Bola.com, Bangkalan - Madura United banyak melakukan perubahan untuk menatap kompetisi musim 2020. Mereka telah mengumumkan Rahmad Darmawan sebagai manajer sekaligus pelatih anyar pada akhir musim lalu.
Mulai Januari, deretan nama-nama baru menghiasi skuat berjulukan Laskar Sape Kerap tersebut. Beberapa di antaranya pemain muda berlabel Timnas Indonesia kelompok usia. Sebut saja Dodi Alekvan Djin dan Samuel Simanjuntak.
Skuat mereka kini sudah berubah dibanding musim lalu. Pada musim 2019, publik menjuluki Madura United dengan sebutan Los Galacticos Indonesia karena mendatangkan sejumlah pemain beken untuk bersaing di kasta tertinggi.
Madura United sudah kapok dengan cara itu. Mereka bakal melakukan kebijakan penting untuk musim 2020. Satu di antaranya adalah menghilangkan citra tim dengan materi penuh pemain bintang.
“Melihat materi pemain musim lalu itu sungguh di luar harapan. Semua memandang Madura United itu memiliki skuat pemain bintang. Bahkan, ada yang menyebut kami sebagai Los Galacticos Indonesia,” kata Direktur Madura United, Haruna Soemitro.
“Alhasil, kami malah menjadi musuh bersama bagi 17 klub lain di Liga 1. Semua tim yang menghadapi Madura United bermain bertahan total atau justru menyerang total. Kami juga terbebani dengan hal itu,” imbuh pria berusia 55 tahun itu.
Madura United terseok-seok di klasemen Liga 1 2019. Mereka mengawali kompetisi itu dengan catatan gemilang di puncak klasemen pada pekan-pekan awal. Setelah itu, penurunan performa terjadi dan Bali United justru tampil sebagai kekuatan tunggal.
Selama musim lalu, Madura United juga menjadi bahan cemoohan netizen. Cibiran paling menohok malah ada yang memprediksi Madura United bakal terdegradasi. Beruntung, hal itu tidak terjadi, meski juga tetap gagal juara.
Haruna tidak ingin klubnya mengalami hal serupa. Daripada mendatangkan pemain berkualitas, Madura United memilih untuk merekrut pemain muda. Hal itu sudah terlihat dari nama-nama anyar di skuat arahan Rahmad Darmawan.
Di antaranya adalah Haris Tuharea, Rifaldi Bawuoh, Samuel Christianson Simanjuntak, Dodi Alekvan Djin, dan Risna Prahala. Beberapa pemain yang dipertahankan juga tergolong usia muda, seperti Satria Tama, Syahrian Abimanyu, Kadek Raditya, hingga Kevy Sahertian.
“Kami sudah memutuskan bahwa kejadian musim lalu tidak boleh terjadi lagi musim ini. Tim bertabur pemain bintang tidak menjadi jaminan prestasi. Pelan-pelan kami membangun tim yang kuat,” tutur Haruna.
Nama-nama itu diharapkan bisa menjadi andalan untuk beberapa musim ke depan. Madura United juga mulai memikirkan jangka panjang untuk tetap eksis di kasta tertinggi. Sosok Rahmad Darmawan diyakini bisa melakukan banyak perubahan penting.
Video
Pemain Bintang: Bruno Matos
Striker Alberto Goncalves da Costa alias Beto Goncalves barangkali adalah pemain bintang untuk Madura United. Musim lalu, striker naturalisasi asal Brasil itu menjadi top scorer tim dengan 18 gol, meski sudah mendekati usia kepala empat.
Tapi, Madura United baru saja membuat kejutan dengan melepas sang playmaker andalan, Zah Rahan Krangar. Setelah itu, mereka mendatangkan playmaker berpaspor Brasil, Bruno Matos, yang diprediksi bakal menjadi andalan klub.
Bruno Matos sudah membuktikan kualitasnya dengan membela dua klub yang berbeda selama musim 2019 di Indonesia. Bersama Persija Jakarta, dia tampil dalam 23 laga di semua ajang dan membukukan 14 gol. Bhayangkara FC sempat mencoba jasanya dan menyumbang 9 gol dari 17 laga.
Bruno Matos bakal menjadi pembeda di Madura United. Dia adalah sosok gelandang serang yang memiliki mobilitas tinggi. Kemampuannya untuk membantu lini serang juga akan menjadi alternatif saat para striker sedang kebuntuan mencetak gol.
Profil Pelatih: Rahmad Darmawan
Madura United membangun optimisme detelah mendapatkan Rahmad Darmawan. Pelatih berusia 53 tahun ini bisa dibilang sebagai satu di antara pelatih lokal tersukses sejak era Liga Indonesia dimulai pada 1994.
Pria yang karib disapa RD itu meraih dua gelar Divisi Utama pada 2005 dan 2007. Saat itu, kompetisi tersebut masih menjadi kasta tertinggi di Indonesia. Menariknya, dua trofi itu dipersembahkannya untuk dua klub yang berbeda.
Pada 2005, dia meraih gelar juara bersama Persipura Jayapura. Lalu, 2007 menjadi momennya membangun skuat dan berprestasi bersama Sriwijaya FC.
Prestasinya yang paling fenomenal terjadi bersama Sriwijaya FC. Ia membawa klub berjulukan Laskar Wong Kito itu meraih tiga gelar Piala Indonesia selama tiga musim beruntun, yaitu pada 2007, 2008-2009, dan 2010.
RD selama ini dikenal sebagai pelatih yang mampu membangun skuat untuk bersaing di papan atas. Madura United bakal cocok dengan pelatih satu ini karena juga masih penasaran merasakan gelar juara di kompetisi resmi.
Komposisi Tim
- Kiper: Ridho Djazulie, Satria Tama, Muhammad Ridwan, Fawaid Ansori
- Belakang: Jaimerson Xavier, Fachruddin Aryanto, Fandry Imbiri, Kadek Raditya, Risna Prahalabenta, Marckho Meraudje, Andik Rendika Rama, Dodi Alekvan Djin, Samuel Christianson Simanjuntak
- Tengah: Guntur Ariyadi, Asep Berlian, Zulfiandi, Misbakus Solikin, Brian Ferreira, Syahrian Abimanyu, Slamet Nurcahyo, Bruno Matos, Kevy Sahertian, David Laly
- Depan: Emmanuel Oti, Haris Tuharea, Greg Nwokolo, Beto Goncalves da Costa, Rifaldi Bawuo
Posisi musim lalu: 5
Prediksi Bola.com: Papan atas
Madura United punya modal untuk memanaskan persaingan jajaran lima besar Shopee Liga 1 2020. Kematangan pemain dan pengalaman pelatih menjadi dua kunci mereka untuk bersaing dengan klub-klub elite lainnya.
Musim ini Madura United yang memilih untuk merekrut banyak pemain muda, punya tenaga dan kekuatan baru yang belum diketahui lawan. Deretan pemain muda yang direkrut di antaranya, Haris Tuharea, Rifaldi Bawuoh, Samuel Christianson Simanjuntak, Dodi Alekvan Djin, dan Risna Prahala.
Beberapa pemain kunci yang dipertahankan juga tergolong usia muda, seperti Satria Tama, Syahrian Abimanyu, Kadek Raditya, hingga Kevy Sahertian. Kombinasi Serdadu Belia akan memuat MU lebih bertenaga.