Bola.com, Jakarta - Sejak pertama kalinya bergulir pada 28 tahun lalu, Premier League telah menjadi etalase pemain-pemain terbaik dalam industri sepak bola modern di Inggris. Begitu banyak pemain dunia makin besar setelah bermain di Premier League, begitupun untuk posisi penjaga gawang yang merupakan posisi vital tapi seringkali terlupakan.
Berbeda dengan sejumlah liga top Eropa lain, seperti Bundesliga, Serie A, La Liga, dan Ligue 1 yang hanya memperlihatkan rivalitas dua hingga tiga tim papan atas, Premier League selalu memperlihatkan persaingan menarik di antara empat hingga enam klub papan atas.
Manchester United, Arsenal, Liverpool, Chelsea, dan Manchester City adalah contoh tim-tim yang mampu bersaing begitu ketat, plus dengan keberadaan Tottenham Hotspur, Everton, dan tim-tim lainya, di Premier League.
Semua tim tersebut pernah memiliki pemain-pemain yang tergolong terbaik di dunia, terutama di lini serang tim. Namun, pada saat yang sama tim-tim tersebut tidak akan bisa meraih kesuksesan jika tidak didukung oleh kiper-kiper dengan kualitas yang sama bagusnya.
Kali ini, Bola.com merangkum 10 kiper terbaik yang pernah ada di Premier League seperti dilansir Sportskeeda.
Video
10. Joe Hart
Performa yang diperlihatkannya dalam beberapa tahun terakhir, bersama Timnas Inggris dan West Ham United serta Burnley, telah menjadi penyebab reputasinya menurun. Padahal Joe Hart merupakan kiper yang benar-benar hebat yang menjadi produk akademi Shrewsbury.
Hart bergabung bersama Manchester City pada 2006, di mana saat itu dirinya berusia 19 tahun. Ia berkembang dalam waktu tiga tahun. Pada musim 2009-2010, Hart pindah ke Birmingham sebagai pinjaman, di mana ia menikmati musim yang fantastis dan masuk dalam tim terbaik versi PFA.
Dari situ ia menjadi kiper terbaik Manchester City dan menghasilkan 18 clean sheet pada musim 2010-2011. Ia memenangi Golden Glove pada musim itu dan kemudian menjadi kiper nomor satu Timnas Inggris dan meraih trofi Piala FA bersama The Citizens.
Joe Hart meraih kesuksesan pada musim 2011-2012, di mana ia membawa Manchester City meraih gelar juara Premier League. Gelar yang sama kembali diraihnya pada musim 2013-2014, bersama trofi Piala Liga Inggris.
9. Kasper Schmeichel
Kiper asal Denmark ini bisa dibilang selalu sulit untuk keluar dari bayang-bayang ayahnya, kiper legendaris Manchester United, Peter Schmeichel. namun, kiper Timnas Denmark itu sukses meraih kegemilangan di Premier League, meski tidak secemerlang sang ayah.
Kasper Schmeichel merupakan produk akademi Manchester City. Ia beberapa kali merasakan pindah klub sebagai pemain pinjaman saat masih muda, mulai dari Darlington, Bury, Falkirk, Cardiff City, hingga Coventry City.
Ia kemudian dilepas ke Notts County dan sempat merasakan kiprah di Leeds United. Kariernya mulai cemerlang ketika memutuskan pindah ke Leicester City pada 2011. Setelah tiga musim bersama Leicester City di divisi Championship, Schmeichel membawa The Foxes promosi ke Premier League setelah menjadi juara Championship pada musim 2013-2014.
Momen tersebut boleh dibilang menjadi titik balik karier Schmeichel dalam sepak bola Inggris. Kiper asal Denmark itu membantu timnya kemudian menjuarai Premier League pada musim 2015-2016.
8. Jens Lehmann
Kiper asal Jerman ini bermain untuk Arsenal selama lima musim, mulai dari 2003 hingga 2008. Dalam rentan waktu tersebut, Jens Lehmann memastikan dirinya menjadi kiper yang hebat di Premier League.
Musim perdananya di Premier League adalah yang paling sukses. Ia menjadi bagian dari kesuksesan Arsenal dalam meraih Invincibles, atau tidak terkalahkan dalam satu musim penuh, dengan akhir musim yang membahagiakan. The Gunners menjadi juara Premier League.
Dalam musim tersebut, Jens Lehmann mencetak 15 clean sheet dan hanya kebobolan 26 gol. Meski gaya permainannya yang cepat membuatnya sering melakukan kesalahan, Lehmann juga mampu bermain brilian dengan positioning yang bagus dan refleks yang atletis.
Pada musim 2005-2006, Lehmann membuat penampilan ke-100 di Premier League dan juga membantu Arsenal mencapai final Liga Champions. Hal itu menjadi bersejarah bagi kiper asal Jerman itu yang berhasil membuat rekor 10 clean sheet secara berunun dalam kompetisi tersebut.
7. Alisson Becker
Dengan usianya yang masih tergolong muda, ada kemungkinan Alisson Becker bisa menjadi kiper terbaik dalam sejarah Premier League dalam beberapa tahun ke depan. Kiper Liverpool yang dibawa dari AS Roma pada 2018 ini bisa dikatakan sebagai yang terbaik di dunia pada saat ini dan telah mengubah nasib The Reds sejak ia bergabung di Anfield.
Alisson Becker bahkan sempat dijuluki Messi di posisi penjaga gawang karena keahliannya menguasai bola. Alisson membuat 21 clean sheet pada musim pertamanya di Anfield dan hanya kebobolan 22 gol. Tentu itu sudah cukup baginya untuk memenangi Golden Glove Premier League pada musim debutnya.
Gelar juara Liga Champions menjadi bentuk konkret dari kesuksesan Alisson bersama The Reds. Setelah blunder yang dilakukan Loris Karius saat Liverpool kalah di final Liga Champions 2017-2018, Alisson justru membuat serangkaian penyelamatan di kompetisi Eropa tersebut hingga meraih gelar juara pada akhir musim 2018-2019.
Gaya permainan kiper asal Brasil itu mungkin dianggap sembrono, karena telah membuat tiga kesalahan yang berbuah gol sejak bergabung di Anfield. Namun, ketenangan yang dimilikinya juga fenomenal.
Dengan usianya yang masih 27 tahun pada saat ini, Alisson masih punya satu dekade lagi untuk berada di performa terbaiknya bersama Liverpool. Ia bahkan sebenarnya bisa memenangi gelar juara Premier League pertama untuk Liverpool pada musim ini seandainya musim tidak berhenti karena pandemi virus corona.
6. David de Gea
David de Gea merupakan kiper nomor satu Manchester United sejak kedatangannya di Old Trafford pada 2011. David de Gea menjadi satu dari beberapa kiper terbaik yang pernah ada dalam sepanjang sejarah Premier League.
Ia bergabung bersama Manchester United saat masih berusia 20 tahun. Awalnya ia mendapatkan kritik karena fisiknya yang cenderung kurang mumpuni, di mana itu membuatnya cukup sering melakukan kesalahan dalam musim pertamanya.
Sejak saat itu, David de Gea mulai makin kuat. Pada musim 2013-2014, David de Gea membuat sejumlah penyelamatan yang fenomenal.
De Gea bahkan memenangi penghargaan pemain terbaik Premier League pada musim itu. Kemudian pada musim 2017-2018, kiper asal Spanyol itu memenangi Golden Glove setelah membuat 18 clean sheet dalam satu musim.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejak penampilan buruknya bersama Timnas Spanyol di Piala Dunia 2018, De Gea makin sering membuat kesalahan yang mengkhawatirkan. Namun, kiper berusia 29 tahun ini masih punya kemungkinan untuk bangkit lagi dan terus memperlihatkan permainan di level top.
5. Edwin van der Sar
Ketika Manchester United kehilangan Peter Schmeichel yang gantung sarung tangan pada 1999, The Red Devils butuh waktu beberapa tahun untuk bisa mendapatkan pengganti yang tepat. Mark Bosnich, Fabian Barthez, dan Tim Howard pernah mencoba, tapi Edwin van der Sar yang akhirnya berhasil untuk mengganti peran Schmeichel.
Kiper asal Belanda itu sudah berusia 34 tahun ketika The Red Devils merekrutnya. Edwin van der Sar menikmati empat musim yang bagus bersama Fulham di Premier League, tapi di Old Trafford ia makin memperlihatkan peran pentingnya di bawah mistar gawang, yang merpakan penggabungan dari skill, pengalaman, dan kepala dingin.
Kedatangannya di Old Trafford berdampak langsung kepada kejayaan Manchester United. Pada musim keduanya di Old Trafford, Manchester United berhasil meraih gelar juara Premier League, di mana ia masuk dalam daftar 11 pemain terbaik versi PFA.
Musim 2007-2008 menjadi lebih baik baginya. Tidak hanya karena Manchester United berhasil mempertahankan gelar juara Premier League yang mereka miliki, tapi juga karena The Red Devils sukses memenangi trofi Liga Champions, di mana kiper asal Belanda itu menjadi bintang saat Manchester United menang lewat drama adu penalti.
Van der Sar memecahkan rekor Premier League pada musim 2008-2009. Ia membantu The Red Devils melewati 11 pertandingan dan 1.032 menit tanpa kebobolan satu gol pun. Ia akhirnya kebobolan setelah bermain selama 1.311 menit, sebuah rekor yang masih ada hingga hari ini.
Karier Van der Sar berakhir pada musim 2011 setelah enam musim bersama Manchester United. Selama itu, ia telah memenangi tujuh trofi utama di klub, yang membuatnya menjadi satu di antara beberapa kiper terbaik dan tersukses yang ada di Premier League.
4. Ederson
Ketika Pep Guardiola datang dan menangani Manchester City pada 2016, satu hal yang dilakukannya adalah menyingkirkan Joe Hart dari posisi kiper utama The Citizens. Alasannya adalah ia ingin seorang kiper yang memiliki skill lebih baik dan kemudian merekrut kiper asal Chile, Claudio Bravo, yang kemudian menjadi sebuah bencana karena sejumlah kesalahan tidak perlu.
Akhirnya Manchester City merekrut Ederson pada musim panas 2017. Hasilnya sangat dramatis. Kiper asal Brasil itu membantu Manchester City menjuarai Premier League dengan hanya kebobolan 27 gol. Ia membuat 16 clean sheet pada musim itu.
Ederson memiliki rata-rata keberhasilan umpan yang bagus, mencapai 85 persen. Sebuah angka yang jarang muncul dari seorang kiper. Kebanyakan gol yang dicetak Manchester City dimulai dari umpan yang dilepaskan oleh Ederson.
Musim 2018-2019, Ederson berhasil meraih gelar juara Premier League keduanya bersama Manchester City, bersamaan dengan Piala FA dan Piala Liga Inggris. Tentu bukan kejutan jika namanya masuk dalam 11 pemain dalam tim terbaik versi PFA.
3. David Seaman
Merupakan satu dari beberapa kiper paling dihormati dalam sejarah Premier League. David Seaman merupakan kiper nomor satu Arsenal sepanjang 13 musim. Ia membantu The Gunners memenangi sembilan trofi, termasuk dua trofi Premier League.
Musim 1997-1998 menjadi pertama kalinya Seaman meraih gelar juara Premier League, tapi mungkin musim 1998-1999 merupakan musim terbaik bagi kiper andalan Timnas Inggris saat itu.
Ia bermain dalam semua pertandingan liga yang dijalani Arsenal, kebobolan hanya 17 gol, dan mereka berhasil finis di posisi kedua pada akhir musim. Dalam satu dekade pertama Premier League, tak ada kiper yang mampu mencetak clean sheet sebanyak dirinya, yaitu 130 kali.
Namun, pada akhir kariernya, Seaman kerap mendapatkan kritik. Kendati demikian, ia tetap menjadi pilihan terbaik dengan sejumlah penyelamatan luar biasa dalam kariernya di musim terakhir bersama Arsenal.
Hingga saat ini, David Seaman masih menjadi penampil terbanyak kedua dalam sejarah Arsenal. Ia tampil dalam 325 pertandingan bersama The Gunners dan akan selalu diingat sebagai seorang legenda.
2. Petr Cech
Petr Cech direkrut oleh Chelsea pada musim panas 2004. Ia menghabiskan waktu selama 11 tahun sebagai kiper utama The Blues. Selama berada di Stamford Bridge, Cech memenangi 13 trofi juara, termasuk empat gelar Premier League. Sebagai seorang kiper, ia merpakan lambang dari sebuah konsistensi.
Kiprah kiper asal Republik Ceko itu pada musim pertamanya diwarnai dengan sukses mencetak rekor 21 clean sheet, memenangi penghargaan Golden Glove di Premier League. Ia hanya kebobolan 15 gol sepanjang musim. Kemudian pada musim 2005-2006, ia hanya kebobolan 22 gol dan Chelsea kembali memenangi gelar juara Premier League.
Cech sempat mengalami retak pada tengkoraknya pada musim 2006-2007. Namun, hal tersebut tidak menghalangi konsistensinya dalam mengawal gawang Chelsea. Dalam dua bulan, ia kembali dan memperlihatkan performa yang luar biasa dengan mencetak 8 clean sheet secara beruntun hanya dalam enam bulan setelah cedera itu. Satu bulan kemudian, ia mencetak clean sheet lagi saat Chelsea menjuarai Piala FA.
Pada tahun-tahun berikutnya, Petr Cech meraih lebih banyak prestasi. Ia mencetak clean sheet ke-100 bersama Chelsea pada musim 2009-2010. Tapi, musim terbaik datang pada 2011-2012. Pada final Liga Champions melawan Bayern Munchen, Petr Cech menggagalkan penalti pada perpanjangan waktu dan dua lagi saat drama adu penalti yang membantu The Blues meraih gelar juara Liga Champions untuk pertama kalinya.
Petr Cech sempat pindah ke Arsenal. Namun, bersama The Gunners, Cech tidak mendapatkan prestasi yang sama seperti ketika membela Chelsea, meski ia turut membantu The Gunners memenangi Piala FA 2017.
1. Peter Schmeichel
Manajer legendaris Manchester United, Sir Alex Ferguson, pernah mengatakan bahwa memiliki Peter Schmeichel di bawah mistar gawang timnya mewakili ekstra 15 poin dalam satu musim. Sebenarnya, Ferguson mungkin tidak salah.
Kiper asal Denmark itu menghabiskan delapan musim di Old Trafford. Schmeichel juga membantu mengantar tim mendapatkan sebuah periode paling sukses dalam perjalanan Manchester United.
Pada musim keduanya di Manchester United, Schmeichel selalu ada di bawah mistar hingga akhirnya The Red Devils meraih gelar juara Premier League. Pada musim itu, Schmeichel mencatatkan 22 clean sheet. Dari situ, ia kemudian meraih empat gelar juara Premier LEague, dan enam trofi lainnya, termasuk Liga Champions pada 1999.
Ciri khas permainan Schmeichel adalah kemampuannya membuat dirinya tampak lebih besar dari dirinya, dan itu adalah sesuatu yang luar biasa. Ia akan keluar dari gawangnya dan menghalau setiap penyerang yang datang. Bahkan Ian Wright yang hebat bersama Arsenal tidak pernah mencetak gol ke gawangnya.
Kiper asal Denmark itu juga merupakan satu dari beberapa kiper pertama yang mampu memulai serangan. Tidak seperti kiper modern seperti Ederson dan Alisson, itu bukan melalui kemampuannya dalam memberikan umpan, tapi lebih karrena ia sering melepaskan bola dengan lemparan jauh kepada rekan setimnya di lini depan.
Mampu melakukan beberapa penyelamatan paling spektakuler dalam sepanjang masa, seperti penyelamatan terbaik dalam satu dekade ketika Manchester United menghadapi Newcastle United pada 1997. Schmeichel masih menjadi penjaga gawang terbaik Premier League, lebih dari 15 tahun setelah memutuskan pensiun.