Bola.com, Jakarta - Boaz Solossa sebuah fenomena langka di dunia sepak bola Tanah Air. Ia penyerang dengan koleksi gelar pencetak gol terbanyak di kompetisi kasta elite, di tengah dominasi pemain asing yang mendominasi daftar atas top scorer.
Sang predator asal Persipura Jayapura tersebut tercatat jadi top scorer kasta elite sebanyak tiga kali, pada musim 2008-2009, 2010-2011, dan 2013. Hanya seorang Cristian Gonzales yang bisa menandingi keperkasaan striker dengan nomor punggung khas 86 itu.
Di usia 33 tahun banyak pengamat beranggapan Boaz Solossa sudah habis. Tiga musim terakhir ia gagal bersaing di jajaran atas pencetak gol terbanyak Liga 1. Apalagi ditambah fakta ia belakangan kerap diganggu cedera kambuhan.
Boaz sejatinya masih tetap jadi sosok produktif di Persipura Jayapura. Ia selalu jadi pemain paling tajam di Tim Mutiara Hitam, namun koleksi golnya tak setajam masa jaya.
Di Liga 1 2017 Boaz menyumbang 10 gol. Musim selanjutnya, 11 gol. Terakhir di Shopee Liga 1 2019 pemain kelahiran 16 Maret 1986 itu menceploskan 9 gol. Di musim ini Boaz kerap menepi dari lapangan karena cedera. Ia kalah produktif dibanding Titus Bonai, yang jadi mesin utama gol Persipura dengan koleksi 13 gol.
Namun, dari kacamata pelatih Persipura, Jacksen F. Tiago, Boaz tetap merupakan aset berharga tim asuhannya. Bochy selain diandalkan sebagai tukang gedor utama juga jadi sosok pemimpin.
Persipura dua musim terakhir banyak dihuni pemain belia. "Kami sedang berada di periode transisi. Pemain-pemain senior musim Boaz, Ricardo Salampessy, dan Ian Kabes, kami butuhkan untuk mendampingi mereka sampai saatnya matang nanti," kata Jacksen.
Video
Selalu Cetak Gol di Laga Perdana
Boaz Solossa tipikal pemain yang punya mentalitas pantang menyerah. Ia sosok pemenang, tiga kali dihantam cedera berat pada 2006, 2007, dan 2011, namun selalu bisa kembali bangkit dan on-fire di lapangan hijau.
Dalam perbincangan dengan Bola.com beberapa waktu lalu, Boaz Solossa, mengaku masih belum punya niatan pensiun dalam waktu dekat. Bahkan ia masih memendam hasrat bermain membela Timnas Indonesia, sekalipun usianya tidak lagi mudah.
Patut dicatat Boaz yang berstatus kapten Tim Merah-Putih sukses menembus final Piala AFF 2016. Ia juga jadi top scorer Timnas Indonesia dengan koleksi tiga gol.
"Sepak bola adalah hidup saya. Saya akan terus bermain sepanjang masih mampu dan dibutuhkan Persipura, juga Timnas Indonesia," kata Boaz.
Tanda-tanda kebangkitan Boaz Solossa terlihat pada laga perdana Shopee Liga 1 2020. Saat Persipura mengalahkan PSIS Semarang di Stadion Klabat, Manado, Minggu (1/3/2020), Boaz mempersembahkan sebiji gol. Tim Mutiara Hitam menang 2-0.
Rekor unik dibuat sang pemain, semenjak kompetisi kasta elite berubah nama menjadi Liga 1 pad 2017, ia selalu mencetak gol di laga debut Persipura.
Pada musim 2017 ia mencetak sebiji gol saat Persipura bermain imbang 1-1 kontra Persegres Gresik. Musim selanjutnya ia juga mencetak gol saat klubnya menjamu Persela Lamongan 2-1.
Boaz hanya gagal mencetak gol pada musim 2019 lalu, saat itu Persipura kalah 0-3 dari Persib Bandung dalam pertandingan yang dihelat di kota kembang.
Suporter di Manado Histeris
Usai menang atas PSIS, Jacksen pun memuji tuah Stadion Klabat seraya berterima kasih atas dukungan warga Manado untuk Tim Mutiara Hitam.
"Kita bersyukur kepada Tuhan rencana kita berhasil berkat usaha keras pemain di lapangan, manajemen yang telah membantu atau membuat Stadion Klabat ini layak, dan tak lupa dukungan dari warga Manado dan Papua kepada tim saat laga lawan PSIS," kata Jacksen.
Menurut eks pelatih Barito Putera itu, dukungan penuh dari warga Manado serta Papua secara langsung di Stadion Klabat sangat memberikan motivasi kepada para pemain Persipura untuk bermain maksimal.
"Jujur saya sangat berterima kasih, saya apresiasi dukungan warga Manado dan Papua di sini. Anak-anak merasa seperti di rumah sendiri (Stadion Mandala Jayapura), seolah-olah ada di Papua," tuturnya.
Dukungan warga Manado, lanjut Jacksen, sangat terlihat ketika para pemain Persipura menguasai bola saat melancarkan serangan ke tim tamu PSIS Semarang.
"Kita lihat bagaimana ketika Boaz Solossa menggiring bola, teriakan histeris ataupun dukungan kepada kapten tim sangat menggema. Ini bukti bahwa warga Manado sangat menyambut baik tim Persipura Jayapura," papar nakhoda asal Brasil itu.
Akankah ketajaman Boaz Solossa akan berlanjut di laga-laga lanjutan?
Baca Juga