Catatan Aksi Striker Tajam PSM Di Liga Indonesia, Pamor Kurniawan Paling Benderang

oleh Abdi Satria diperbarui 25 Mar 2020, 12:45 WIB
Kurniawan Dwi Yulianto. (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Makassar - Kiprah PSM Makassar di pentas Liga Indonesia terbilang baik. Selain pernah meraih trofi juara pada musim 1999-2000, Juku Eja juga kerap memunculkan striker tajam yang masuk dalam daftar top skorer.

Sejumlah penyerang terbaik asing dan lokal di Liga Indonesia pernah berkostum PSM Makassar. Penyerang asing di antaranya, Jacksen Tiago (Brasil), Aldo Baretto (Paraguay), Oscar Aravena, Julio Lopez (Chile), dan Christian Gonzales (Uruguay). Sedang deretan striker lokal ada Miro Baldo Bento, Yusuf Ekodono, Rahman Usman, dan Kurniawan Dwi Yulianto.

Advertisement

Khusus koleksi gol, pencapaian terbaik striker PSM terjadi pada musim 2003. Meski gagal membawa PSM juara, penampilan duet Oscar Aravena-Christian Gonzales menarik perhatian pencinta sepak bola Indonesia kala itu.

Oscar menjadi top skorer dengan koleksi 31 gol, sedangkan Christian mengoleksi 27 gol. Pada musim itu, total gol PSM adalah 68. Artinya, mayoritas gol PSM lahir berkat ketajaman keduanya.

Sayang, pada musim berikutnya, keduanya berpisah. Oscar memutuskan hengkang ke Persela, adapun Christian tetap di PSM. Setelah tak lagi di PSM, prestasi Oscar melorot tajam.

Sebaliknya, Christian yang sempat menjalani skorsing selama semusim karena memukul salah seorang ofisial Persita Tangerang, mendapatkan musim terbaiknya bersama Persik Kediri. Selain membawa Persik Kediri juara Liga Indonesia 2006, ia juga menjadi top skorer pada musim yang sama.

Kalau acuannya gelar, justru aksi bomber lokal yang sukses di PSM. Ketiganya adalah Kurniawan Dwi Yulianto, Miro Baldo Bento, dan Rahman Usman. Kolaborasi ketiganya mewarnai penampilan gemilang Juku Eja sepanjang musim 1999-2000. Klimaksnya, di Stadion Gelora Bung Karno, 23 Juli 2000, Kurniawan mencetak dua gol saat PSM menekuk PKT Bontang 3-2 di final. Satu gol lainnya dicetak oleh Rahman Usman.

Musim itu, Kurniawan mencetak total 23 gol. Eks striker yang pernah berkiprah di FC Luzern (Swiss) ini hanya kalah satu gol dibandingkan Bambang Pamungkas (24 gol).

Namun, sejatinya Kurniawan bisa mencetak gol lebih banyak andai ia mau jadi eksekutor saat PSM Makassar mendapatkan penalti.""Dia selalu menolak ketika diberi kesempatan," ujar Bento, duet Kurniawan di lini depan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Duet Kurniawan dan Bento

Miro Baldo Bento. (Bola.com/Dok. Pribadi)

Bento adalah duet sepadan buat Kurniawan. Skill di atas rata-rata Bento dalam melewati lawan dan umpan terukur sangat pas dengan Kurniawan yang memiliki kecepatan serta jeli memanfaatkan peluang.

Peran Rahman Usman juga tak bisa dinafikan. Meski sepanjang musim berstatus striker cadangan, Rahman selalu memberi warna pada penampilan PSM kala mendapatkan menit bermain dari Syamsuddin Umar, pelatih PSM kala itu. Aksi Rahman yang eksplosif di kotak penalti lawan kerap berbuah penalti buat PSM.

Dengan acuan gelar, Kurniawan pantas disebut striker paling sukses di PSM. Dua musim bersama Juku Eja, Kurniawan mengoleksi 37 gol dalam 58 partai bersama PSM di Liga Indonesia. Membela PSM juga jadi momentum kebangkitan karier Kuniawan yang sempat ternoda karena kasus narkoba.

Setelah era Kurniawan, PSM sempat memunculkan nama Aldo Baretto (2006-2008) dan Julio Lopez (2008-2009). Namun aksi keduanya hanya sekadar menghibur untuk mengobati kerinduan suporter PSM akan ketajaman para striker idola mereka dulu. Keduanya tak mampu membawa PSM meraih gelar.

Belakangan, saat Liga Indonesia berganti nama menjadi Liga 1, PSM justru jadi 'kuburan' para striker asing. Sejak 2017, tak ada satu pun striker asing yang mampu bertahan dua putaran. Mereka adalah Reinaldo da Costa-Pavel Purishkin (2017), Bruce Djite-Alessandro 'Sandro' Ferreira Leonardo (2018) serta Eero Markkanen-Amido Balde (2019).

Berita Terkait