Bola.com, Jakarta - Penyerang impor PSIS Semarang, Bruno Silva termasuk salah satu pemain yang tidak pulang kampung. Mengingat situasinya tidak memungkinkan di tengah pandemi virus corona yang merebak ke berbagai belahan dunia.
Namun, pemain asal Brasil tersebut memastikan bahwa kondisi keluarganya baik-baik saja. Meskipun, dia tak menampik bahwa penyebaran COVID-19 di negaranya cukup mengkhawatirkan.
”Keluarga saya di Brasil tidak apa-apa, semuanya baik-baik saja di sana,” kata Bruno Silva.
Pandemi corona memang menyebar hampir di seluruh penjuru dunia. Termasuk di Negeri Samba, kampung halaman Bruno Silva.
”Situasinya sedikit berbahaya, sedikit kesulitan di beberapa wilayah, tapi saya harap semuanya akan kembali normal,” sambungnya.
Tetapi, sekalipun memutuskan tidak pulang kampung, Bruno Silva menegaskan bahwa sebenarnya dia ingin mudik ke Brasil. Tetapi, dia merasa lebih baik tinggal di Indonesia, melihat kondisi yang tak kondusif.
”Saya ingin kembali ke Brasil sekarang. Tapi saya lebih suka tinggal di Indonesia. Di sini pun saya mengurung diri di rumah untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Bruno.
Sementara, selain Bruno Silva, dua pemain asing PSIS juga memutuskan tidak pulang kampung. Mereka adalah Wallace Costa Alves dan Jonathan Cantillana.
Video
Rumusan Pemotongan Gaji di PSIS
Di sisi lain, manajemen PSIS Semarang belum memutuskan kebijakan perihal kejelasan kontrak pemain. Terutama menyangkut gaji saat Shopee Liga 1 2020 berhenti.
Sebelumnya, PSSI memberikan opsi terkait kontrak pemain setelah menyatakan status force majeure kompetisi. PSSI memperbolehkan klub untuk melakukan perubahan kontrak kerja yang disepakati oleh elemen di tim.
Klub mendapat kewajiban membayar gaji sebesar 25 persen dari nilai kontrak yang telah disepakati. Terutama pada bulan masa darurat wabah virus Corona, yakni Maret, April, Mei, dan Juni 2020.
Menanggapi hal itu, manajemen PSIS masih menyiapkan berbagai hal teknis berkaitan dengan hak pemain, pelatih, maupun ofisial. Mereka harus mematangkan kebijakan agar memuaskan kedua belah pihak.
"Kami belum memutuskan seperti apa kebijakan yang terbaik. Masih kami bahas di internal manajemen, supaya diantara kami tidak ada yang dirugikan. Untuk acuannya tetap arahan dari federasi perihal 25 persen dari nilai kontrak," terang CEO PSIS, Yoyok Sukawi, Selasa (31/3/2020).
Sumber asli: Bola.net
Disadur dari: Bola.net (Mustopa El Abdy, Published 30/3/2020)