Bola.com, Kediri - Pelatih Persik Kediri, Joko Susilo, mengungkapkan biang kegagalan tim asuhannya mengalahkan Bhayangkara FC karena ada tiga pemain andalannya, yang terpaksa harus ditarik keluar lapangan akibat cedera.
Padahal, eks asisten pelatih Timnas Indonesia itu telah merancang skenario matang untuk mengamankan tiga poin kandang perdana Persik Kediri pada pekan kedua Shopee Liga 1 2020 di Stadion Brawijaya, Kota Kediri, Jumat (6/3/2020).
Permainan tim Macan Putih mulai menurun setelah gelandang naturalisasi, Sackie Teah Doe, ditarik keluar pada menit ke-38. Paulo Sitanggang, yang menggantikan posisi Sackie Doe, tidak berperan terlalu banyak.
Sebelum turun minum, Bhayangkara FC mampu menyamakan skor menjadi 1-1 setelah Renan Silva mencetak gol pada menit ke-43.
Derita Persik Kediri makin bertambah setelah kiper Dimas Galih Pratama mengalami kejang otot. Beruntung, kiper pengganti Junaidi Bachtiar tampil gemilang.
Setelah itu, daya dobrak tuan rumah terus menurun seiring keluarnya kapten tim Faris Aditama pada menit ke-47.
"Kami main bagus di babak pertama. Berikutnya, saya akui performa kami menurun setelah ditariknya tiga pemain utama. Mereka mengalami kejang otot. Saya sudah bikin plan A, B, dan C. Tapi, semua tak berjalan baik. Saya yang mungkin salah melakukan pergantian pemain. Tapi, inilah sepak bola, tidak semua rencana bisa berlangsung mulus," kata Joko Susilo.
Septian Satria Urung Dimainkan
Pelatih yang akrab disapa Getuk ini sempat berencana memainkan striker Septian Satria Bagaskara. Namun, ia mengurungkan niat ini dengan berbagai pertimbangan, terutama kekhawatiran sang pemain mengalami cedera lagi.
"Saya sempat ingin memainkan Bagas. Tapi, saya pikir-pikir lagi, sayang kalau dia cedera lagi. Bagas belum fit 100 persen, meski dia bisa diturunkan. Kompetisi masih panjang, Bagas biar benar-benar sembuh dari cederanya," ucapnya.
Ini menjadi kegagalan Persik Kediri secara beruntung untuk mengamankan poin penuh. Pada laga perdana, tim Macan Putih juga bermain 1-1 kontra Persebaya di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya (29/2/2020).