Gerakan Sosial Melawan Virus Corona: Ada Donasi Tanpa Nama dari Pesepak Bola Skotlandia

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 23 Mar 2020, 05:45 WIB
Manajer Liverpool, Jurgen Kloppp (kiri) dan bek Andy Robertson tersenyum gembira setelah pertandingan kontra Wolverhampton Wanderers, di Stadion Anfield, tadi malam. Liverpool menang 1-0. (AFP / Paul Ellis)

Bola.com, Glasgow - Bek Liverpool, Andy Robertson diyakini menjadi donatur sebuah lembaga sosial di Skotlandia, dalam upaya menangani wabah virus Corona.

Glasgow NE Foodbank mengungkap sejumlah pesepak bola menjadi donatur beberapa lembaga. Satu di antara pesepak bola itu ditengarai adalah Robertson. Namun, sumbangan ke enam lembaga sosial yang mengurus makanan itu tanpa nama.

Advertisement

"Terima kasih kepada pesepak bola Skotlandia yang menyumbangkan sejumlah besar uang kepada bank makanan, termasuk kami. Tanpa dukungan dari individu yang dermawan kami akan berjuang," demikian pernyataan Glasgow NE Foodbank di Twitter, dikutip Mirror.

Andy Robertson telah menjadi donatur food bank di Liverpool. Ia diyakini ikut andil dalam gerakan sosial ini di negaranya, Skotlandia.

Glasgow NE telah menyediakan lebih dari 50.000 makanan untuk mereka yang membutuhkan di tengah pandemi virus Corona. 

Menurut laporan BBC, jumlah total kasus Covid-19 di Skotlandia adalah 373, ini meningkat dari 51 sejak Jumat (20/3/2020). Pemerintah Skotlandia telah melakukan tes pada 8.259 di seluruh wilayah.

Di Skotlandia, sudah tujuh pasien yang dinyatakan meninggal akibat terinfeksi virus Corona.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Ratusan Ribu Korban

Alat pendukung perawatan pasien virus corona COVID-19 terlihat di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2020). RS Darurat Penanganan COVID-19 dilengkapi dengan ruang isolasi, laboratorium, radiologi, dan ICU. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Hingga Minggu (22/3/2020) sore WIB, jumlah kasus virus Corona di seluruh dunia mencapai 316.629, dengan kematian 13.599, dan yang dinyatakan sembuh 95.922 orang.

Italia menjadi negara dengan jumlah pasien meninggal terbanyak (4.825), kemudian China (3.261), dan Spanyol (1.725).

 

Sumber: Mirror, BBC

Berita Terkait