Pele Pernah Bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno, tapi Tidak Mengesankan

oleh Hendry Wibowo diperbarui 09 Apr 2020, 20:00 WIB
Pele. | via: usatoday.com

Bola.com, Jakarta - Tidak bisa dimungkiri, nama lagenda sepak bola asal Brasil, Edson Arantes dos Nascimento atau yang akrab disapa Pele merupakan salah satu pemain terbaik sepanjang sejarah.

Kebintangan Pele kerap disandingkan dengan legenda asal Argentina, Diego Maradona. Cukup melihat prestasi yang didapatnya untuk mengetahui seberapa hebat seorang Pele.

Advertisement

Tengok aksi Pele di Piala Dunia 1958 di Swedia. Ia yang ketika itu masih berusia 17 tahun melewati tiga pemain Swedia dan turut mengantar Brasil menang 5-2 di partai puncak.

Selama berkostum Selecao, Pele mempersembahkan tiga gelar juara Piala Dunia. Usai 1958, Pele meraih trofi Piala Dunia pada edisi 1962 dan 1970.

Di level klub, Pele tak pernah mencicipi kompetisi Eropa. Namanya besar bersama klub Brasil, Santos. Menariknya ketika memperkuat Santos, sang legenda ternyata pernah merumput di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Kala itu, Pele yang sedang berada di puncak karier ikut bertanding dalam laga persahabatan Santos melawan timnas Indonesia, Rabu 21 Juni 1972.

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 3 halaman

Tidak Bersinar

Selama ini Maradona dan Pele memang dikenal tidak akur dan sering saling serang dengan kata-kata pedas terutama terkait persaingan antara Argentina dan Brasil di kancah sepak bola dunia. (AFP/Patrick Kovarik)

Hanya saja performa Pele saat itu terbilang biasa saja. Alih-alih memukau publik Jakarta dengan gocekannya, ia justru membuat kecewa.

Majalah Tempo edisi 1 Juli 1972 menggambarkan. "Pele, Mutiara Hitam Brazil yang menjadi pusat perhatian, malam itu tidak mengesankan sedikitpun."

Aksi ala-kadarnya dari Pele membuat kecewa 75 ribu penonton yang hadir di Senayan saat itu. Menurut Tempo, aksi mayoritas para pemain Santos tidak sesuai dengan honor yang dibayarkan.

Masih menurut Tempo kala itu, Santos dibayar 45 ribu dolar Amerika Serikat. Dengan catatan saat itu kurs rupiah ada di angka Rp 420 per 1 dolar.

"Maka tidak heran kalau gaya permainan Santos dan insiden-insiden yang terjadi sepanjang pertandingan, menimbulkan kutukan-kutukan penonton," tulis Tempo.

3 dari 3 halaman

Dimenangkan Santos

Pele (AFP/Yasuyoshi Chiba)

Penampilan Pele di luar lapangan justru jauh lebih mengesankan. Pria kelahiran Minas Gerais itu disebut sederhana dan ramah.

"Kesederhanaan dan kerendahan hati Pele seperti yang dikisahkan Captain Partono, pilot CIA “Bali Express” dan pramugari Christina Loing yang mengantarkan Pele dan rombongan ke Jakarta, mereka langsung berkenalan dengan raja bola ini," tulis Tempo.

Pada akhirnya, pertandingan di Senayan dimenangkan Santos. Pele, meski bermain buruk, mencetak satu gol dari tiga gol kemenangan Santos.

Pertandingan berakhir dengan skor 3-2. Dua gol Santos ke gawang Roni Paslah dicetak Jadel dan Edu. Sementara, dua gol Timnas Indonesia diborong Risdianto.

Sumber asli: Tempo

Disadur dari: Liputan6.com (Luthfie Febrianto, Published 12/2/2020)

Berita Terkait