2 Kiper Asing yang Menorehkan Tinta Emas di Liga Indonesia

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 01 Apr 2020, 08:45 WIB
Trivia - Kiper Asing Liga Indonesia (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Mengimpor pemain untuk posisi kiper adalah sesuatu yang cukup jarang dilakukan oleh klub Liga Indonesia. Jumlah penjaga gawang asing sejak era Ligina pada 1994 pun dapat dihitung dengan jari.

Persija Jakarta mencoba mendobrak ketidaklaziman tersebut dengan mendatangkan kiper asal Kamerun, Mbeng Jean pada 1997. Empat tahun berselang, penjaga gawang berkepala pelontos ini berhasil mempersembahkan trofi Liga Indonesia kepada tim ibu kota.

Advertisement

Dua musim setelah mengantar Persija merengkuh gelar Liga Indonesia, Mbeng Jean hengkang ke PSPS Pekanbaru sebelum memperkuat PSMS Medan. Sejak saat itu, namanya tenggelam bak hilang ditelan bumi.

Kiper ekspatriat kedua yang menorehkan tinta emas di Liga Indonesia adalah Yoo Jae-hoon. Penjaga gawang asal Korea Selatan ini dua kali mengantarkan Persipura Jayapura ke tangga juara pada 2010-2011 dan 2013.

Jae-hoon juga terpilih sebagai kiper terbaik Liga Indonesia pada 2010-2011. Kariernya di Liga Indonesia dimulai ketika membela Persipura pada periode 2010-2014 sebelum hijrah ke Bali United pada 2015 dan kembali ke pelukan tim berjulukan Mutiara Hitam ini pada 2016-2018.

Terakhir, Jae-hoon berkostum Barito Putera pada putaran pertama Liga 1 2018 dan berstatus tanpa klub hingga saat ini.

Video

2 dari 2 halaman

2 Kiper dengan Kesan Baik di Liga Indonesia

Pengalaman dan pengetahuan Kosin Hathairattanakool selama 10 tahun sebagai kiper timnas Thailand dibutuhkan Suphanburi FC. (Suphanburi FC Facebook)

Zeng Cheng dan Sinthaweechai Hathairattanakool menjadi dua kiper asing tanpa gelar, namun meninggalkan kesan baik di Liga Indonesia. Nama pertama sempat singgah di Persebaya Surabaya pada 2005.

Dipinjam dari klub China, Wuhan Guanggu, dan masih berusia 19 tahun kala itu, Zeng Cheng langsung melejit sebagai kiper utama Persebaya. Kariernya di kesebelasan dengan sebutan lain Bajul Ijo itu selesai setelah tim ini mengundurkan diri pada babak delapan besar kompetisi saat itu.

Nama Kosin, panggilan Sinthaweechai, begitu melekat di ingatan suporter Persib Bandung, Bobotoh. Kiper asal Thailand ini sempat dua kali berkarier di Kota Kembang pada 2006 dan 2009.

Penampilannya yang eksplosif dan keramahannya sebagai pemain asing membuat Bobotoh mudah jatuh hati kepada Kosin. Saat pindah ke Chonburi pada 2007, banyak pendukung dari tim berjulukan Pangeran Biru ini larut dalam kesedihan melepas kepergiannya.

Berita Terkait