Sutiono Lamso: Memori Gol Indah di Final Liga Indonesia 1994-1995

oleh Erwin Snaz diperbarui 03 Apr 2020, 09:15 WIB
Legend Series - Sutiono Lamso (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Bandung - Sutiono Lamso merupakan legenda Persib Bandung yang menjadi bintang pada era 1990-an. Ia menjadi pemain termuda tim Maung Bandung yang tampil di Kompetisi Divisi Utama Perserikatan 1989-1990.

Pada masa itu, Sutiono berusia 20 tahun dan tampil cemerlang saat Persib mengalahkan Persebaya 2-0 di final kompetisi Divisi Utama Perserikatan 1989-1990. Sejak saat itu, Sutiono selalu menjadi andalan Persib.

Advertisement

Pria kelahiran Purwokerto, 19 Agustus 1966 ini ikut pula membawa Persib berprestasi pada kompetisi Perserikatan 1993-1994 dan Liga Indonesia I 1994-1995.

Pada musim 1993-1994, pemain yang akrab dipanggil Suti ini dinobatkan sebagai pemain terbaik dengan torehan golnya sebanyak 12 gol. Namun, PSSI memberikan Sepatu Emas kepada striker Persebaya, Agus Winarno, karena yang dihitung hanya gol di putaran final.

Meski tidak mampu menembus skuat Timnas Indonesia, peran Sutiono di lini depan Persib tak tergoyahkan.

Pada Liga Indonesia I 1994-1995, karier Sutiono semakin cemerlang dan mencetak 21 gol untuk tim Pangeran Biru. Namanya menjadi sejajar dengan bintang lainnya kala itu, Peri Sandria dan Dejan Glucevic (Bandung Raya).

Ia pun menjadi pahlawan setelah mencetak gol tunggal ke gawang Petrokimia Putra pada final Liga Indonesia 1994-1995.

"Momen yang tak terlupakan. Saya sama sekali tidak pernah membayangkan bisa mencetak gol di final. Sampai kapanpun saya tidak akan pernah lupa," kenang Sutiono.

Rekor gol yang diciptakan Sutiono cukup lama bertahan dan pada Indonesia Super League 2013, striker Persib Bandung asal Belanda, Sergio van Dijk baru menyamai rekornya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Prestasi Lain

Sutiono Lamso, salah seorang pemain fenomenal yang dimiliki Persib. (Bola.com/Persib.co.id)

Prestasi lain yang diraih Sutiono yakni top scorer Piala Jawa Pos II/1990 (4 gol), pemain terbaik dan top scorer Piala Gubernur Jawa Tengah II/1990 (5 gol), dan pencetak gol terbanyak Piala Utama II/1992 (5 gol).

Sutiono mengakhiri kariernya sebagai pemain pada tahun 2000. Atas prestasinya itu, ia pun menjadi PNS di Kota Bandung.

Meski pensiun dari sepak bola, Sutiono tetap aktif dalam lingkungan si kulit bundar. Ia menjadi pelatih di beberapa SSB (Sekolah Sepak Bola) di wilayah Bandung.

Ia pun sempat dibawa Djadjang Nurdjaman untuk menjadi Asisten pelatih Persib Bandung pada musim 2013 bersama Asep Somantri dan Anwar Sanusi.

Namun, satu tahun kemudian, kontrak Sutiono sebagai asisten pelatih tidak diperpanjang. Posisinya digantikan oleh Herrie Setiawan.

Meski demikian, sepak bola tetap menjadi hobi yang tidak pernah ditinggalkannya. Sutiono kembali aktif menjadi pelatih SSB selain seorang PNS. Bahkan ia pun mendirikan SSB SL (Sutiono Lamso) hingga saat ini.