Bola.com, Jakarta - Tahun 2015 menjadi sejarah tak terlupakan bagi sepak bola Indonesia. Khususnya pemain. Ya, pada era ini, seluruh pemain sepak bola Indonesia kehilangan pekerjaan lantaran kompetisi dihentikan.
Pada era itu, kompetisi bertajuk QNB League sudah berjalan tiga pekan. Namun, konflik Kemenpora dengan PSSI, yang berujung pembekuan federasi sepak bola Indonesia, membuat liga dihentikan.
Masalah pun berlarut-larut ketika FIFA menjatuhkan sanksi kepada PSSI akibat intervensi pemerintah. Alhasil, Indonesia absen dari semua agenda internasional baik klub maupun timnas.
Para pemain pun bergejolak. Mereka yang mengandalkan pemasukan dari sepak bola, sangat berat apabila tidak ada kompetisi. Akhirnya, kekosongan kompetisi ini memicu digelarnya turnamen antarkampung hampir di seluruh Indonesia.
Bola.com mencatat ada lima turnamen tarkam yang diikuti bintang sepak bola Indonesia sepanjang 2015.
Pertama ialah Bina Jaya Cup Tangsel yang digelar di Lapangan Latus, Ciputat, Tangerang Selatan pada Juni 2015. Turnamen yang sudah digelar sejak 19 tahun lalu diramaikan sejumlah bintang, di antaranya Achmad Jufriyanto, Ramdani Lestaluhu, dan Titus Bonai.
Tim Decor, dari Kampung Kebon Manggis, Kelurahan Pondok Kacang Timur, Kecamatan Pondok Aren keluar sebagai juara turnamen. Decor diperkuat pemain asing asal Kamerun, Emile Mbamba.
Kemudian Liga Ramadan yang digelar di lapangan Hasanuddin Makassar, Juli 2015. Pemain top, baik asing maupun lokal tumpah di turnamen itu. Mulai dari Evan Dimas, Cristian Gonzales, Zulham Zamrun, Zulkifli Syukur, Hamka Hamzah, dan Fabiano Beltrame.
Bahkan, pemilik Borneo FC, Nabil Husein sengaja membentuk klub bernama Nahusam FC, supaya pemain Borneo FC tetap bertanding saat ISL vakum. Liga Ramadhan 2015 menghasilkan juara bersama, yakni klub OTP 37 dan Raiders 700.
Piala Bupati Banyumas dan Banjarnegara
Oktovianus Maniani, Leonard Tupamahu, dan Abanda Herman membuat turnamen Piala Bupati Banyumas yang digelar di Purwokerto pada Juli 2015 heboh.
Tiga pemain itu memperkuat Persak Kebumen pada ajang itu. Selain bintang klub level pertama dan kedua juga meramaikan turnamen. Persak Kebumen sukses meraih juara Piala Bupati Banyumas setelah mengalahkan Sleman United 2-0.
Tak jauh dari Purwokerto, Kabupaten Banjarnegara menggelar turnamen bertajuk Piala Bupati Banjarnegara pada akhir November 2015. Kali ini, jumlah bintang sepak bola Indonesia yang beraksi makin banyak.
Mulai dari Hargianto, Okto Maniani, Ferinando Pahabol, hingga lima bintang Persib Bandung, Zulham Zamrun, Firman Utina, Achmad Jufriyanto, Tony Sucipto, dan Taufiq. Juara turnamen itu adalah Brahman Keong Racun, klub milik juragan sapi, Wahyu Widodo.
Habibie Cup Parepare
Menjelang akhir tahun 2015, tepatnya bulan November, Kabupaten Parepare menarik perhatian pecinta sepak bola nasional dengan turnamen bertajuk Habibie Cup.
Habibie Cup menjadi panggung pemain ISL seperti Bio Paulin, Evan Dimas, Kurnia Meiga, Zulkifli Syukur, Zulham Zamrun, Boaz Solossa, Bayu Gatra, Victor Pae, Otavio Dutra, Makan Konate dan masih banyak lagi.
Partai final Habibie Cup mempertemukan tim yang bertabur bintang, Persipare Parepare melawan Sidrap United. Sayangnya, turnamen itu menyisakan luka buat pemain Persib Bandung, Zulham Zamrun.
Zulham yang memperkuat Persipare mengalami cedera ACL di babak semifinal. Ia pun menjalani operasi dan istirahat kurang lebih enam bulan.
Mas Wahyu, Penjual Sapi yang Gaet 11 Pemai Top
Wahyu Widodo (29 tahun) mendadak terkenal di Kabupaten Banjarnegara, Jateng, setelah klub tarkam yang ia bentuk menjuarai Piala Bupati Banjarnegara, Minggu (1/11/2015). Klub itu bernama Brahman Keong Racun yang sukses mengalahkan Persak Kebumen 2-0 pada partai final.
Wahyu adalah pedagang sapi di Pasar Induk Banjarnegara, yang sudah memulai bisnis sejak 2008. Sebagai pecinta sepak bola, Wahyu tak mau tinggal diam ketika Asosiasi PSSI Kabupaten Banjarnegara menggelar turnamen. Wahyu berpikir, dengan membentuk klub dan ikut turnamen, ia bisa mempromosikan bisnis sapi.
“Yang pertama kebanggaan dan tentu dengan ikut turnamen nama saya dan usaha sapi jadi lebih dikenal masyarakat,” kata Wahyu.
Wahyu membentuk klub dengan modal pemain lokal plus beberapa pemain top. Pada laga final, ada dua pemain Sriwijaya FC yang ia rekrut, yakni T.A. Musafri dan Fachrudin Wahyudi Aryanto. Dua pemain asing berhasil ia datangkan, yakni Herman Dzumafo dan Onambele Basile.
Selain itu, Brahman Keong Racun juga diperkuat gelandang Persib Bandung, Hariono dan mantan bek timnas, Nova Arianto. Ditambah lagi, ada eks striker Persikabo Bogor, Mustopa Aji dan penyerang lincah Persiba Bantul, Ugik Sugiyanto. Pemain yang kenyang pengalaman di Indonesia Super League dan Divisi Utama itu tampil di partai final. Hasilnya, Musafri dan Mustopa Aji mencetak dua gol kemenangan Brahman Keong Racun.
Sebelumnya, Brahman Keong Racun juga diperkuat mantan gelandang timnas U-19, Muhammad Hargianto dan dua pemain Surabaya United, Slamet Nurcahyo dan Rudi Widodo. Total, selama gelaran Piala Bupati Banjarnegara, Wahyu sukses mendatangkan 11 pemain berlabel ISL.
Enam di antaranya gabung klub elite hingga saat ini, yakni Hariono, T.A. Musafri, Fachrudin, Hargianto, Slamet Nurcahyo, dan Rudi Widodo. Sementara, Nova Arianto, Herman Dzumafo, Onambele Basile, Erik Setiawan, dan Munadi berstatus eks pemain ISL karena saat ini tidak aktif di klub ISL.
Wahyu membeberkan, ia membayar pemain mulai 2 hingga 5 juta rupiah untuk sekali tanding. Bila ditotal, uang yang ia keluarkan mencapai seratus juta lebih. Padahal, hadiah juara turnamen hanya 25 juta.
Wahyu ternyata tak sendiri. Ia punya pesaing dari kecamatan Pagentan, Banjarnegara, yakni juragan kayu yang sukses mendatangkan lima pemain Persib Bandung sekaligus pada babak semifinal. Lima pemain Persib itu adalah Firman Utina, Zulham Zamrun, Taufiq, Achmad Jufriyanto, dan Tony Sucipto. Klub yang diperkuat pemain Persib bernama Andalas Kayuares Pagentan.