Carlos Tevez, Sosok Kontroversial Biang Keladi Rivalitas West Ham dan Sheffield United

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 07 Apr 2020, 11:45 WIB
Carlos Tevez. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta - Premier League 2006-2007 merupakan musim yang tak akan bisa dilupakan buat West Ham United dan Sheffield United. Kedua tim bernasib kontradiktif. Carlos Tevez dan West Ham berpesta karena selamat dari degradasi, sementara Sheffield harus turun kasta.

Sejak saat itu pula, rivalitas West Ham dan Sheffield dimulai. Bukan karena sengitnya persaingan layaknya Liverpool dan Manchester United, melainkan karena sosok Tevez.

Advertisement

Mendengar nama Tevez, banyak dari kita bakal mengingat Argentina dan Juventus. Sementara di Premier League, mungkin masih banyak yang hanya ingat kalau striker Boca Juniors itu pernah bermain di Manchester United dan Manchester City saja.

Padahal, Tevez mulai terkenal saat pertama kali datang ke West Ham. Ia tak sendiri, ada kompatriotnya, Javier Mascherano yang direkrut pada waktu bersamaan. Mascherano pun sama, lebih dikenang karena performanya bersama Liverpool.

Tevez merapat ke Upton Park (markas West Ham sebelum pindah ke London Stadium) dari Corinthians pada Agustus 2006. Berbekal 26 gol dari 35 pertandingan bersama raksasa Brasil itu, pemain yang sempat bermain untuk Shanghai Shenhua itu diharapkan bisa membawa angin besar buat West Ham yang sejak era Premier League selalu berkutat di papan tengah dan bawah.

Sepanjang musim 2006-2007, West Ham memang hanya sanggup berjuang lepas dari jeratan degradasi. Namun, musim ini akan terus dikenang oleh suporter The Hammers dan juga Sheffield United. Bagaimana bisa?

The Great Escape, Gol Tevez ke Gawang Manchester United Selamatkan West Ham dan Tenggelamkan Sheffield

Pada 13 Mei 2007 merupakan pekan terakhir di Premier League musim tersebut. Sheffield dan West Ham sama-sama bersaing keluar dari degradasi. Keduanya memiliki poin yang sama, namun berbeda selisih gol.

West Ham butuh kemenangan di Old Trafford, ini bak Mission Impossible mengingat Manchester United merupakan tim kuat di Premier League. Namun, Tevez dkk. tidak patah arang. Tanpa memikirkan laga Sheffield kontra Wigan Athletic, mereka fokus mengejar kemenangan.

Singkat cerita, West Ham berhasil lolos dari jeratan degradasi usai Tevez mencetak satu-satunya gol ke gawang Manchester United pada injury time babak pertama. Sementara Sheffield di luar dugaan tumbang dari Wigan di kandang sendiri.

Video

2 dari 3 halaman

Tevez dan Mascherano Seharusnya Tak Boleh Bermain untuk West Ham

Javier Mascherano dan Carlos Tevez saat bergabung dengan West Ham United pada musim 2007. (Mirror).

Lantas, apakah karena hal itu saja rivalitas West Ham dan Sheffield terbentuk? Tentu tidak.

Pada bursa transfer musim panas 2006, Sheffield sebenarnya nyaris mendapatkan tanda tangan Tevez. Akan tetapi, West Ham berhasil menikung dan mendapatkannya, termasuk Mascherano.

Masih di musim 2006-2007, The Blades, julukan Sheffield United menempuh jalur hukum. Manajemen klub menuntut West Ham karena dinilai menyalahi aturan transfer terkait third party rights atau kepemilikan pemain pihak ketiga.

Tevez dan Mascherano seharusnya tidak boleh bermain untuk West Ham di kompetisi resmi karena status kepemilikannya bukan untuk West Ham, melainkan perusahaan agency pemain bernama Media Sports Investment milik Kia Joorabchian.

Pada Maret 2007, saat Premier League tinggal menyisakan beberapa pekan lagi, Premier League mendakwa West Ham bersalah karena melanggar dua aturan. Berikut aturannya:

B13: Semua hal dan transaksi yang berkaitan dengan liga, masing-masing klub harus menghormati liga dan klub lain dengan iktikad baik sepenuhnya

U18: "Tidak ada klub yang boleh menandatangani kontrak yang memungkinkan pihak mana pun dalam kontrak itu untuk memperoleh kemampuan yang secara material memengaruhi kebijakannya atau kinerja timnya dalam pertandingan liga atau dalam kompetisi apa pun

West Ham mengaku bersalah karena melanggar aturan tersebut. Namun, Premier League tidak menghukum klub berjulukan The Hammers itu sebagaimana mestinya, bahkan pengurangan poin yang diminta Sheffield United tidak dikabulkan.

Seharusnya, Tevez tidak bisa dimainkan West Ham di sisa kompetisi, yakni sejak akhir April. Tetapi, Premier League tetap memperbolehkan pemain asal Argentina itu bermain. Itu yang kemudian dipersoalan oleh seluruh elemen Sheffield United.

Pada Agustus 2007, atau setelah musim 2006-2007 berakhir, Sheffield kembali menempuh jalur hukum. Kasusnya baru selesai pada Maret 2009. West Ham dan Sheffield 'berdamai' dan mengakhiri perselisihan terkait transfer Tevez.

Namun demikian, Sheffield United terlanjur sakit hati. Mereka kini tak cuma menjadikan Sheffield Wednesday sebagai rivalnya, tapi juga West Ham United.

 

3 dari 3 halaman

Sosok Kontroversial

2. Carlos Tevez - Bergabung pada rentang 2007 hingga 2009, Tevez cukup banyak tampil bersama skuat Setan Merah. Penyerang asal Argentina mencatatkan 99 penampilan dan menyumbang 34 gol. (AFP/Paul Ellis)

Bersama West Ham, Tevez hanya berhasil mencetak tujuh gol saja. Tapi, ia tetap dicap sebagai idola buat suporter The Hammers.

Gol pertamanya ia cetak ke gawang Tottenham Hotspur, rival West Ham. Ia merayakannya dengan berlari ke arah tribun suporter West Ham sembari membuka baju. Meski pada akhirnya tumbang 3-4, laga itu tetap diingat oleh suporter karena menilai Tevez bermain dengan passion menghadapi sang rival.

Pada November 2006, ketika berhadapan dengan Sheffield United, Tevez ditarik keluar lebih awal. Ia tak terima dan marah besar. Tevez bahkan langsung meninggalkan stadion usai digantikan.

Rekan setimnya lantas menghukum Tevez dengan memotong setengah gaji mingguannya untuk didonasikan ke badan amal. Selain itu, entah iseng atau memang sebagai bentuk hukuman, Tevez diminta berlatih menggunakan jersey Brasil.

Tevez yang orang Argentina tidak mau menuruti permintaan tersebut.

"Saya memang pernah bermain di Brasil dan menghormati orang-orang Brasil, tapi saya adalah warga negara Argentina dan demi alasan apa pun saya menolak mengenakan jersey itu," kata Tevez.

Pada musim panas 2007, Tevez didekati oleh Inter Milan. Saat itu, ia hanya mengatakan bahwa masih ingin fokus ke Copa America.

"Nanti saya putuskan usai Copa America. Sisanya silakan bicara dengan perwakilan saya (Kia Joorabchian)," kata Tevez.

Joorabchian berulang kali mengatakan di publik bahwa kliennya masih ingin berkarier di Premier League. Ia juga berusaha mempertahankan Tevez di West Ham, tapi uang menjadi biang masalah.

West Ham menolak melepas Tevez jika mayoritas uang transfer tidak masuk ke rekening klub. Inilah yang sebenarnya pernah terjadi ketika West Ham membeli Tevez dari Corinthians.

Kala itu, uang transfer West Ham tidak masuk ke kas Corinthians, melainkan ke saku Media Sports Investment, agency milik Joorabchian. Karena hal itulah, West Ham dinilai 'membeli Tevez dari agen', bukan Corinthians. Itu juga yang jadi diributkan Sheffield United sejak awal.

Tiba-tiba saja, pada 5 Juli 2007, Daily Mail melaporkan bahwa Tevez setuju bergabung dengan Manchester United. West Ham tetap menolak klaim tersebut dan tetap meminta mayoritas uang masuk ke rekening klub. Saat itu, United disebut-sebut membayar uang senilai 20 juta pounds kepada Joorbachian. Alasannya, United merasa kalau Tevez bukan milik West Ham.

FIFA sampai turun tangan. Badan sepak bola tertinggi di dunia itu lantas membawa kasus ini ke CAS (Pengadilan Olahraga Dunia). Joorabchian tetap bersikukuh bahwa ada kontrak yang menyatakan jika apa pun perputaran uang terkait Tevez, ada persentase besar masuk ke rekening pribadinya.

Premier League kemudian menggandeng West Ham dan Media Sports Investment dalam satu meja, hingga diputuskan bahwa West Ham hanya akan mendapatkan uang senilai 2 juta pounds saja.

Sumber: BBC, Guardian, Daily Mail

Berita Terkait