Bola.com, Jakarta - Sejumlah pesepak bola diprediksi tidak memiliki karier dan performa bagus saat berpindah klub, atau ketika melewati masa keemasan. Namun, tak sedikit pemain yang mampu membalikkan anggapan tersebut.
Satu di antara pemain itu adalah Jamie Vardy. Penyerang Timnas Inggris tersebut tampil impresif bersama Leicester City. Setelah membawa The Foxes promosi ke Premier League pada 2014-2015, Vardy turut mempersembahkan titel juara liga musim 2015-2016 untuk timnya.
Bagi Leicester, trofi Premier League adalah untuk pertama kalinya dalam sejarah klub. Adapun Jamie Vardy sukses mencetak 24 gol dan menyandang status top skorer Premier League 2015-2016.
Banyak pengamat yang memprediksi Vardy telah mencapai puncak keemasan kariernya. Apalagi, dia telah berusia 29 tahun dan diragukan mampu bersaing dengan pemain-pemain lebih muda.
Akan tetapi, Vardy mampu membalas keraguan itu dengan penampilan impresif. Meski usianya tak lagi muda, pemain bernama lengkap Jamie Richard Vardy itu masih menjadi momok bagi lini belakang tim lawan.
Pada musim 2016-2017, dia berhasil mengoleksi 16 gol dari 48 laga, musim 2017-2018 mendulang 23 gol dari 42 pertandingan, musim 2018-2019 menorehkan 18 gol dari 36 laga, dan musim ini mencetak 19 gol dari 30 penampilan di seluruh ajang.
Bukan hanya itu, dia juga turut membantu Leicester City bercokol di peringkat ketiga klasemen Premier Leaague 2019-2020. The Foxes mendulang 53 poin dari 29 laga, tertinggal 29 poin dari Liverpool di urutan teratas.
Selain Jamie Vardy, sejumlah pesepak bola di Eropa juga sukses membuktikan jika kemampuan mereka belum habis. Siapa saja mereka? Berikut ini adalah lima pesepak bola yang performanya melebihi ekspektasi.
Video
Nemanja Matic
Pemain Timnas Serbia itu ditebus Manchester United dari Chelsea pada Juli 2017. Manajer MU ketika itu, Jose Mourinho, menempatkan Matic sebagai gelandang jangkar dan menggantikan peran Michael Carrick.
Namun, sejak kedatangan Ole Gunnar Solskjaer pada 19 Desember 2018, Matic terpinggirkan dari skuat inti Manchester United. Dia dianggap terlalu lambat, dan tak sesuai dengan strategi Solskjaer yang lebih mengandalkan serangan balik cepat.
Situasi tersebut membuat masa depan Nemanja Matic di MU menjadi tanda tanya. Apalagi, Manchester United tak kunjung memperpanjang kontraknya yang berakhir pada 30 Juni 2021.
Namun perlahan, Matic mampu membuktikan jika kariernya belum tamat. Pemain berusia 31 tahun tersebut mulai mendapatkan kepercayaan dari Solskjaer.
Dari 10 laga terakhir Tim Setan Merah di Premier League, Nemanja Matic tampil selama 90 menit penuh dalam delapan pertandingan. Performa Matic tersebut membuat manajemen MU puas, dan dikabarkan bakal memberi tambahan kontrak satu tahun kepada sang pemain.
Chris Smalling
Kerap melakukan blunder dan kesulitan mengawal pergerakan lawan membuat Smalling mendapat kritikan, baik itu dari pengamat sepak bola ataupun fans Manchester United. Bahkan, tidak sedikit yang meminta MU agar melepas Chris Smalling ke klub lain pada bursa transfer.
The Red Devils akhirnya melepas pemain berusia 30 tahun tersebut ke AS Roma dengan status pinjaman pada 30 Agustus 2019. Bergabung ke Roma, Chris Smalling diprediksi bakal kesulitan menembus tim inti.
Kendala bahasa dan gaya bermain di Italia akan membuat karier Smalling semakin meredup. Namun pada kenyataannya, pemain asal Inggris itu mampu memperlihatkan tajinya bersama AS Roma.
Dia menjadi pilar penting I Giallorossi di jantung pertahanan. Chris Smalling tercatat tampil dalam 28 pertandingan di seluruh ajang pada musim ini. Dia juga sukses mencetak dua gol plus satu assist.
Performa gemilang Smalling tersebut membuat Roma ingin mempermanenkan statusnya pada bursa transfer musim panas tahun ini. Di sisi lain, Manchester United ingin sang bek balik ke Old Trafford.
Martin Odegaard
Pemain asal Norwegia tersebut merupakan satu di antara wonderkid yang diperebutkan klub-klub besar Eropa pada 2014. Namun akhirnya, Real Madrid yang berhasil mendapatkan tanda tangan Martin Odegaard.
Madrid meminang si pemain dari klub Norwegia, Stromsgodset, dengan banderol yang kabarnya mencapai 3 juta euro (Rp 53 miliar) pada Januari 2015. Odegaard digadang-gadang bakal menjadi bintang masa depan Real Madrid.
Akan tetapi, Martin Odegaard kesulitan menembus skuat utama El Real. Dia pun lebih sering membela Real Madrid Castilla, ketimbang tim senior. Pemain yang kini berusia 21 tahun tersebut tercatat hanya dua kali tampil membela Los Blancos.
Bukan hanya itu, Odegaard juga lebih sering dipinjamkan ke klub lain, yakni SC Heerenveen dan Vitesse. Namun lagi-lagi, performanya tak kunjung membaik.
Alhasil, anggapan pemain muda gagal melekat kepada Martin Odegaard. Kini, dia dipinjamkan ke Real Sociedad hingga akhir musim ini.
Bersama Sociedad, Odegaard justru berhasil memperlihatkan sentuhasn magisnya. Dia mencetak tujuh gol dan delapan assist dari 28 pertandingan di seluruh ajang.
Berkat kontribusi Martin Odegaard, Real Sociedad kini berada di peringkat keempat klasemen sementara La Liga dengan nilai 46. Mereka tertinggal 12 poin dari Barcelona yang berada di posisi teratas.
Riyad Mahrez
Winger Timnas Aljazair itu merupakan satu di antara pemain yang diinginkan Pep Guardiola, ketika pertama kali duduk di kursi manajer Manchester City pada musim 2016-2017. Guardiola kepincut dengan gaya bermain Mahrez di Leicester City.
Namun, Pep Guardiola harus menunggu hingga musim panas 2018 untuk bisa membawa Riyad Mahrez ke The Citizens. Pemain berusia 29 tahun tersebut diharapkan bisa menjadi andalan di lini serang Man City.
Meski begitu, tak sedikit yang meragukan Riyad Mahrez mampu bersinar di Manchester City. Dia bersaing dengan Raheem Sterling, Leroy Sane, dan Bernardo Silva untuk menempati pos sebagai winger.
Akan tetapi, Mahrez berhasil membalas kepercayaan dari Pep Guardiola dengan performa apik. Pada musim lalu, dia sukses mencetak 12 gol dan 12 assist dari 44 pertandingan di seluruh ajang.
Memasuki musim ini, Riyad Mahrez masih memperlihatkan tajinya. Dia berhasil mengoleksi sembilan gol dan 14 assist 37 pertandingan yang sudah dijalani bersama City.
Mahrez juga turut membantu Manchester City merengkuh satu trofi Premier League dan Piala FA, serta dua titel juara Piala Liga Inggris.
Ashley Young
Pemain asal Inggris itu merupakan satu di antara sosok andalan di sisi kiri pertahanan Manchester United. Young turut membantu MU meraih lima trofi juara, beberapa di antaranya adalah titel Premier League dan trofi Liga Europa.
Namun memasuki musim ini, posisi Ashley Young di skuat inti Tim Setan Merah mulai terpinggirkan. Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, lebih sering memainkan Luke Shaw sebagai bek kiri.
Dengan usia yang telah menginjak 34 tahun, karier Ashley Young diprediksi segera berakhir. Apalagi, tak banyak klub elite Eropa yang menginginkan jasanya.
Tetapi, Inter Milan secara mengejutkan meminang Young dari MU pada Januari 2020. I Nerazzurri menggaet eks pemain Timnas Inggris itu dengan banderol 1,5 juta euro (Rp 26 miliar).
Bersama Inter, Ashley Young seperti kembali mendapatkan kesempatan kedua. Pelatih Inter Milan, Antonio Conte, telah memainkan Young dalam lima pertandingan dan mencetak satu gol.
Sumber: Squawka, Transfermarkt