Bola.com, Birmingham - Ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, harus tersingkir di perempat final All England 2020. Pelatih ganda putra Indonesia, menyebut tingginya intensitas permainan yang terus dihadapi Ahsan/Hendra sejak babak pertama membuat The Daddies akhirnya harus menyerah ketika menghadapi pasangan terbaik Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe, di perempat final.
Dalam perjalanannya di All England 2020, Ahsan/Hendra uniknya selalu bertemu dengan pasangan Jepang sejak pertandingan pertama hingga tersingkir. Karakter permainan Jepang yang begitu bersemangat tampaknya cukup menguras energi Ahsan/Hendra selama turnamen, terutama karena dalam dua pertandingan pertama mereka selalu memenanginya dengan rubber gim.
"Kalau Ahsan/Hendra mungkin kasusnya agak berbeda menurut saya. Ahsan/Hendra sejak babak pertama terus bertemu pasangan Jepang. Pertandingan pun menjadi ketat terus dan harus melalui rubber gim sampai akhirnya di pertandingan ketiga mereka harus bertemu Endo/Watanabe," ujar pelatih ganda putra Indonesia, Herry IP.
Ahsan/Hendra memulai kiprah di All England 2020 dengan menghadapi Akira Koga/Taichi Saito. Sempat kehilangan gim pertama, Ahsan/Hendra mampu bangkit dalam dua gim terakhir dan menang 12-21, 21-13, dan 25-23. Dalam pertandingan tersebut terlihat jelas bagaimana Ahsan/Hendra bertarung ketat terutama di gim penentuan.
Berlanjut ke pertandingan babak kedua, Ahsan/Hendra bertemu lagi dengan pasangan Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi. Lagi-lagi Ahsan/Hendra harus kehilangan gim pertama sebelum akhirnya menang dengan skor 14-21, 21-15, dan 21-14.
Kelelahan menghadapi pertarungan yang intens dalam dua pertandingan pertama tampaknya cukup memengaruhi permainan Ahsan/Hendra pada pertandingan berikutnya, di mana Endo/Watanabe yang menjadi lawan di perempat final All England 2020. Ahsan/Hendra pun dipaksa menyerah dua gim langsung, 19-21 dan 18-21.
Video
Fisik dan Tenaga Harus Fresh
Kondisi dalam dua pertandingan pertama All England 2020 yang melelahkan membuat Ahsan/Hendra harus menyerah cepat saat menghadapi Endo/Watanabe di perempat final. Herry IP mengakui khusus menghadapi pasangan Jepang yang kini menjadi peringkat enam dunia itu harus dalam kondisi yang benar-benar fit.
"Kalau bertemu Endo/Watanabe, kondisi fisik memang harus benar-benar fresh. Seperti yang sudah saya katakan, kalau mau ambil poin dari mereka, harus membunuh. Artinya apa? Kita harus bermain menyerang, tidak bisa mendapatkan poin gratis dan menunggu kesalahan mereka," ujar Herry IP.
"Jadi benar-benar harus membunuh. Makanya tenaga dan fisik memang harus fresh dan tidak boleh kendor," tegasnya.
Baca Juga
Eks PSM Makassar Bawa Filipina Hajar Thailand di Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024!
Janji Shin Tae-yong Menyambut 2025: Timnas Indonesia Akan Bangkit dan Mengejar Tiket Piala Dunia 2026!
Refleksi Shin Tae-yong setelah Timnas Indonesia Terhenti pada Fase Grup Piala AFF 2024: Pemain Muda Kami Telah Berjuang Keras