Bola.com, Roma - Presiden Cagliari, Tommaso Giulini menyindir keras Menteri Olahraga Italia, Vincenzo Spadafora dengan menyebutnya panjat sosial (pansos) di tengah-tengah mewabahnya virus corona. Terjadi silang pendapat antara pemerintah Italia dengan FIGC dan operator Serie A mengenai apakah liga harus dihentikan atau tidak.
Giulini buka suara di Twitter pribadinya dan mempertanyakan sikap Spadafora dalam beberapa hari belakangan yang dinilainya plin-plan.
"Bapak Menteri kita menjelma dari awalnya meminta laga tetap disiarkan televisi ke menghentikan Serie A," tulis Giulini.
"Sekarang semua tim bermain tanpa penonton! Italia butuh ketenangan dan keseriusan, bukannya malah bertindak seakan-akan mencari dukungan masyarakat!" katanya lagi.
Spadafora menegaskan bahwa kompetisi Serie A harus dihentikan. Menurutnya, akan berbahaya jika liga tetap dijalankan karena virus corona bisa menyerang pemain.
"Ya, saya tidak setuju keputusan dari Lega (operator Serie A) bahwa liga tetap berjalan," kata Spadafora.
"Darurat kesehatan tak akan berhenti dalam beberapa hari ke depan saja, semua orang harus punya tindakan riil. Memang akan ada konsekuensinya buat Liga Italia, tapi sepak bola akan tetap sehat sebagaimana sebelumnya ketika tidak ada virus corona ini," tambahnya lagi.
Video
Pernyataan Lega Serie A
Pemerintah Italia, di sisi lain, terkesan seperti tidak sinergis. Perdana Menteri Conte, menurut FIGC (PSSI-nya Italia) dan Lega sudah memberian izin agar Serie A tetap bisa dimainkan, asal digelar secara tertutup tanpa penonton.
Di sisi lain, Spadafora, didukung oleh Asosiasi Pesepak Bola Italia, ngotot agar Serie A dihentikan. Lega telah mengeluarkan pernyataan resmi mengenai silang pendapat ini.
"Sejak hari pertama ditentukannya status waspada nasional terkait virus corona, Lega Serie A selalu menghormati apa pun itu keputusan pemerintah meski caranya kurang beretika."
"Hari ini, Lega Serie A tunduk pada keputusan pemerintah yang dikeluarkan pagi ini (Minggu, 8 Maret 2020) oleh Perdana Menteri Conte, yang mengizinkan Serie A digelar tertutup tanpa penonton."
"Adanya delay kick-off laga Parma vs SPAL adalah murni keputusan dari FIGC (PSSI-nya Italia) karena adanya konfrontasi dari AIC. Jadi, penundaan selama 75 menit yang terjadi itu karena AIC ngotot menghentikan liga bahkan sampai mengancam."
"Permintaan AIC membuat kami berada dalam ancaman, sebab mengancam segala aspek, termasuk kepastian gaji para pemain. Lega berpendirian pada keputusan perdana menteri, yakni tetap menggelar Serie A dengan catatan, digelar secara tertutup."
"Adanya pendapat yang kontras dari pihak pemerintah hanya akan menyebabkan kebingungan dan sama sekali tidak membantu sistem sepak bola. Perlu diingat, akar masalahnya adalah menemukan solusi terbaik akibat adanya virus corona."
Sumber: Football Italia
Baca Juga
Cedera Lutut Bareng Timnas Indonesia, Kevin Diks Kasih Update: Semakin Baik!
Kepada Media Italia, Erick Thohir Berjanji Akan Terus Menaturalisasi Pemain Sambil Pembinaan Pemain Muda
Menuju Piala AFF 2024, Timnas Indonesia TC di Bali pada 26 November hingga 5 Desember 2024: 4 Hari Jelang Laga Pertama Tandang ke Myanmar