Bola.com, Sleman - PSS Sleman harus menghadapi situasi pelik dalam mengarungi Shopee Liga 1 2020. Satu di antara kelompok suporter mereka, Brigata Curva Sud (BCS) memboikot seluruh pertandingan yang dijalani PSS.
Baik laga tandang maupun saat bermain di rumah sendiri, Stadion Maguwoharjo, tidak akan terlihat aksi dari BCS. Padahal kelompok suporter beraliran ultras ini dikenal publik sebagai suporter dengan jumlah besar, fanatik, dan atraktif.
Seperti yang terlihat saat PSS Sleman hanya sanggup bermain imbang tanpa gol melawan Tira Persikabo, Minggu (8/3/2020). Stadion Maguwoharjo terlihat sepi dari riuhnya penonton. Jauh berbeda di musim lalu yang rata-rata setiap pertandingan didatangi 18 ribu penonton.
Bola.com mencoba menggali duduk perkara apa yang sebenarnya menjadi penyebab BCS belum akan mencabut aksi boikotnya. Aand Andrean, Media Guide BCS, menjelaskan sesuai hasil forum di lingkungan internal BCS, seluruh anggotanya masih memegang teguh delapan tuntutan yang harus dipenuhi oleh pengelola klub.
Tuntutan tersebut antara lain" program pembinaan dan pemain muda PSS, mes tim, lapangan latihan, jaringan bisnis klub, penolakan posisi ganda di manajemen, memaksimalkan peran media ofisial klub, panpel yang profesional, dan SDM yang berkualitas di manajemen klub.
Belum lama ini, pentolan di BCS bertemu dengan perwakilan investor baru PSS. Seperti diketahui, kepemilikan tim Elang Jawa kini telah berganti dari Soekeno kepada PT Palladium Pratama Cemerlang dari Jakarta, usai terjadi pelepasan mayoritas saham klub.
Akan tetapi tidak ada hasil yang berpengaruh terhadap aksi boikot BCS. Menurut keterangannya, dalam pertemuan tersebut, pihak investor klub, baru mendalami permasalahan apa yang sebenarnya terjadi di arus bawah suporter BCS.
"Perwakilan mereka (investor) melakukan penjajakan menggali masalah apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa kami tetap memboikot, karena memang belum sampai kepada pembahasan masalah," terang Andrean, Selasa (10/3/2020).
"Lebih kepada komitmen investor, karena sudah tepat satu tahun ini delapan tuntutan yang kami sampaikan. Kami hanya ingin tahu seberapa besar keseriusan investor secara nyata mengelola tim PSS," ujarnya.
Tuntutan Belum Terpenuhi
Sebagian tuntutan dari BCS belum terpenuhi. Pihaknya mencontohkan PSS yang sampai saat ini belum memiliki tempat latihan dan mes yang representatif.
Ia menerangkan BCS ingin PSS Sleman memiliki sebuah kompleks khusus sebagai bentuk pengelolaan tim yang profesional. Namun sejauh ini PSS masih memberlakukan cara lama dengan menyewa tempat latihan atau hotel sebagai mes pemain.
"Lapangan di Sleman kan banyak sekali. Tapi PSS sendiri untuk latihan saja berubah-ubah lokasi dan waktunya. Kembali lagi ini menjadi keseriusan investor, kalau sebentar-sebentar hanya sewa. Usia dini juga demikian, menjadi pabrik dalam menghasilkan pemain juga sangat diperhatikan," imbuh Andrean.
Pertanyaan muncul yakni kapan BCS akan mengakhiri aksi boikotnya dan kembali ke tribune. Pihaknya memastikan bentuk protes BCS berlangsung sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Selama satu musim penuh, bahkan jika kemungkinan terburuk PSS harus kembali turun kasta, BCS tetap dalam pendiriannya untuk memboikot.
"Kami sudah ikhlas, di kompetisi apapun ini aksi kami. Termasuk hal terburuk bila harus kembali turun kasta atau bahkan di level liga terendah. Sudah sangat kronis ini PSS tidak juga berubah. Kami ingin PSS yang sehat dan punya visi misi yang jelas ke arah profesional," ungkapnya.
Boikot Sebagai Bentuk Dukungan
Para pemain dan pelatih PSS sangat mengharapkan kehadiran BCS untuk membakar semangat bertanding tim. Pelatih Dejan Antonic sebelumnya menyebut bahwa suporter adalah pemain keduabelas untuk memberikan motivasi ke pemain.
Namun bagi BCS, bentuk dukungan kepada tim tidak harus datang langsung ke stadion dengan bernyanyi lantang. Andrean menegaskan, dengan aksi boikot atas tuntutan dari BCS, secara otomatis berdampak ke tim jika investor klub memenuhi permintaan para suporter.
"Kami tidak memberikan apapun kepada PSS selama boikot. Harapannya tim juga bisa menyadari apa yang kami dukung ini tidak serta merta di dalam stadion. Kembali lagi seperti tempat latihan yang kami minta, secara tidak langsung tim akan mendapatkan dampaknya," tegas Andrean.