Bola.com, Jakarta - Liga Indonesia memang tidak segemerlap kompetisi di kawasan Asia. Namun, hajatan sepak boa di Tanah Air tetap mampu mengundang bintang-bintang dunia, terutama yang pernah berkiprah di Piala Dunia.
Mario Kempes menjadi satu di antara deretan jebolan Piala Dunia yang pernah berkancah di Liga Indonesia. Mantan bintang Argentina pada edisi 1978 itu bergabung dengan Pelita Jaya pada 1996.
Sewaktu membela Argentina, Kempes mampu meraih gelar Piala Dunia 1978 serta merengkuh trofi pencetak gol terbanyak dengan enam gol.
Usianya terhitung gaek saat berlabuh di Pelita Jaya, 42 tahun. Dia dikontrak selama sepuluh bulan. Dari 15 pertandingan, Kempes berhasil menorehkan sepuluh gol.
Sebelum Kempes datang, Roger Milla telah lebih dulu merumput di Liga Indonesia dengan status alumnus Piala Dunia. Dia adalah aktor utama Kamerun saat lolos ke babak delapan besar Piala Dunia 1990.
Penampilan Milla bersama Pelita Jaya terbilang lumayan dengan menciptakan 23 gol dari 23 pertandingan. Pada 1996, Milla memutuskan hengkang dari Pelita Jaya untuk selanjutnya berlabuh di Putra Samarinda. Saat membela Putra Samarinda, Milla berhasil menciptakan 18 gol dari 12 pertandingan.
Kompatriot Milla di Piala Dunia 1990, Jules Onana mengikuti jejak koleganya dengan berpetualang di Liga Indonesia sejak 1996. Onana yang berposisi sebagai stopper kerap berganti-ganti kostum klub di Indonesia.
Pemain yang tercatat 56 kali membela Kamerun itu sempat berkiprah di Persma Manado, Persijap Jepara, dan terakhir Pelita Jaya pada Liga Indonesia musim 2003. Ia kemudian banting setir jadi agen pemain asing resmi berlisensi FIFA. Banyak pemain asing berkualitas didatangkan Onana ke Indonesia.
Belakangan Onana bahkan memilih jadi pelatih sekolah sepak bola. Ia menyebut ingin mencetak pesepak bola Indonesia berkualitas sebagai rasa terima kasih atas yang ia dapat selama ini di negara perantauannya.
Video
Pemain Afrika Doyan Singgah di Liga Indonesia
Alumnus Kamerun di Piala Dunia 1990, Emmanuel Maboang Kessack sempat mencoba peruntungan di Liga Indonesia 1997-1998. Kessack yang berposisi sebagai gelandang serang, membela Pelita Jaya.
Permainannya yang ciamik mencuri perhatian publik sepak bola nasional. Ia sempat masuk jadi bagian skuat Perang Bintang Liga Indonesia musim itu. Namun, karena kerusuhan kiprah Kessack hanya sebentar saja. Kompetisi dibubarkan di tengah jalan oleh PSSI.
Satu lagi pemain Afrika berdarah Kamerun berstatus lulusan Piala Dunia yang berkiprah di Indonesia. Dia adalah Pierre Njanka.
Njanka singgah kali pertama ke Indonesia dengan membela Persija Jakarta di ISL musim 2008-2009. Kemudian mantan bek Kamerun di Piala Dunia 1998 dan 2002 tersebut hengkang ke Arema Malang.
Luar biasanya, Njanka berhasil mempersembahkan gelar bagi Arema FC pada musim pertamanya, yaitu 2009-2010.
Trofi itu terasa spesial bagi tim berjulukan Singo Edan ini karena menjadi yang pertama sejak era Liga Indonesia. Pencapaian tertinggi Arema sebelumnya adalah dengan menjadi juara Piala Indonesia 2005 dan 2006.
Njanka hengkang dari Arema karena masalah finansial yang melanda. Ia sempat berkiprah di kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) bersama Aceh United pada 2010. Namun, rekan seangkatan Samuel Eto'o ini hanya sebentar di sana karena pelaksanaan kompetisi terhenti di tengah musim. Ia balik badan ke Mitra Kukar pada 2011-2012.
Pemain kelahiran Duoala, 15 Maret 1975 itu gantung sepatu sebagai pesepak bola profesional ketika membela Persisam Samarinda di Indonesia Super League (ISL) 2012-2013.
Pada 2012, PSMS Medan merekrut Nastja Ceh. Dia adalah anggota Slovenia di Piala Dunia 2002. Sayang, keberlangsungan Ceh dengan PSMS hanya seumur jagung. Pada akhir 2012, dia hengkang ke Thanh Hoa.
Persija ikut-ikutan mendatangkan alumnus Piala Dunia. Pada 2014, tim berjulukan Macan Kemayoran ini memboyong Ivan Bosnjak, penyerang Kroasia di Piala Dunia 2002.
Namun, penampilan Bosnjak jauh dari harapan. Dia hanya mampu mencatatkan empat gol dari 14 penampilan. Alhasil, pemain bertubuh gempal ini didepak pada pertengahan musim.
Michael Essien Paling Menggemparkan
Regulasi marquee player di Liga 1 2017 membuat klub berbondong-bondong mendaratkan mantan bintang-bintang dunia. Termasuk alumnus Piala Dunia.
Manuver Persib Bandung mendatangkan Michael Essien membuat gempar sepak bola nasional. Gelandang asal Ghana ini bukan pemain sembarangan. Dia pernah bermain di Piala Dunia 2006 dan 2014.
Selain itu, Essien juga pernah memperkuat klub raksasa Eropa semodel Chelsea, Real Madrid, dan AC Milan.
Bersama mantan penyerang Inggris, Carlton Cole, Essien merapat ke Persib untuk Liga 1 2017. Bersama tim berjulukan Pangeran Biru ini, pemain berusia 37 tahun itu hanya bertahan semusim dengan membukukan 29 pertandingan dan mengoleksi sembilan kartu kuning.
Selain Persib, Borneo FC juga mendatangkan alumnus Piala Dunia. Dia adalah Shane Smeltz, penyerang Selandia Baru di Piala Dunia 2010.
Namun, karier Smeltz tidak begitu cemerlang di Borneo FC. Pemain kelahiran Jerman itu cuma bisa mengoleksi lima gol dari 20 pertandingan.
Alumnus Piala Dunia terakhir yang berkancah di Liga Indonesia adalah Peter Odemwingie. Bersama Nigeria, dia dua kali mencicipi Piala Dunia, 2010 dan 2014.
Odemwingie bergabung dengan Madura United pada 2017. Serupa seperti Essien dan Smeltz, mantan pemain Stoke City ini juga hanya bertahan semusim.
Dari 23 penampilan bersama Madura United, torehannya terbilang produktif. Pemain kelahiran Uzbekistan ini mencatatkan 15 gol.
Baca Juga
BRI Liga 1: Kendala Ini Bisa Halangi Persik Menang di Laga Kandang Terakhir Putaran Pertama Melawan Semen Padang
Jelang Hadapi Filipina, Shin Tae-yong Beri Satu Kewajiban yang Harus Dijalani Pemain Timnas Indonesia
Meski Kalah di Vietnam, Timnas Indonesia Sudah Bermain Lebih Baik dan Diprediksi Tembus Semifinal Piala AFF 2024