Bola.com, Jakarta - Kurniawan Dwi Yulianto tidak berniat pulang ke Indonesia di tengah kebijakan lockdown di Malaysia akibat pandemi virus Corona. Pelatih Sabah FA tersebut memilih tetap berada di Negeri Jiran seraya menunggu kompetisi kembali bergulir.
Sebelum pemerintah Malaysia memberlakukan lockdown, Liga Super Malaysia (MSL) telah dihentikan oleh Malaysia Football League (MFL) selaku operator kompetisi. Para peserta juga dilarang beraktivitas, termasuk menggelar latihan.
Bukan tanpa penyebab Kurniawan Dwi Yulianto tidak berencana untuk kembali ke Tanah Air. Pemerintah Malaysia membatasi penerbangan untuk warga sipil. Perjalanan via udara diprioritaskan untuk pejabat pemerintah dan orang-orang sakit.
Selain itu, beberapa maskapai penerbangan juga untuk sementara menutup perjalanan dari Malaysia ke Indonesia atau sebaliknya merespons kebijakan lockdown di Negeri Jiran.
"Tidak ada rencana untuk pulang ke Indonesia karena kami memang tidak bisa ke mana-mana," ucap Kurniawan ketika dihubungi Bola.com, Kamis (19/3/2020).
"Penerbangan hanya untuk tugas-tugas penting seperti pejabat pemerintah, lalu kepentingan orang sakit. Jadi, mungkin untuk sementara waktu, lebih aman di sini saja," jelas Kurniawan Dwi Yulianto.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Aktivitas Kurniawan Dwi Yulianto
Di tengah lockdown Malaysia dan penyetopan MSL, Kurniawan Dwi Yulianto memanfaatkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga di Sabah, lokasi tempat tinggalnya. Selama di sana, pelatih kelahiran Magelang, Jawa Tengah itu ditemani istri dan ketiga anaknya.
"Di rumah saja bersama keluarga. Lalu, mengajari anak-anak belajar. Saya juga kembali me-review pertandingan Sabah FA sebelumnya dan membuat program latihan mandiri untuk para pemain," tutur Kurniawan.
Saat kompetisi berhenti, bukan berarti Kurniawan dapat berleha-leha. Arsitek kelahiran 13 Juli 1976 tersebut tetap memonitor program latihan Rodoljub Paunovi dan kawan-kawan.
Saat ini, Kurniawan masih menunggu kapan MSL kembali diputar. Kompetisi tertinggi Liga Malaysia itu baru memainkan pekan keempat sebelum ditunda.
"Kami masih menunggu. Tapi tetap tergantung pemerintah Malaysia. Lockdown ini sampai 31 Maret 2020 dan akan dipikirkan langkah selanjutnya. Jadi tergantung situasi. Mungkin kalau pengidap virus Corona makin banyak bisa saja penundaan kompetisi lebih lama," jelas Kurniawan.