Bola.com, Makassar - Sepanjang pegelaran Liga Indonesia sejak 1994, PSM Makassar memunculkan deretan bek tengah garang dan berkualitas yang juga cemerlang di Timnas Indonesia.
Di antaranya Alibaba, Syamsuddin Batola, Yeyen Tumena, Ronny Ririn, Charis Yulianto, Jack Komboy dan Hamka Hamzah. Sepakterjang mereka mewarnai kompetisi kasta tertinggi tanah air.
Diantara mereka, ada dua pemain yang mengawali karir profesionalnya bersama PSM dan sukses menembus tim nasional senior di Piala Asia.
Keduanya adalah Yeyen Tumena dan Ronny Ririn.Yeyen yang merupakan pemain jebolan PSSI Primavera, pertama kali bergabung di PSM pada Liga Indonesia musim 1995-1996.
Pencapaian Yeyen bersama PSM pada musim perdananya di Juku Eja terbilang lumayan. Ia menjadi kapten termuda sepanjang sejarah PSM dengan usia belum genap 19 tahun kala itu.
Hebatnya, bersama PSM, Yeyen menembus final Liga Indonesia 1995-1996. Sayang, Juku Eja gagal meraih trofi juara setelah dikalahkan Mastrans Bandung Raya 0-2 pada partai puncak yang berlangsungdi Stadion Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta.
Meski gagal membawa PSM juara, penampilan Yeyen tetap mendapat apresiasi dengan terpilih sebagai anggota skuat Timnas Indonesia pada Piala Asia 1996 di Uni Emirat Arab. Selain Yeyen, ada juga nama gelandang PSM, Ansar Razak yang ikut berkostum tim merah putih.
Video
Produk Makassar
Sedang Ronny Ririn adalah pemain produk lokal Makassar. Ronny sejatinya sudah memperkuat Juku Eja pada Perserikatan edisi terakhir yakni musim 1993-1994. Kala itu, PSM Makassar meraih posisi runner-up setelah kalah dari Persib bandung di final.
Pada Liga Indonesia 1994-1995, Ronny hanya bermain pada putaran pertama karena cedera lutut. Nama Ronny mencuat pada Liga Indonesia 1999-2000, ia mengganti peran Yeyen yang kondisinya belum pulih betul karena cedera.
Pada musim itu, Ronny praktis tak tergantikan. Meski di posisi itu ada Alibaba, Joseph Lewono dan Syamsuddin Batola. Bersama PSM, Ronny meraih trofi juara. Ini merupakan gelar perdana Juku Eja di Liga Indonesia.
Di final yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, PSM mengalahkan PKT Bontang 3-2. Berkat prestasinya itu, nama Ronny pun masuk dalam daftar skuat tim nasional Indonesia pada Piala Asia 2000 di Lebanon.
Karakter Sama
Karakter Yeyen dan Ronny kala membela PSM Makassar hampir sama, yakni impresif serta tanpa kompromi dalam memotong dan menghambat pergerakan pemain lawan. Keduanya pun pernah sama-sama melakoni posisi bek sayap.
Yeyen dan Ronny pun pernah mengalami cedera parah yang menghambat perjalanan karier mereka.
Yeyen mendapat cedera ketika memperkuat Timnas Indonesia di Piala Asia 1996. Kala itu, lututnya cedera parah setelah berbenturan dengan kapten tim tuan rumah Uni Emirat Arab, Adnan Al Tayani pada laga penyisihan grup di Stadion Jeque Sayed, 10 Desember 1996. Cedera yang membuatnya harus naik meja operasi dan istirahat total selama 12 bulan.
Ia kembali berkostum PSM sampai 2001. Setelah itu, Yeyen membela sejumlah klub yakni Persikota Tangerang, Perseden Denpasar, Persebaya Surabaya, PSMS Medan, Persma Manado, Persija Jakarta, dan Persma Manado.
Menariknya, Yeyen sempat memperkuat Timnas Indonesia futsal pada Piala Asia 2004 di Jakarta. Sementara Ronny, sempat absen lama karena cedera kaki pada putaran pertama Liga Indonesia 1994-1995.
Setelah pulih, Ronny bangkit dan malah semakin bersinar di PSM sampai pensiun sebagai pemain pada 2005.Yang berbeda saat keduanya tak lagi berstatus sebagai pemain. Yeyen berkarier sebagai pelatih sekaligus instruktur.
Terakhir, Yeyen menjadi caretaker pelatih timnas Indonesia pada kualifikasi Piala Dunia 2020. Sedangkan Ronny memilih membuka usaha dagang kebutuhan harian bersama sang istri, Risma Muchtar di kawasan Makassar Utara. Ia juga berinvestasi dengan memiliki beberapa petak sawah di kabupaten Pinrang, kampung halamannya.