Bola.com, Semarang - Seluruh klub yang berkiprah di Shopee Liga 1 2020 dan Liga 2 2020 bakal menerapkan kebijakan pemotongan gaji para pemain, pelatih, maupun ofisial, setelah kompetisi dinilai force majeure. Tidak lepas dari arahan PSSI, yakni pemberian hak pemain sebesar 25 persen dari nilai kontrak.
Hal itu sebagai jalan tengah yang ditempuh, saat kompetisi dinyatakan force majeure setidaknya hingga bulan Juni mendatang. Kebijakan dari PSSI tersebut dinilai sebagai langkah yang saling menguntungkan.
CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, menjelaskan timnya bakal mengikuti aturan main federasi dalam kondisi yang genting seperti ini. Dalam beberapa hari ke depan, manajemen klub akan mengumumkan kebijakan ke seluruh pemain.
"PSIS tidak ada masalah, tetap menyesuaikan imbauan PSSI. Sambil berjalan kami akan komunikasikan dengan pemain," ungkapnya saat dihubungi Bola.com, Rabu (1/4/2020) siang.
Belum lama ini Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) mengirim surat kepada PSSI, menanggapi kebijakan pemotongan gaji. APPI menyatakan keberatan dan menganggap keputusan itu tidak melibatkan stakeholder, terutama pemain yang paling terkena dampaknya.
Video
Pastikan Bakal Membantu Pemain
Yoyok Sukawi menyebut wajar jika ada pro dan kontra perihal kebijakan yang disampaikan PSSI. Namun. perlu melihat sisi positif yang dapat diambil dari langkah PSSI dalam mengeluarkan kebijakan pemotongan gaji.
"Saya yakin 100 persen pemain kami tidak mempersoalkannya. Karena yang kami lakukan ini justru membantu pemain. Jika tidak ada Liga malah bisa batal kontraknya," kata pria bernama lengkap Alamysah Satyanegara Sukawijaya.
"Artinya kami memberi kompensasi ini kan lebih baik. Ini soal kemanusiaan, tidak perlu membicarakan siang yang paling diuntungkan atau dirugikan," jelas Yoyok Sukawi.