Bola.com, Jakarta - Peserta Liga 2 2020, PSPS Riau, berencana merelakan subsidi sebesar Rp1,150 miliar dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) pada musim ini. Dana kontribusi tersebut akan dibayarkan untuk melunasi tunggakan gaji pemain pada kompetisi 2018.
Keikutsertaan PSPS Riau di Liga 2 musim ini dipermasalahkan oleh Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI). Tim berjulukan Askar Bertuah itu disebutkan masih berstatus terhukum oleh National Dispute Resolution Chamber (NDC) karena kasus penunggakan gaji pada 2018.
Akibatnya, PSPS dijatuhi sanksi berupa larangan mendaftarkan pemain pada tiga periode bursa transfer, dimulai dari awal musim Liga 2 tahun ini.
"Nominal subsidi tersebut akan dijadikan alat pembayaran pelunasan semua utang tunggakan gaji PSPS dengan para permain yang bersangkutan di putusan NDRC dan APPI," kata Direktur Utama PSPS, Arsadianto Rahman dalam rilis yang diterima oleh Bola.com, Selasa (17/3/2020).
Di tengah hukuman NDRC, PSPS Riau justru masih dapat berkompetisi di Liga 2 musim ini. Pada laga pertama, Askar Bertuah telah mengalahkan Semen Padang 3-0 di Stadion Kaharuddin Nasution Rumbai Pekanbaru, Minggu (15/3/2020).
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Berkirim Surat ke PT LIB
Secara formal, PSPS Riau telah mengirimkan permintaan pengalihan subsidi untuk membayar tunggakan gaji kepada PT LIB dengan surat bernomor 035/PSPS-RIAU/III/2020 tertanggal 9 Maret 2020. Perihal suratnya mengenai penegasan implementasi putusan NDRC ke Askar Bertuah.
"Kami sudah memberitahu dan mengirimkan surat pada 9 Maret lalu kepada PSSI dan PT LIB terkait cara penyelesaikan seperti ini. Kami meminta kepada PSSI agar sanksi berupa larangan melakukan proses pendaftaran pemain baik tingkat nasional maupun internasional paling lama tiga periode pendaftaran dicabut atau dihapuskan agar kami dapat melakukan registrasi pendaftaran pemain secara normal," tutur Arsadianto.
PSPS dapat bernapas lega jika keinginan tim dikabulkan oleh PT LIB. Dengan melunasi tunggakan gaji pada musim 2018, hukuman dari NDRC kepada Askar Bertuah berpeluang dicabut.
Arsadianto juga menyatakan ingin mengajukan crosscheck bersama antara data yang diterima oleh APPI dari laporan para pemain dan fakta di lapangan soal pembayaran yang sudah dan belum dilakukan oleh manajemen PSPS. Manajemen Askar Bertuah menemukan adanya sebuah angka yang tidak cocok.
Selain PSPS, APPI mencatat empat klub yang masih melakukan penunggakan gaji. Keempat tim tersebut meliputi Kalteng Putra, Mitra Kukar, Perserang Serang, dan PSMS Medan.