Bola.com, Jakarta - Pekan Olahraga Nasional (PON) kerap melahirkan pemain-pemain masa depan. Hal itu sempat terjadi pada edisi 2004 ketika melahirkan generasi emas Papua, di mana sebagian besar memperkuat Persipura Jayapura.
Tim Papua ketika itu berhasil meraih medali emas pada PON 2004. Mereka menyabet medali bersama setelah bermain imbang 1-1 pada laga final. Ketika itu, diputuskan menjadi medali emas bersama karena kondisi non-teknis.
Pemain Papua pada PON 2004 layak disebut generasi emas karena dihuni pemain-pemain hebat. Sebut saja Gerald Pangkali, Korinus Fingkreuw, Christian Warabay, Ian Louis Kabes, Ricardo Salampessy, hingga Boaz Solossa.
Keberhasilan Papua meraih medali emas membuat nama-nama di atas laris manis di sepak bola Indonesia. Namun, mereka semua memiliki kesamaan karena pernah membela Persipura Jayapura.
Mereka memiliki peran penting di balik kesuksesan Persipura menjadi raksasa di sepak bola Indonesia rentang 2005-2013. Namun, perlahan para pemain tersebut ada yang pergi dan meninggalkan Persipura.
Lantas, siapa saja pemain yang tersisa? Berikut ini pemain-pemain generasi emas Papua pada PON 2004 yang masih tersisa di Persipura Jayapura.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Ian Louis Kabes
Ian Louis Kabes merupakan bagian dari generasi emas tim sepak bola Papua pada PON 2004. Ketika itu, Ian Kabes yang berusia 18 tahun sudah bermain di Persijap Jepara.
Selepas tampil di PON, Ian Kabes kemudian bergabung dengan Persipura Jayapura. Sejauh ini, Ian Kabes sudah tampil sebanyak 309 pertandingan dan mencetak 39 poin.
Ian Kabes juga sukses meraih tiga gelar liga di Persipura. Gelar-gelar itu diraih pemain kelahiran Jayapura, 13 Mei 1986 tersebut pada 2005, 2008-2009-2010-2011.
Ricardo Salampessy
Keberhasilan tim sepak bola Papua meraih medali emas di PON 2004 tak bisa dipisahkan dari peran Ricardo Salampessy. Ketika itu, Ricardo yang berusia 20 tahun hampir tak lolos seleksi karena melimpahnya pemain di posisi bek kanan.
Kemudian, peluang Ricardo terbuka karena tim membutuhkan bek tengah. Hingga saat ini, posisi tersebut menjadi andalan Ricardo.
"PON 2004 itu sangat spesial. Untuk saya pribadi, itu menjadi titik balik karier sepak bola saya. Sebenarnya saya hampir tidak lolos seleksi, karena kebetulan di posisi saya sudah banyak pemain lain yang lebih bagus," kata Ricardo.
"Akan tetapi, ternyata beberapa hari sebelum pengumuman pemain yang lolos seleksi, satu bek tengah kami cedera. Akhirnya yang saya ingat waktu itu tim pelatih terutama Fernando Fairyo (asisten pelatih tim PON Papua 2004), meminta saya main di bek tengah. Ternyata saya bermain lebih bagus di sana," ujar Ricardo.
Setelah PON, Ricardo bergabung dengan Persiwa Wamena selama satu musim. Setelah itu, dirinya bergabung dengan Persipura Jayapura pada 2005 hingga 2013. Sebanyak tiga gelar liga berhasil dipersembahkan Ricardo bersama tim berjulukan Mutiara Hitam tersebut.
Ricardo sempat hengkang ke Bhayangkara FC pada 2013. Namun, pada 2015 akhirnya Ricardo kembali ke pelukan Persipura dan saat ini secara keseluruhan sudah mengumpulkan 236 penampilan dan mencetak 10 gol.
Boaz Solossa
Boaz Solossa menjadi pemain paling setia bersama Persipura Jayapura. Setelah tampil membela tim PON 2004, Boaz bergabung dengan Persipura.
Sampai saat ini, hanya Persipura tim yang pernah dibela Boaz. Secara keseluruhan, Boaz sudah tampil sebanyak 298 kali dan mencetak 177 gol.
Berkat penampilan apiknya itu Boaz berhasil membantu Persipura meraih gelar liga pada edisi 2005, 2008-2009, 2010-2011, dan 2013. Wajar bila Boaz sudah layak disebut sebagai legenda hidup Persipura.
Baca Juga
3 Fakta Miring Timnas Indonesia Selama Fase Grup yang Membuat Pasukan STY Limbung Lalu Hancur di Piala AFF 2024
Deretan Hal yang Membuat Rekam Jejak Timnas Indonesia Layak Dapat Pujian Meski Gagal di Piala AFF 2024
3 Penyebab Timnas Indonesia Gagal Total di Piala AFF 2024: Tidak Ada Gol dari Pemain Depan!