto Nurdiyantoro dan memilih Eduardo Perez. Namun, PSS memiliki pertimbangan tersendiri menunjuk mantan asisten Luis Milla di Timnas Indonesia itu.
Liga 1 2020 akan menjadi pengalaman pertama Eduardo Perez di pentas sepak bola Indonesia sebagai pelatih kepala klub. Namun, sebenarnya ia memiliki pengalaman yang cukup banyak. Diawali dengan pernah menjadi pelatih kiper klub Liga Spanyol, Girona pada musim 2011 silam.
Kemudian pada 2017, dirinya menjabat pelatih kiper Timnas Indonesia U-23 besutan Luis Milla. Setelah itu, Perez bergabung dengan Persija Jakarta pada musim 2019 dengan menjadi asisten pelatih Julio Banuelos.
Sementara saat masih aktif sebagai pemain, Eduardo Perez menghabiskan karier di kompetisi Liga Spanyol yang merupakan tanah kelahirannya. CD Logrones, UD Meililla. CF Balaguer, CF Baladona, CE'L Hospitalet, dan UE Lleida merupakan tim pernah ia bela.
Komposisi Pemain
- Kiper: Ega Rizky, Alex Sander, Hendra Molle
- Belakang: Alfonso De La Cruz, Aaron Evans, Derry Rachman, Asyraq Gufron, Bagus Nirwanto, Samsul Arifin, Hamdan Zamzani,
- Tengah: Arthur Irawan, Naufal Rahmanda, I Gede Sukadana, Dendi Agustian, Fitra Ridwan, Jefri Kurniawan, Efdal Prasetiyo, Irkham Zahrul Mila, Ocvian Chanigio, Guilherme Batata, Wahyu Sukarta
- Depan: Arsyad Yusgiantoro, Saddam Emiruddin Gaffar, Yevhen Bokhasvili, Irfan Bachdim
Peringkat musim lalu: 8
Prediksi Bola.com: Papan tengah
Jika mampu mempertahankan posisi delapan besar seperti musim lalu, bakal menjadi pencapaian istimewa bagi PSS Sleman karena tim kebanggaan Brigata Curva Sud (BCS) dan Slemania ini mengalami perubahan komposisi pemain dan pelatih.
Menjadi pekerjaan yang tidak mudah bagi pelatih Eduardo Perez untuk melanjutkan tren positif dan aura PSS seperti saat dibesut Seto Nurdiyantoro pada musim lalu. Kekalahan dua gol tanpa balas dari Persib Bandung dalam laga uji coba, Senin (17/2/2020), merupakan peringatan keras untuk PSS.
Antarlini PSS terlihat masih belum padu dalam penyesuaian taktik pelatih Eduardo Perez. Sang pelatih juga wajib mengukur kedalam skuatnya, terutama untuk menghadapi kerasnya persaingan Liga 1 dan jadwal yang begitu padat.
Baca Juga
Cerita Para Raksasa yang Tenggelam di Pegadaian Liga 2 2024/2025: Berjuang Lolos dari Ancaman Degradasi
5 Master Hattrick Dunia: Cristiano Ronaldo Enggak Ada Obat!
Tangan Kanan Shin Tae-yong Ungkap Timnas Indonesia Akan Evaluasi, Minta Pemain Rasakan Kekurangan di Piala AFF 2024: Harus Bisa Memperbaiki